Smamda Sidoarjo Tuan Rumah Pertukaran Pelajar dan Guru dengan Thailand


Smamda Sidoarjo Tuan Rumah Pertukaran Pelajar dan Guru dengan Thailand SAMBUT - Smamda Sidoarjo menyambut program kerjasama pertukaran pelajar dengan Lopburi Collage Of Agriculture and Technology, Petehabun Collage Of Agriculture and Technology, Kunramvittaya School Thailand serta sejumlah SMA lainnya, Selasa (26/03/2019).

Sidoarjo (republikjatim.com) - SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menggelar kegiatan pertukaran pelajar dan guru dengan lembaga sekolah yang ada di Thailand. Kerjasama antar sekolah dan antar negara itu digelar di Smamda Sidoarjo sebagai tuan rumahnya.

Kerjasama untuk meningkatkan kapasitas sekolah ini bukan hanya dilaksanakan Smamda Sidoarjo. Akan tetapi sejumlah sekolah lainnya juga mengikuti kerjasama itu. Diantaranya SMAN 10 Malang, SMAN 1 Lamongan, SMAN 20 Surabaya, serta SMA Al Islamiyah Tanggulangin, Sidoarjo.

Kerjasama pelajar dan guru ini langsung ditandai dengan penyambutan kehadiran guru dan pelajar dari Thailand sekaligus penandatanganan MoU yang digelar di Smamda Sidoarjo. Diantaranya Lopburi Collage Of Agriculture and Technology, Petehabun Collage Of Agriculture and Technology, dan Kunramvittaya School Thailand.

"Pertukaran pelajar dan guru ini poinnya ada 3. Yakni soal bahasa, budaya dan kesenian. Bagi kami Indonesia dan Thailand memiliki budaya yang berbeda meski sama-sama serumpun," terang Kepala Kunramvittaya School Thailand, Pratuan Kumdjudpai didampingi penterjemahnya Maneerat Rattanarphoi kepada republikjatim.com, Selasa (26/03/2019) usai tanda tangan MoU.

Karena itu, lanjut Pratuan meski baru disambut di Smamda pihaknya bisa mendapatkan pengalaman yang berbeda. Terutama setelah mendapatkan suguhan berbagai budaya dan kesenian yang ditampilkan siswa dan siswi Smanda.

"Kami mendapatkan banyak pengalaman baru setelah pertemuan dan kerjasama ini. Kehadiran kami ke Smamda ini tindaklanjut dari MoU yang sudah dilaksanakan sejak Januari 2019 lalu," tegasnya.

Sementara Kepala Smamda, Wigatiningsih menegaskan kerjasama dengan Thailand ini dalam rangka peningkatan kemampuan dan pengembangan sekolah masing-masing yang terlibat pertukaran pelajar dan guru. Kunjungan ini merupakan tindaklanjut dari kunjungannya beberapa bulan lalu ke Thailand sekaligus menandatangani kerjasama.

"Kebetulan saja Smamda menjadi lokasi penyambutan program pertukaran pelajar dan guru dengan Thailand ini. Karena itu selama sebulan ke depan para tamu dari luar negeri ini harus terlayani dengan baik," pintahnya.

Bagi Wigati, kerjasama ini bakal banyak manfaatnya bagi antara lembaga sekolah maupun antar masing-masing negara. Diantaranya dapat menambah wawasan guru dan pelajar di bidang bahasa, budaya serta nilai-nilai positif yang diterapkan dalam proses belajarmengajar sehari-hari. Apalagi di abad 21 ini para siswa dituntut belajar konsep 4C. Yakni critical thinking, creativity, communication and collaboration.

"Di era digital ini tidak ada jarak antar negara. Oleh karenanya komunikasi dan informasi bisa cepat disampaikan. Sehingga komunikasi dan kolaborasi tidak hanya bisa dilakukan di lingkungan sekolah saja, tapi juga diluar sekolah, luar kota, luar propinsi dan bahkan antar bangsa serta antar negara," paparnya.

Oleh karena itu, kata Wigati kesusksesan itu bergantung banyak pihak dan campur tangan banyak pihak. Karenanya dibutuhkan komunikasi, kerjasama, dan kolaborasi dengan pihak lain disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang bakal dicapai.

"Karena itu kerjasama ini kami anggap penting bagi pengembangan pelajar dan guru baik secara individual maupun secara kelembagaan," tandasnya. Waw