Ratusan Anggota PKK Diajak Mengembangkan Motif Batik Sidoarjo


Ratusan Anggota PKK Diajak Mengembangkan Motif Batik Sidoarjo MOTIF BATIK - Wakil Ketua I TP PKK Sidoarjo, Ida Nur Ahmad Syaifuddin mengajak ratusan anggota PKK mengembangkan motif batik dipandu Nurul Huda di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo, Kamis (19/04/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sebanyak 100 orang anggota PKK Kabupaten Sidoarjo dilatih mengembangkan motif batik Sidoarjo. Para ibu ini dipandu langsung pemilik Rumah dan Workshop Batik Tulis Halus Al-Huda Sidoarjo. Pelatihan ini dibuka Wakil Ketua I TP PKK Sidoarjo, Ida Nur Ahmad Syaifuddin di Pendopo Delta Wibawa, Sidoarjo.

Ida Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan pelatihan pengembangan motif batik ini sebagai upaya untuk melestarikan batik tulis Sidoarjo. Selain itu pelatihan juga untuk lebih mengenalkan desain maupun motif batik khas Sidoarjo. Ida merasa masih banyak masyarakat Sidoarjo yang belum mengenal desain maupun motif batik Sidoarjo. Oleh karenanya, TP PKK Sidoarjo menyelenggarakan pelatihan pengembangan motif batik ini.

"Tujuan pelatihan agar kita lebih mengenal bagaimana desain, motif dan ciri khas batik Sidoarjo. Karena batik merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan," terangnya kepada republikjatim.com, Kamis (19/04/2018).

Menurut Istri Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin ini karena itu, sudah menjadi kewajiban bersama untuk menjaga kelestarian batik Indonesia, khususnya kerajinan batik Sidoarjo. Apalagi, keberadaan batik Sidoarjo sudah sangat tua. Yakni sejak tahun 1675 sudah dikenal masyarakat sampai sekarang keahlian membatik diturunkan secara turun-menurun mencapai tujuh generasi.

"Batik Sidoarjo ini warisan lokal masyarakat Sidoarjo. Ragam hias dan motif batiknya menggambarkan alam Sidoarjo yang melimpah," imbuhnya.

Ida berharap seluruh anggota PKK dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap produk lokal Indonesia. Mereka dapat menjadi pelopor untuk mengajak masyarakat mencintai dan bangga mengenakan produk dalam negeri khususnya produk-produk UKM Sidoarjo.

"Mencintai dan mengenakan produk dalam negeri merupakan perwujudan rasa nasionalisme yang perlu terus ditingkatkan. Melalui kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran bersama untuk selalu mengenakan produk dalam negeri," tegasnya.

Sementara pemilik Rumah dan Workshop Batik Tulis Halus Al-Huda Sidoarjo, Nurul Huda yang menjadi nara sumber menceritakan banyak tentang sejarah batik. Menurutnya, dahulu ada dua jenis batik yang dikenal. Yakni batik pedalaman dan batik pesisir. Batik pedalaman dengan ciri khas berwarna cokelat sedangkan batik pesisir berwarna terang. Batik Sidoarjo sendiri merupakan jenis batik pedalaman. Oleh karenanya saat itu batik khas Sidoarjo berwarna cokelat.

"Tetapi seiring perkembangan Sidoarjo, warna batik Sidoarjo berwarna terang seperti batik saat ini. Hal ini dipengaruhi masyarakat Madura yang merupakan wilayah pesisir. Masyarakat Madura yang saat itu banyak menjadi pedagang di Sidoarjo menjadi konsumen dominan batik Sidoarjo," ungkapnya.

Sedangkan orang Madura, lanjut pria yang akrab dipanggil Huda ini mengingkan batik berwarna terang yang menjadi khas daerahnya sendiri. Oleh karenanya untuk memenuhi permintaan itu dibuatkanlah corak batik Sidoarjo berwarna warni.

"Sebenarnya batik Sidoarjo yang warnanya ngejreng (cerah dan terang) itu kultur dari batik Madura karena secara ekonomi diproduksi paling banyak untuk orang Madura," paparnya.

Tidak hanya itu, lanjut Huda sebelumnya batik Sidoarjo juga bermotif flora fauna. Namun gambar hewan yang diciptakan tidak berkembang. Saat itu kain batik hanya dipakai sebagai sarung maupun jarik.

"Sekarang motif batik Sidoarjo sudah berkembang. Salah satunya motif batik beras tumpah maupun kembang tebu," tandasnya. Waw