Siswa dan Siswi Smamita Sidoarjo Antusias Saat Dibekali Cara Merawat Jenazah


Siswa dan Siswi Smamita Sidoarjo Antusias Saat Dibekali Cara Merawat Jenazah RAWAT JENAZAH - Siswa dan siswi kelas X, XI dan XII SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo Jawa Timur mengikuti Darul Arqom salah satu materinya soal perawatan jenazah, Jumat (14/04/2023).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Ratusan siswa dan siswi Kelas X, XI dan XII SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo, Jawa Timur mengikuti Darul Arqom sejak Rabu hingga Jumat (14/04/2023). Salah satu kegiatan dalam acara itu, yakni merawat jenazah yakni mulai dari cara memandikan, mengkafani, mensalatkan hingga menyemayamkan (menguburkan) jenazah.

Wakasek Ismuba Smamita, Miftahul Jannah mengatakan kegiatan ini dikemas dengan tema Ramadhan Menguatkan Keimanan dan Meningkatkan Kreativitas Pemuda Islami. Kegiatan ini meliputi mandi janabah, praktek melihat hilal (rukhyatul hilal dan hisab), perawatan jenazah mulai dari memandikan, mengkafani hingga menguburkan, Gerakan Wakaf 1.000 Al Quran, Gerakan Peduli Aksara Hijaiyyah, Safari Ramadhan Baksos Ramadhan dan Penyaluran Zakat Fitrah.

"Semua kegiatan itu diselesaikan dalam waktu tiga hari sejak hari Rabu, Kamis hingga Jumat hari ini," ujar Miftahul Jannah kepada republikjatim.com, Jumat (14/04/2023).

Untuk materi mandi janabah (junub) disampaikan Pengawas Kemenag Jatim, Samsoni. Dirinya menjelaskan ata cara mandi janabah yakni dimulai dari mencuci kedua tangan, kemudian mencuci farji (kemaluan) dengan tangan kiri. Setelah itu, dituntunkan pula mencuci tangan kiri dengan tanah atau cukup digantikan dengan sabun mandi. Berikutnya, berwudlu seperti wudlu untuk shalat dan kemudian menyiram air ke kepala secara merata (keramas) sambil menguceknya sampai ke dasar kulit kepala.

"Bagi wanita yang berambut panjang, kalau merasa kerepotan maka bisa menggelung rambutnya. Kemudian menyiramnya dengan air. Berikutnya menyiramkan air ke seluruh badan (mandi) sampai rata dimulai dari kanan kemudian kiri. Diakhiri dengan mencuci kaki," ungkap Samsoni.

Sedangkan materi Falak (Ru’yatul Hilal dan Hisab) disampaikan salah satu dosen UINSA, Adi Damanhuri. Menurutnya, cara melihat hilal dengan menggunakan terong bintang pantul. Hal ini dilaksanakan di rooftop lantai 8 Smamita. Menurutnya, hisab hakiki yang digunakan Muhammadiyah harus disertai dengan terpenuhinya kriteria wujudul hilal. Kriteria wujudul hilal yaitu menentukan tanggal 1 bulan baru Khamariah berdasarkan hisab tanpa batasan tertentu. Baginya yang penting hilal sudah wujud (terlihat). Selanjutnya dengan menggunakan metode Hisab Hakiki kriteria Wujudul Hilal.

"Bulan baru Khamariah dinyatakan masuk kalau terpenuhi tiga syarat pada hari ke 29 bulan berjalan saat matahari terbenam. Tiga kriteria ini diantaranya terjadi ijtimak bulan-matahari, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari dan bulan berada di atas ufuk atau belum terbenam pada saat matahari terbenam (walaupun jarak terbenamnya hanya satu menit atau kurang dari itu). Kalau salah satu dari tiga syarat itu tidak terpenuhi, maka bulan yang berjalan digenapkan menjadi 30 hari. Sementara itu, bulan baru dinyatakan dimulai dua hari setelahnya," tegasnya.

Sementara dalam materi perawatan jenazah disampaikan salah seorang pegawai Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang, Mukti. Dia menjelaskan cara merawat jenazah mulai dari memandikan, mengkafani hingga menguburkan jenazah. Menurutnya, cara mengkafani jenazah yakni dimulai (1) Kain kafan harus sudah disiapkan setelah selesai memandikan jenazah dan menghandukinya. Mengkafani jenazah hukumnya wajib dan hendaklah kain kafan itu dibeli dari harta mayit. Hendaklah didahulukan membeli kain kafannya dari melunaskan hutangnya.

Kemudian menunaikan wasiatnya dan membagi harta warisannya. Jika mayit tidak memiliki harta, maka keluarganya boleh menanggungnya. (2) Mengkafani jenazah dengan dibentangkan tiga lembar kain kafan, sebagiannya di atas sebagian yang lain. Kemudian didatangkan jenazah yang sudah dimandikan. Lalu diletakkan di atas lembaran-lembaran kain kafan itu dengan posisi telentang. Kemudian, didatangkan hanuth yaitu minyak wangi (parfum) dan kapas. Lalu kapas itu dibubuhi parfum dan diletakkan di antara kedua pantat jenazah serta dikencangkan dengan secarik kain di atasnya (seperti melilit popok bayi).

"Kemudian sisa kapas yang lain yang sudah diberi parfum diletakkan di atas kedua mata, kedua lubang hidung, mulut, kedua telinga dan di atas tempat-tempat sujudnya. Yakni dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, ujung-ujung jari kedua telapak kaki dan pada kedua lipatan ketiak, kedua lipatan lutut serta pusarnya. Dan diberi parfum pula antara kafan-kafan tersebut, juga kepala jenazah," urainya.

Selanjutnya, lembaran pertama kain kafan dilipat dari sebelah kanan dahulu. Baru kemudian yang sebelah kiri sambil mengambil handuk (kain) penutup auratnya. Menyusul kemudian, lembaran kedua dan ketiga, seperti halnya lembaran pertama. Kemudian menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulunglah lebihan kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya serta dilipat ke atas wajahnya dan ke atas kakinya (ke arah atas).

"Hendaklah ikatan tali itu dibuka saat dimakamkan. Dibolehkan mengikat kain kafan dengan enam utas tali atau kurang dari itu. Sebab maksud pengikatan itu sendiri agar kain kafan itu tidak mudah lepas (terbuka)," jelasnya.

Sementara salah seorang siswi Kelas X IPA 3, Nadhifa Syakira mengakui sebenarnya materi ini bukan kali pertama diikutinya. Bahkan dirinya mengikuti kegiatan darul arqam setiap tahun. Akan tetapi, kegiatan kali ini betul-betul darul arqam menguras tenaga dan emosi.

"Sebelumnya saya merasa kegiatan darul arqam ini akan berjalan dengan membosankan. Tetapi ekspektasi saya sangat jauh dengan realita. Pembawa acara serta para pemateri berhasil membawa suasana hingga darul arqam terasa menyenangkan dan banyak lagi contoh lainnya," paparnya.

Selain itu, lanjut Nadhifa dari kegiatan darul arqam ini juga bisa banyak mengambil pelajaran serta pengalaman baru yang sebelumnya belum diketahui para siswa dan siswi.

"Terima kasih Smamita yang sudah membuat kegiatan yang begitu bermanfaat untuk seluruh siswa dan siswinya, khususnya siswa kelas X," tandasnya. Zal/Waw