Pengamat : Era Kepemimpinan Gus Muhdlor, Pembangunan di Sidoarjo Banyak Mengalami Perubahan


Pengamat : Era Kepemimpinan Gus Muhdlor, Pembangunan di Sidoarjo Banyak Mengalami Perubahan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali

Sidoarjo (republikjatim.com) - Pengamat pemerintahan dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Fajar Muharram menilai dalam dua tahun terakhir ini, gaya kepemimpinan dan komunikasi publik Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali sudah banyak mengalami perubahan. Dirinya menilai Bupati muda yang akrab disapa Gus Muhdlor ini lebih membuka diri dan lebih banyak mendengar apa saja yang menjadi keluhan warga Sidoarjo.

"Kami melihat komunikasi yang dilakukan Gus Muhdlor ini dengan penataan-penataan yang memang serius. Kami memang bukan timnya Gus Muhdlor, tapi saya melihat cara komunikasi ke atas maupun ke bawah yang kemarin terakhir saya lihat persoalan banjir di Tanggulangin sudah baik. Bahkan mau turun langsung. Istilahnya mengerti sambatnya masyarakat. Termasuk butuhnya apa saja? Ini kira-kira banjir penyebabnya apa, terus Bupati langsung memantau dan ada beberapa permasalahan langsung dieksekusi (dikerjakan)," ujar Fajar Muharram kepada republikjatim.com, Selasa (07/03/2023).

Saat ini, lanjut Fajar sebagai akademisi dirinya melihat sudah banyak perubahan. Bahkan bahasanya sudah tertata dalam komunikasi publik. Sejak resmi menjabat Bupati Sidoarjo pada 26 Februari 2021, Gus Muhdlor lantang menyampaikan komitmennya akan bekerja dan mengabdi untuk Sidoarjo dengan sepenuh pikiran dan tenaganya. Kemudian dibuktikan ke masyarakat dengan membuat sejumlah gebrakan.

"Salah satu gebrakannya menghentikan proyek revitalisasi Gedung Pemkab dan Kantor Bupati Sidoarjo. Bagi Gus Muhdlor proyek revitalisasi gedung pemkab bakal menelan anggaran ratusan miliar itu dinilai masih belum mendesak. Bahkan, dinilai infrastruktur Sidoarjo masih banyak yang harus ditingkatkan. Salah satunya, merampungkan proyek jalan frontage road dan jalan beton," ungkap Fajar.

Hal ini menunjukkan Gus Muhdlor menghitung dengan cermat kemampuan APBD Sidoarjo. Tahun 2021 APBD Sidoarjo ditetapkan melalui rapat paripurna sebesar Rp 5,3 triliun. Dari kekuatan anggaran itu, Gus Muhdlor kemudian membuat keputusan politik tepat. Proyek pembangunan RSUD Krian diubah dari skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) beralih ke APBD Sidoarjo murni.

"Langkah yang diambil bupati muda ini bukan tanpa pertimbangan matang. Dia menghitung dengan cermat kemampuan anggaran dan kebutuhan infrastruktur kesehatan yang oleh warga Sidoarjo barat diharapkan bisa dengan segera terwujud itu. Itu dibuktikan RSUD Barat sekarang sudah beroperasi," tegas dosen Umsida ini. Pekerjaan Rumah (PR) lainnya yang menjadi fokus Gus Muhdlor mengatasi kemacetan di Aloha.

Penyelesaian kemacetan di perlintasan sebidang Krian dan Tarik. Untuk bisa segera merealisasikan pembangunan flyover Aloha Gus Muhdlor bersama tim yang dibentuknya kemudian membangun komunikasi dengan Kementerian PUPR. Selain membangun komunikasi dengan Kementerian PUPR, Gus Muhdlor juga menemui KSAL yang pada waktu itu dijabat Laksamana Yudo Margono untuk membahas pembangunan Flyover Aloha dan frontage road yang berdiri di atas lahan milik TNI AL.

"Komunikasi yang dibangun kurang lebih satu tahun itu akhirnya membuahkan hasil. Kementerian PUPR yakin upaya Bupati Sidoarjo dalam mendukung kelancaran pelaksanaan proyek pembangunan Flyover Aloha. Akhir Desember 2022 lalu, proyek pembangunan sudah dimulai dan ditargetkan selesai 2024. Sedangkan proyek pembangunan Flyover JPL 64 Krian dan JPL 79 Tarik lebih dulu dibangun pada September 2022 lalu," jelasnya.

Cepatnya progress pembangunan jalan Frontage Road juga tidak lepas dari peran Bupati alumni Fisip Unair Surabaya itu. Dalam proses pembebasan lahan Bupati mengedepankan langkah - langkah humanis. Dalam waktu dua tahun sejak 2021 -2022, progres proyek Frontage Road pembangunannya berjalan sangat cepat. Proyek Frontage Road ruas Waru hingga Buduran ditargetkan tuntas akhir Tahun 2024.

"Persoalan klasik di Sidoarjo yang tidak bisa disepelekan adalah jalan macet. Solusinya kalau tidak frontage road, membangun flyover untuk mengurai kemacetan Aloha. Orang-orang yang bekerja di Surabaya sudah tidak mampu lagi beli rumah di Surabaya. Maka mau tidak mau beli rumahnya di Sidoarjo. Akhirnya, yang terjadi pagi berangkat kerja bareng macet dan sore pulang kerja bareng macet. Maka frontage road ini menjadi solusi. Dalam kebijakan publik ada adopsi, persoalan macet ini bisa diselesaikan seperti di Surabaya lewat frontage road," urainya.

Sedangkan program prioritas lainnya yang dirasakan warga Sidoarjo yakni program KURDA Sayang yaitu kredit modal bagi ribuan UMKM Sidoarjo dengan bunga ringan 3 persen pertahun. Bantuan modal usaha bagi ribuan Kelompok Usaha Perempuan (KURMA). Pemkab Sidoarjo juga memfasilitasi kepengurusan izin usaha berupa Nomor Izin Berusaha (NIB) bagi ratusan UMKM naik kelas.

"Program pelatihan kompetensi sebagai bekal persaingan bekerja juga menjadi prioritas. Menjalin perjanjian dan membangun kesepahaman dengan para investor agar mengutamakan tenaga lokal lebih diprioritaskan sudah dilakukan. Salah satunya, di Kawasan industri Jabon. Ratusan warga menerima program bedah rumah dan bedah warung rakyat. Kemudian bantuan makan kepada para dhuafa janda," paparnya.

Program lainnya, yakni beasiswa pendidikan tinggi dan siswa berprestasi. Total lebih dari 2.000 orang menerima manfaat program ini. Penambahan jumlah sekolah SMP Negeri di Tulangan dan Prambon. Penambahan jumlah puskesmas baru dan peningkatan kelas puskesmas dari pustu ke puskesmas utama.

"Termasuk membuka pengaduan respon cepat kegawatdaruratan call center 112," katanya.

Fajar yang merupakan alumni magister ilmu politik Unair Surabaya ini mengingatkan, yang tidak kalah penting harus mendapat perhatian dari pemerintah adalah masalah pengangguran. Menurut Fajar, siapa pun yang menjadi pemimpin Sidoarjo, jika kmasalah penyelesaian persoalan pengangguran ini tidak bisa diselesaikan baginya menjadi 'tabu'. Karena Sidoarjo inidaerah industri, maka tidak ada alasan orang Sidoarjo nganggur, terkecuali orangnya memang malas.

"Sepengetahuan saya Gus Muhdlor sudah membuat kesepakatan.dengan para pengusaha untuk menggunakan tenaga warga lokal di sekitar kawasan industri Jabon. saya lupa angka pastinya, entah 40 atau 60 persen itu harus warga sekitar yang diakomodir. Pola -pola seperti ini yang harus dilakukan untuk meminimalisir angka pengangguran," cetusnya.

Kemudian, lanjut Fajar, dirinya melihat di Sidoarjo yang harus diperhatikan yakni Ruang Terbuka Hijau (RTH). Apalagi, Gedung tinggi sudah banyak, efek rumah kaca terus polusi dan ditambah pohon-pohon sudah mulai banyak yang hilang. Solusinya, memberbanyak RTH dan menanam lebih banyak lagi pohon. RTH ini juga menjadi PR untuk Gus Muhdlor.

"Kecermatan lainnya yang menegaskan Bupati alumni SMAN 4 Sidoarjo ini paham prioritas pembangunan adalah dengan mengalokasi anggaran lebih banyak dialihkan ke pembangunan jalan beton. Jalan yang menghubungkan antar desa dan kecamatan itu, ditarget akan dibeton semua sampai Tahun 2024. Kalau masih belum selesai proyek betonisasi akan dilanjutkan Tahun 2025 sampai selesai," selorohnya.

Dosen Prodi Administrasi Publik, Umsida ini juga sudah melihat ada progres yang bagus dalam dua tahun terakhir ini. Di Sidoarjo persoalan yang paling klasik adalah jalan aspal yang mudah rusak jika memasuki musim hujan. Hal itu sudah mulai dibereskan dengan betonisasi sampai di pelosok-pelosok desa.

"Saya kemarin iseng naik motor dari Tulangan sampai Porong sudah memang banyak yang dibeton. Maksud saya, akses yang dibeton ini akan mempermudah pengembangan sektor ekonomi," urainya.

Sementara dalam kurun waktu 2 tahun terakhir puluhan ruas jalan dibeton. Tahun 2022 ada 17 ruas yang sudah dibeton. Diantaranya Jalan Krian–Kemangsen, Pabean–Ngingas, Wonoayu–Candi Negoro, Panjunan–Suko (dana alokasi khusus), Panjunan–Suko (Desa Masangan Kulon, Sukodono), Krembung–Kepadangan, Semambung–Sedati Gede, Sidorejo–Barengkrajan, Pawindo–Jatikalang, Tulangan–Kepadangan, Kepadangan–Bulang, Simpang tiga Tulangan, Betro–Kalanganyar, Gedangan–Betro, Pilang–Tulangan, Kebonagung–Kemasan, Pabean–Wadungasri.

Kepala Dinas PUBM dan SDA Pemkab Sidoarjo, Dwi Eko Saptono menyampaikan Tahun 2023 ruas jalan yang akan dibeton diantaranya Jalan Raya Desa Banjarsari - Desa Damarsari (Kecamatan Buduran), JL Raya Desa Sukolegok (Kecamatan Sukodono) - Desa Geluran (Kecamatan Taman), Desa Ngingas - Desa Tropodo (Kecamatan Waru), Desa Betro (Kecamatan Sedati) - Desa Damarsi (Kecamatan Buduran), JL Raya Desa Kedondong - Tulangan (Kecamatan Tulangan), JL Raya Desa Durungbedug (Kecamatan Candi) - Desa Sudimoro (Kecamatan Tulangan), Desa Durungbedug (Kecamatan Candi) - Desa Medalem (Kecamatan Tulangan) serta Desa Kedungbanteng - Desa Banjarpanji (Kecamatan Tanggulangin). Selain itu, untuk wilayah barat ada JL Raya Desa Tarik - Mliriprowo (Kecamatan Tarik), Desa Bringinbendo - Desa Tanjungsari (Kecamatan Taman) serta Desa Krembung - Desa Mojoruntut (Kecamatan Krembung). Khusus untuk Jalan Raya Desa Krembung - Desa Mojoruntut ada dua ruas yang bakal dibeton.

"Total ada 12 ruas jalan yang sudah masuk dalam pekerjaan betonisasi hingga akhir Tahun 2023 mendatang," pungkasnya. Hel/Waw (habis)