Pencalonan Muhaimin Jadi Bacawapres Didukung Ratusan Ulama Nusantara


Pencalonan Muhaimin Jadi Bacawapres Didukung Ratusan Ulama Nusantara BACAWAPRES - Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) Muhaimin Iskandar mendapatkan dukungan dari Ulama Nusantara yang hadir dalam pertemuan di Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Desa Lebo, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (31/03/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Pencalonan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar untuk maju menjadi Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) mendapatkan dukungan ratusan kiai dan ulama dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat yang tergabung dalam Ulama Nusantara. Dukungan itu, tertuang dalam acara Silaturrahim Ulama Nusantara di Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Desa Lebo, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (31/03/2018).

Dalam acara yang digagas Pengasuh Pesantren Progresif Bumi Shalawat, KH Agus Ali Mashuri itu, tidak hanya berisi laporan sang Bacawapres, Muhaimin Iskandar. Akan tetapi juga berbagai pandangan dan dialog masa depan NU saat memiliki calon yang berasal dari Kader NU itu. Sejumlah kiai dan ulama yang memberikan pandangan rasional dan pandangan politik jika Muhaimis Iskandar maju menjadi Cawapres itu, diantaranya dikemukakan KH Agus Ali Mashuri, KH Zainuddin Jazuli, KH Anwar Iskandar dan sejumlah kiai dan ulama lainnya.

"Forum ini dalam rangka menyatukan visi yang ada diantara kita. Selama ini jumlah kita (NU) besar, tapi kecil dalam perang. Padahal berdasarkan surveinya NU di nusantara ada 92 juta jiwa. Tapi, selama ini kita (NU) besar di dalam jumlah tapi selalu miskin di dalam perang. Saat ini waktunya NU jangan ikut orang lain lagi dan jangan menjadi tunggangan orang lain lagi. Mari kita guyub rukun mengantar kader kita menjadi calon Wapres," terang KH Agus Ali Mashuri kepada republikjatim.com, Sabtu (31/03/2018).

Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Ali ini saat ini NU berupaya mendorong kadernya mendampingi Calon Presiden (Capres) yang kuat dan calob jadi. Diantaranya adalah Joko Widodo (Jokowi). Oleh karenanya, dalam maju menjadi pimpinan nasional itu, warga NU harus jeli melihat adanya identitas politik dan realitas politik.

"Kalau saat ini yang ada adalah realitas politik Cawapres. Maka harus dipahami ada tujuan antara dan tujuan selanjutnya. Kalau sekarang Cawapres selanjutnya gampang jadi Presiden. Tidak lagi saatnya NU kecil dalam perang karena akan memicu menjadi miskin urusan imamah (kepemimpinan) dan sekarang bukan saatnya ikut orang lain tapi harus mendukung kader NU sendiri yakni Muhaimin Iskandar," imbuhnya.

Hal yang sama disampaikan KH Anwar Iskandar, perwakilan dari Kediri dan sekitar. Menurutnya saat ini, NU harus berinvestasi politik. Pihaknya minta jangan berharap panen di bidang pendidikan, ekonomi dan lainnya kalau tidak berani berinvestasi politik.

"Ini Sunnahtullah. Keinginan tak datang tanpa investasi. Kalau Tahun 2018/2019 dianggap tahun politik, NU menganggap tahun itu sebagai tahun investasi Wapres. Ini demi menyelamatkan negara dari ancaman narkoba, komunis, liberal, korupsi dan lainnya. Kita dukung Cak Imin (Muhaimin Iskandar) karena berasal dari Islam moderat, didukung partai politik yang bergejolak serta dukungan dan kekuatannya sudah terukur," tegasnya.

Hal yang sama disampaikan KH Zainuddin Jazuli. Menurutnya untuk pemenangan Cak Imin KH Agus Ali Mashuri layak dijadikan Komandan Jawa Timur untuk pemenangan Cak Imin. Hal ini agar kekuatan NU bisa terjaga secara utuh dan kekuatannya bisa terukur.

"Jangan sampai mulai resolusi kemerdekaan, jihad ganyang PKI, hingga perjuangan lainnya NU selalu menanamkan dan memperjuangkan NKRI, tapi menanam jasa tak pernah panen," ungkapnya.

Sementara itu, Bacawapres Muhaimin Iskandar menegaskan pencalonan dirinya menjadi Capres berawal dari perintah KH Yusuf Khudori yang memerintahkan seluruh DPC PKB mendukung pencalonan dirinya. Tak berselang lama surat bocor dan diberitakan media massa. Namun saat itu, Gus Ali memerintahkan untuk meneruskan perjuangan pencalonan itu hingga ditindaklanjuti rapat seluruh pimpinan dewan syuro.

"Untuk mencalonkan diri menjadi Capres itu butuh 20 persen suara di DPR RI atau 25 persen suara Pilpres 2014. Tapi realitanya suara PKB hanya 9,5 persen. Ini menunjukkan masih harus berkoalisi. Agar tidak mengganggu maka PKB mencapreskan Jokowi dan PKB Cawapresnya. Insyaallah kalau para kiai dan ulama merestui dan memberi doa tulus, kami memahami betul melaksanakan perintah perjuangan politik kiai ini. Dengan dukungan, restu dan doa kiai dan ulama kami siap dan optimis maju menjadi Capres," pungkasnya.

Sementara dalam pertemuan itu menghasilkan 7 poin rekomendasi. Waw