Pemkab Sidoarjo Serius Kembangkan Pertanian Sistem Urban Farming untuk Petani Milenial


Pemkab Sidoarjo Serius Kembangkan Pertanian Sistem Urban Farming untuk Petani Milenial URBAN - Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali menerima Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian RI Prof Dedi Nursyamsi untuk pengembangan urban farming, di Pendopo Delta Wibawa, Jumat (25/05/2021).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Upaya Pemkab Sidoarjo dalam meningkatkan produktifitas pertanian terus dilakukan. Salah satunya dengan mengembangkan pertanian urban farming.

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) mengatakan PDRB Sidoarjo dari sektor pertanian sangat kecil, yakni hanya 2 persen. Selebihnya disumbang sektor industri dan sektor lainnya.

Hal ini disampaikan Gus Muhdlor saat menerima kunjungan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian RI, Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi di Pendopo Delta Wibawa, Jumat, (25/05/2021).

Dalam kunjungannya, BPPSDMP ingin mengajak kerjasama dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) penyuluh pertanian dan petani Sidoarjo.

"Sidoarjo menjadi kabupaten penyangga Surabaya. Salah satunya penyangga bidang pertanian. Namun bidang ini tidak optimal. Untuk itu, upaya mengoptimalkan produktifitas pertanian terus dilakukan. Salah satunya melalui peningkatan SDM petani maupun penyuluh pertanian. Kehadiran (Kepala BPPSDMP) untuk meningkatkan produktifitas tidak lain dengan meningkatkan SDM penyuluh," ujar Gus Muhdlor.

Bupati muda ini menilai saat ini masyarakat Sidoarjo tidak berminat bertani. Para pemilik sawah lebih memilih menjual sawahnya. Mereka berasumsi lebih menguntungkan menjual sawah dibandingkan dengan bertani sepuluh tahun ke depan.

"Karena itu, kami meminta ada perubahan paradigma dari pertanian sawah ke pertanian urban farming. Kecenderungan itu merubah paradigma dari pertanian yang seharusnya di sawah seperti sekarang ini harus ke urban farming," pintah alumni Fisip Unair Surabaya ini.

Sementara Kepala BPPSDMP, Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi mendukung pengembangan program urban farming ini. Dukungannya dimulai dengan peningkatan kapasitas penyuluh pertanian maupun petani itu sendiri. Termasuk petani milenial yang menjadi sasaran peningkatan SDM bagi pengembangan urban farming.

"Permintaan Bupati akan kami support. Dimulai dengan peningkatan kapasitas penyuluh pertanian termasuk petaninya," tegasnya.

Dedi menjelaskan urban farming memiliki intensitas produksi yang tinggi meski di lahan sempit. Termasuk intensitas modal maupun teknologi di dalamnya yang banyak. Oleh karenanya dibutuhkan SDM dalam menekuni pertanian ini.

"Petani milenial sangat tepat diarahkan pada pertanian urban farming. Ini betul-betul pertanian yang memerlukan presisi tinggi dan memerlukan SDM yang memang kuat. Yakni SDM kuat, modalnya banyak, teknologinya banyak dan intensitasnya kenceng luar biasa. Petani milenial sangat berpotensi untuk diarahkan ke urban farming," jelasnya.

Meski begitu lanjut Dedi, lahan pertanian di Sidoarjo akan tetap digenjot produktifitasnya. Termasuk peningkatan itensifikasi pertanian agar tidak terdapat lahan pertanian yang tidak termanfaatkan.

"Jangan sampai ada yang berau (lahan sawah). Kalau berau rugi waktu. Misalnya, ada waktu sebulan (setelah tanam padi) kenapa tidak menanam kacang ijo. Kacang ijo itu sebulan panen dan tidak memerlukan air banyak. Yang penting tanahnya agak lembab sedikit akan tumbuh bagus dan tidak memerlukan pemupukan seperti padi. Artinya pupuk bekas padi bisa dimanfaatkan untuk kacang ijo," tandasnya. Hel/Waw