Sidoarjo Siap Jadi Kota Budaya Layaknya Yogyakarta, Gus Muhdlor Apresiasi Festival Seni Munali Patah


Sidoarjo Siap Jadi Kota Budaya Layaknya Yogyakarta, Gus Muhdlor Apresiasi Festival Seni Munali Patah PENUTUPAN - Ketua Dewan Kesenian Sidoarjo Ali Aspandi dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali memberikan penghargaan kepada 5 seniman dalam penutupan Festival Seni Munali Patah di halaman parkir MPP Sidoarjo, Sabtu (11/09/2022) malam.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Festival Seni Munali Patah yang digelar di halaman parkir Mall Pelayanan Publik (MPP) JL Lingkar Timur Sidoarjo telah selesai. Kegiatan yang dibuka seminggu lalu atau pada 4 September ini, resmi ditutup Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Sabtu (10/09/2022) malam.

Bupati Sidoarjo yang akrab disapa Gus Muhdlor mengapresiasi festival itu. Menurutnya penyelenggaraan festival seni menjadi penguat lokal wisdom (kearifan lokal) yang ada di Sidoarjo. Seperti festival seni Munali Patah yang diselenggarakan kali ini.

"Apa pun yang terjadi, siapa pun orangnya, kesenian Sidoarjo tidak boleh mati," ujar Gus Muhdlor saat penutupan.

Selain itu, Gus Muhdlor menjelaskan local wisdom menjadi jati diri daerah yang wajib untuk terus dijunjung. Karena, kearifan lokal menjadi arah dan jati diri menjadi kabupaten yang kuat.

"Saya berharap dalam momentum kali ini jangan hanya menjadi festival Munali Patah saja, tetapi yang perlu dipikirkan meMunali Patahkan Sidoarjo ke depan lewat karya-karya dan peninggalan beliau (Munali Patah)," pintah alumni Fisip Unair Surabaya ini.

Selain itu, Gus Muhdlor meminta para pelaku seni dan budaya dapat terus menghidupkan peninggalan Munali Patah. Karya-karya Munali Patah harus terus dikenalkan kepada masyarakat. Pelaku seni budaya juga diharapkan tidak pantang menyerah dan terus menerus berinovasi.

"Tanpa itu semua kita akan tergulung zaman. Makanya inovasi itu sangat penting," tegas alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.

Sementara Ketua Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) Ali Aspandi menilai Sidoarjo memiliki tokoh seniman besar seperti Munali Patah. Karena itu, festival Seni Munali Patah kali ini diselenggarakan untuk mengenang jasanya dalam memajukan seni budaya di Sidoarjo. Karya Munali Patah yang saat ini masih dilestarikan masyarakat Sidoarjo adalah tari remo.

"Tari Remo ini cukup terkenal tidak hanya di Sidoarjo, tapi di Jawa Timur dan juga nasional. Kami ingin mengabadikan nama Munali Patah dalam even ini agar tetap dikenang," ungkapnya.

Ali Aspandi memaparkan festival seni Munali Patah juga untuk mewujudkan Kabupaten Sidoarjo sebagai kota budaya. Menurutnya Dewan Kesenian Sidoarjo menginginkan Kabupaten Sidoarjo dapat dinyatakan sebagai kota budaya. Baginya Sidoarjo layak dikatakan sebagai kota budaya seperti halnya Jogja.

"Secara tipikal budaya dan historis Kabupaten Sidoarjo hampir sama dengan Jogja. Melalui rapat kerja Dewan Kesenian Sidoarjo merekomendasikan Kabupaten Sidoarjo sebagai Kota Budaya," paparnya.

Namun lanjut Ali Aspandi untuk menjadikan Kabupaten Sidoarjo sebagai kota budaya diperlukan dukungan semua pihak. Bukan hanya dari Dewan Kesenian Sidoarjo saja.

"Tetapi, juga dukungan seluruh stakeholder di Kabupaten Sidoarjo," tandasnya.

Dalam penutupan festival seni itu diberikan penghargaan kepada lima seniman dan budayawan Sidoarjo berprestasi. Pemberian penghargaan terbagi dalam beberapa kategori. Diantaranya kategori tokoh diberikan kepada almarhum Bambang Edy Sunarwan yang disampaikan kepada istrinya, kategori pelopor disandang Gatot Kitranggono, kategori pencipta berikan Sentot Usdek serta kategori pelestari diberikan kepada Ki Dalang Didik Iswandi dan kategori muda kreatif dan inovatif disematkan kepada Murlan S.Sn. Penghargaan itu diserahkan Ketua Dewan Kesenian Sidoarjo dan Bupati Sidoarjo. Hel/Waw