Ratusan Siswa Smamda Sidoarjo Kampanyekan Tolak Valentine Day


Ratusan Siswa Smamda Sidoarjo Kampanyekan Tolak Valentine Day TOLAK - Ratusan siswa dan siswi Smamda Sidoarjo beraksi mengkampanyekan tolak Valentine Day dengan orasi bebas dan membeberkan sejumlah spanduk penolakan, Rabu (14/02/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Ratusan siswa dan siswi SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menggelar aksi, Rabu (14/02/2018). Mereka mengkampanyekan penolakan terhadap perayaan Valentine Day. Hal ini selain disebabkan budaya bukan berasal dari budaya muslim juga bertentangan dengan etika pelajar.

Dalam aksinya itu, selain berorasi bebas mereka juga mengusung sejumlah sepanduk penolakan berukuran besar dan sedang. Sejumlah penolakan itu diantaranya Setuju No Valentine, Manisnya Coklat Perangkap Setan, Im Moslem Say No To Valentine, Say No To Valentine, Im Moslem Not Celebrate, dan Pelajar Cerdas Berani Tegas Tolak Valentine.

"Kami mengajak seluruh pelajar Indonesia menolak dan tidak merayakan valentine day. Lebih baik diubah menjadi Hari Peduli Moral Bangsa Indonesia," terang Ketua PR IPM periode 2018-2019, Razif Abdillah kepada republikjatim.com, Rabu (14/02/2018).

Lebih jauh, pelajar Kelas XI IPS 1 Smamda ini mengungkapkan selama ini ada 365 hari. Akan tetapi mengapa harus ada hari kasih sayang hanya sehari. Padahal, hidup setiap hari harus dipenuhi kasih sayang.

"Faktanya sekarang hari kasih sayang lebih ke arah negatif perayaannya. Cenderung ke pasangan dan kekasih yang bukan muhrimnya. Kan lebih baik ke dicurahkan ke orangtua kasih sayang itu. Kami ajak seluruh pelajar tolak hegemoni valentine day dan memunculkan hegemoni baru penyelamatan moral bangsa," imbuhnya.

Hal yang sama disampaikan, Saidah Basyam. Pelajar putri ini selain menyampaikan orasi dan puisi juga mengajak seluruh kaum perempuan terutama pelajar jangan sampai kasih sayangnya ditukar dengan coklat atau durian.

"Karena martabat perempuan sangat mulia di mata Allah dan warga," pungkasnya.

Sementara aksi penolakan valentine day itu digelar di halaman sekolah. Kemudian kampanye penolakan itu dilanjutkan di pintu masuk sekolah favorit itu yang ada di pinggir jalan raya utama Sidoarjo - Porong itu. Waw