Ramaikan PMO, SMAN 4 Sidoarjo Andalkan Sandal, Kaos Anti Bullying, Batik Ecoprint Bunga Asoka dan Kopi Racikan Barista


Ramaikan PMO, SMAN 4 Sidoarjo Andalkan Sandal, Kaos Anti Bullying, Batik Ecoprint Bunga Asoka dan Kopi Racikan Barista PAMERAN - Kepala Dinas Propinsi Jatim, Dr Ir Wahid Wahyudi mengunjungi stan milik SMAN 4 Sidoarjo saat mengikuti Project Management Office (PMO) se Jatim yang diikuti sekolah penggerak se Sidoarjo di Auditorium Smamda, Sidoarjo, Kamis (16/02/2023).

Sidoarjo (republikjatim.com) - SMA Negeri 4 Sidoarjo menjadi salah satu sekolah yang mengikuti pameran pendidikan saat acara Project Management Office (PMO) se Jatim yang diikuti sekolah penggerak se Sidoarjo di Auditorium Smamda, Sidoarjo, Kamis (16/02/2023). Kendati SMAN 4 Sidoarjo menjadi salah satu SMA Negeri di Sidoarjo, akan tetapi sekolah ini mampu menampilkan beberapa karya unggulan para siswanya.

Sejumlah karya siswa yang dipamerkan dalam stan SMAN 4 Sidoarjo yang sempat dikunjungi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jatim, Dr Ir Wahid Wahyudi itu diantaranya berupa produk sandal khas siswa SMAN 4 Sidoarjo. Selain itu, terdapat berbagai desain kaos anti Bullying, batik ekoprint berbahan daun bunga Asoka serta kopi racikan barista Muhammad Farel Agung yang tak lain siswa kelas 12 IPA 2 SMAN 4 Sidoarjo.

"Kalau produk sandal ini diproduksi sendiri para siswa SMAN 4 Sidoarjo. Para siswa dan siswi tidak hanya membuat sandal akan tetapi juga memprosesnya hingga bisa terjual di pasaran," ujar Guru Bahasa Inggris SMAN 4 Sidoarjo, Novia Rina kepada republikjatim.com, Kamis (16/02/2023) kemarin.

Begitu pula dengan kaos desain bertuliskan anti Bullying, kata Novia semua itu juga karyawan para siswa dan siswinya. Menurutnya kaos anti Bullying itu menunjukkan kepada semua bahwa bullying tidak diperkenankan dan tidak diperbolehkan.

"Karena apa pun bentuknya, bullying tidak diperbolehkan karena akan menurunkan kemampuan siswa dalam berkreasi. Tidak hanya itu, siswa dan siswi SMAN 4 Sidoarjo juga memproduksi kaos yang dipakai kembaran," ungkap Novia.

Soal produk batik Ecoprint, kata Novia diambil bahan bakunya dari bunga Asoka. Bunga Asoka dijadikan bahan baku utama batik, karena diambil secara alami tanpa pewarna buatan. Sehingga warna batiknya tidak terlalu mencolok (ngejreng).

"Memang warna batiknya tidak mencolok karena tanpa pewarna buatan. Semua bahan dari daun Asoka dan sudah dipamerkan di berhasil acara. Karena bunga Asoka menjadi salah satu nama asal Desa Suko, Kecamatan Sidoarjo yang menjadi tempat dibangunnya SMAN 4 Sidoarjo. Jadi produk batiknya sangat-sangat alami. Meski demikian ada kain khusus untuk baju dan fashion campuran budaya lokal dan Cina," tegasnya.

Sedangkan siswa kelas 12 IPA 2 SMAN 4 Sidoarjo, Muhammad Farel Agung mengaku sudah mengikuti pelatihan Barista sejak kelas 11 lalu. Menurutnya dirinya sudah senang dengan meracik kopi asli dicampur berbagai bahan. Bahkan sudah punya pengalaman kerja di kafe untuk meracik kopi yang memiliki rasa khas tersendiri.

"Awalnya saya hobi, kemudian semakin tertarik setelah mengikuti pelatihan Barista setahun lalu. Sekarang mau lulus sekolah dan berusaha memiliki usaha kafe milik sendiri," ungkapnya.

Sementara Kepala SMAN 4 Sidoarjo, Dr Imam Jawahir mengakui semua keinginan dan kreativitas siswanya bakal difasilitasinya. Dirinya tidak mau mengekang kebebasan siswa dan siswinya dalam berinovasi dan menciptakan berbagai produk hasil kreativitas baik secara individu maupun kelompok.

"Apa pun kreasi, kreativitas dan inovasi para siswa, semua akan kami bantu pengembangannya dan kami fasilitasi semua agar keinginan siswa terwujud," tandasnya. Hel/Waw