Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Ponorogo Penceramah Kultum dan Penjual Kaos Kaki


Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Ponorogo Penceramah Kultum dan Penjual Kaos Kaki KONTRAKAN - Kondisi rumah kontrakan BTK (42) terduga jaringan teroris di Blok CC Perumahan Grisimai, Kelurahan Mangunsuman, Kecamatan Siman, Ponorogo, Senin (01/07/2019).

Ponorogo (republikjatim.com) - BTK (42) warga Prambanan, Kabupaten Klaten, Jateng yang ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 di JL Raya Ponorogo adalah penceramah Kuliah Umum (Kultum) dan penjual kaos kaki. Dia kontrak dan bermukim di Blok CC Perumahan Grisimai, Kelurahan Mangunsuman, Kecamatan Siman, Ponorogo.

Warga pun dikagetkan adanya salah satu warganya yang ditangkap tim Densus 88 di JL Raya Sampung - Winogiri, Desa Pohijo, Kecamatan Sampung, Ponorogo, Mingu (30/06/2019. Hal ini lantaran BTK dikenal sangat baik dan familiar ke warga sekitar kontrakannya.

"Dia disini kontrak rumah. BTK sesuai KTP dan KK yang ada diarsipkan RT merupakan warga Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah," kata Ketua RT 18, RW 06, Perumahan Grisimai, Zainuddin.

Lebih jauh, pria 43 tahun ini mengaku kaget atas peristiwa penangkapan itu. Alasannya selama mengontrak rumah di perumahan itu, BTK tidak pernah menunjukkan keanehan yang mengarah masuk jaringan teroris. Apalagi BTK hanya bekerja sebagai penjual kaos kaki.

"Sebenarnya kalau dilingkungan kami tidak ada kegiatan yang mencolok menunjukkan kalau dia teroris. Karena orangnya baik di lingkungan. Dia juga mau kerja bakti dan kegiatan sosial lain juga aktif dan membaur dengan warga lainnya. Misalnya seperti saat penyembelihan hewan kurban," imbuhnya.

Zainuddin menceritakan jika BTK berasal dari Jateng dan menetap di Perumahan Grisimai sudah 3 tahun lalu. Menurutnya, BTK berasal dari Kelurahan Kemudu, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Dia kontrak di Perumahan Grisimai 2 tahun di selatan dan setahun ini di utara (Blok CC) itu.

"Kebetulan saya Ketua RTnya sejak 3 bulan terakhir," tegasnya.

Selama ini, kata Zainuddin orang yang ditangkap Densus 88 itu, kesehariannya selain sebagai penjual kaos kaki juga penceramah Kultum di masjid setiap hari seusai salat Magrib. Isinya kebanyakan membahas hadist-hadist.

"BTK tinggal disini bersama istri dan keempat anaknya yang masih kecil - kecil. Yang paling besar masih kelas lima SD, yang kedua kelas 3 SD dan dua masih balita," katanya.

Bagi Zainuddin untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan di Perumahan Grisimai setiap ada warga baru harus setor foto kopi KTP dan KK.

"Dari dulu sudah diantisipasi untuk orang baru agar menyetorkam identitas resmi. Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Makanya kami kaget kok dia ditangkap diduga masuk jaringan teroris," ungkapnya.

Sementara Kapolres Ponprogo, AKBP Radiant saat dikonfirmasi usai ziarah di TMP Ponorogo menegaskan pihaknya sudah melakukan sosialisasi kewaspadaan. Peningkatan kewaspadaan itu melalui Babhinkamtibmas dan 4 pilar untuk mempersempit dan dekteksi gerak jaringan terorisme.

"Kewaspadaan terhadap warga baru di lingkungan masing - masing harus dideteksi lebih dini," tandasnya. Ami/Waw