Ruwah Desa Sidokepung, Gus Muhdlor Ajak Warga Sidoarjo Guyub dan Rukun Pertahankan Kesenian Wayang


Ruwah Desa Sidokepung, Gus Muhdlor Ajak Warga Sidoarjo Guyub dan Rukun Pertahankan Kesenian Wayang RUWAH - Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali berharap kebudayaan lokal wayang tidak luntur ditelan zaman saat acara Ruwah Desa Sidokepung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Kamis, (07/03/2024) malam.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Kesenian wayang kulit sudah menjadi budaya nusantara. Banyak nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) yang di dalamnya hasil dari kebudayaan leluhur.

Karena itu, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali berharap kebudayaan lokal yang ada tidak luntur ditelan zaman. Bahkan, masyarakat diminta lebih menambah kecintaannya terhadap budaya wayang kulit.

"Kesenian wayang kulit seperti ini banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang sesuai dengan karakter bangsa. Untuk itu, sudah seharusnya kita lestarikan agar tidak luntur tergerus zaman. Kebudayaan lokal khususnya di Sidoarjo harus tetap dilestarikan," ujar Bupati muda yang akrab disapa Gus Muhdlor saat menghadiri pagelaran wayang kulit semalam suntuk dalam rangka Ruwah Desa Sidokepung Kecamatan Buduran, Kamis, (07/03/2024) malam.

Gus Muhdlor menjelaskan pagelaran wayang kulit seperti ini akan menambah kecintaan lokal wisdom. Karena itu, pertunjukan budaya semacam ini dapat lebih disemarakkan lagi. Dengan begitu budaya asli nusantara tidak akan pernah hilang di tengah-tengah masyarakat. Generasi muda juga akan mengetahui budaya merupakan jati diri bangsa.

"Kami tidak ingin wong Jowo ilang Jowone, wong Sidoarjo kelangan wayang asli Sidoarjo. Termasuk yang akan ditampilkan ini nanti," pinta Bupati alumni Fisip Unair Suaranya ini.

Selain itu, Gus Muhdlor menekankan untuk mendorong desa maupun masyarakat Sidoarjo tetap melestarikan budaya wayang kulit. Putra KH Agoes Ali Masyhuri ini, meminta pagelaran wayang kulit asli Sidoarjo dapat ditampilkan saat menggelar hajatan. Harapannya, salah satu budaya asli Sidoarjo dapat tetap lestari di tengah gempuran zaman.

"Mau tidak mau, suka tidak suka wong Sidoarjo, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, kecamatan dan desa harus gelem ngurip-nguripi budaya asli Sidoarjo ini," tegas Bupati alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.

Sementara itu, Gus Muhdlor juga menyampaikan acara ruwah desa semacam ini menjadi bentuk rasa syukur terhadap sang pencipta. Kegiatan keagamaan yang menjadi rangkaian kegiatan ruwah desa akan menjauhkan Desa Sidokepung dari marabahaya dan bencana. Warganya juga akan semakin guyub dan rukun dalam membangun desanya. Bahkan, tidak terputus komunikasi antar anggota keluarga dan masyarakatnya.

"Semoga ruwah desa dan tasyakuran ini, membuat warga Sidokepung barokah serta semakin guyub dan rukun serta diberi kelapangan dada untuk lebih mencintai desanya. Jangan sampai kepaten obor (terputus komunikasi antar keluarga)," tandasnya. Hel/Waw