Tidak Ada Yang Langsung Bebas, 21 WBP Buddhis di Jatim Terima Remisi Khusus Waisak


Tidak Ada Yang Langsung Bebas, 21 WBP Buddhis di Jatim Terima Remisi Khusus Waisak REMISI - Hari Raya Waisak punya arti penting bagi umat Buddha, termasuk bagi 21 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Buddhis di Jatim yang mendapatkan remisi khusus Waisak, Minggu (15/05/2022).

Surabaya (republikjatim.com) - Hari Raya Waisak punya arti penting bagi umat Buddha. Termasuk bagi 21 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) buddhis di Jatim. Mereka mendapatkan remisi khusus waisak.

Jumlah warga binaan yang mendapat remisi khusus waisak itu, sesuai dengan usulan dari Kanwil Kemenkumham Jatim. Lapas Surabaya menjadi Lapas yang paling banyak menyumbangkan warga binaan yang mendapatkan remisi. Ada enam orang warga binaan dari Lapas yang dipimpin Jalu Yuswa Panjang itu.

Disusul Lapas I Malang dan Lapas Perempuan Malang yang masing-masing punya empat dan tiga warga binaan yang mendapatkan remisi.

"Tidak ada penyerahan secara simbolis, SK diserahkan di masing-masing Satker secara sederhana," ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim, Zaeroji kepada republikjatim.com, Minggu (15/05/2022).

Menurut Zaeroji, seluruh warga binaan mendapatkan remisi khusus I Waisak. Artinya, tidak ada yang langsung bebas. Remisi yang diberikan paling rendah 15 hari, paling lama dua bulan.

"Paling banyak mendapat remisi sebulan. Yakni tercatat ada sebanyak 12 orang," imbuhnya.

Selain itu, dari 21 orang WBP itu, 16 orang WBP diantaranya terjerat kasus narkotika. Sisanya merupakan WBP merupakan pelaku tindak pidana umum.

"Mereka saat ini sedang menjalani pembinaan di sembilan Lapas dan Rutan se-Jatim," tegasnya.

Sementara Zaeroji mewanti-wanti agar para penerima remisi tetap berkelakuan baik selama menjalani sisa masa pidana. Selain itu, juga harus aktif mengikuti pembinaan baik rohani maupun keterampilan.

"Karena, jika selama sisa pidana berbuat indisipliner, maka bisa saja hak untuk memperoleh remisi dicabut," tandasnya. Kem/Hel/Waw