Sipraja Pangkas Birokrasi di Sidoarjo, Gus Muhdlor Raih Penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Kemenpan RB


Sipraja Pangkas Birokrasi di Sidoarjo, Gus Muhdlor Raih Penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Kemenpan RB PENGHARGAAN - Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menerima penghargaan dari Menpan RB Abdullah Azwar Anas atas pelayanan publik online Sipraja yang masuk TOP 45 Inovasi Pelayanan Publik di Jakarta, Selasa (06/12/2022).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali berkomitmen mengedepankan birokrasi berbasis digital dalam melayani masyarakat. Salah satunya, dengan menerapkan aplikasi pelayanan publik online Sipraja di semua desa/kelurahan, kecamatan dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemkab Sidoarjo.

Upaya Pemkab Sidoarjo menghadirkan layanan digital Sipraja ini mendapat apresiasi dan penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Terbaik Nasional dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Penghargaan diserahkan langsung Menpan RB Abdullah Azwar Anas kepada Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali di Jakarta, Selasa (06/12/2022).

Sipraja menjadi aplikasi yang dibuat untuk memudahkan warga Sidoarjo dalam mengurus berbagai surat maupun administrasi kependudukan dengan berbasis online. Semua urusan yang menjadi kewenangan desa, kecamatan dan OPD terkait bisa diurus secara online. Sipraja dianggap Kemenpan RB sebagai inovasi yang berdampak langsung pada pelayanan masyarakat karena mempercepat layanan dan memangkas meja birokrasi.

Kemenpan RB saat ini tengah menerapkan indikator penilaian pelayanan publik dengan membuat Reformasi Birokrasi (RB) Tematik. Diantaranya RB Pengentasan Kemiskinan, RB Investasi dan RB Digitalisasi Administrasi Pemerintahan. Aplikasi Sipraja yang dikembangkan Pemkab Sidoarjo ini tujuannya untuk memotong meja birokrasi serta memudahkan masyarakat dalam mendapatkan layanan pemerintah dengan mudah dan cepat. Inovasi Sipraja ini masuk dalam RB Digitalisasi Administrasi Pemerintahan.

Menpan RB, Abdullah Azwar Anas mengatakan instansinya saat ini mengambil tema penerapan sistem birokrasi yang berdampak langsung yang bisa dirasakan masyarakat. Hal itu, dilakukan sebagai upaya untuk mendorong percepatan reformasi birokrasi dan pelayanan publik di semua kementerian, lembaga dan instansi pemerintah.

"Mewujudkan pelayanan yang lebih cepat, transparan dan pelayanan yang murah atau efisien itu tujuan utamanya," ujar Abdullah Azwar Anas.

Mantan Bupati Banyuwangi ini menilai perkembangan digitalisasi tidak terelakkan. Karena dengan digitalisasi kerja birokrasi lebih efektif dan efisien. Anas berharap lembaga ataupun daerah yang memiliki inovasi terbaik yang masuk dalam Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2022 bisa menularkan kepada daerah lain untuk bisa dicontoh dan direplikasi.

"Mudah-mudahan daerah yang mendapat penghargaan bisa menularkan ke daerah lain yang belum mendapatkan pada kesempatan ini. Untuk menuju penghargaan ini sangat rigid penilaiannya, indikatornya jelas dan pelayanan birokrasi yang membawa dampak langsung pada masyarakat," papar Azwar Anas.

Sementara Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali usai menerima penghargaan menyampaikan perbaikan dan evaluasi kinerja birokrasi dalam mewujudkan pelayanan publik yang ideal tidak boleh berhenti. Meski Pemkab Sidoarjo telah menerima penghargaan Top 45 dari Kemenpan RB.

"Kita tidak boleh berpuas diri atas capaian ini. Justru ini menjadi cambuk kita semua yang ada di birokrasi untuk lebih meningkatkan lagi kinerja pelayanan publik yang betul-betul kemudahannya itu bisa dirasakan masyarakat," tegas Bupati muda yang akrab disapa Gus Muhdlor ini.

Selain itu, Bupati alumni Fisip Unair Surabaya ini menegaskan melayani masyarakat sangatlah dinamis. Karena itu, digitalisasi harus dibangun untuk menuju pelayanan publik yang ideal dan Pemkab Sidoarjo sudah menuju tahap itu. Karena itu dirinya mendorong jajarannya agar tidak berhenti pada inovasi Sipraja saja. Alasannya, masih banyak bidang pelayanan yang bisa didukung dengan sistem digitalisasi itu.

"Inovasi tidak boleh berhenti. Kalau kita kalah cepat tidak mengikuti perkembangan zaman, maka sistem yang kita bangun ini cepat usang. Birokrasi harus dinamis dan membuka diri dengan perkembangan digitalisasi yang ada sekarang ini," pungkas Bupati alumni SMAN 4 Sidoarjo ini. Hel/Waw