Peduli Penjaga, BHS Siap Lengkapi EWS Puluhan Perlintasan KA Tak Berpalang Pintu di Sidoarjo


Peduli Penjaga, BHS Siap Lengkapi EWS Puluhan Perlintasan KA Tak Berpalang Pintu di Sidoarjo SANTUNAN - Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono memberikan sembako ke penjaga pintu perlintasan, penarik gerobak sampah dan janda miskin di Kelurahan Pucang, Sidoarjo, Senin (04/05/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Kepedulian Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) terhadap warga terdampak Covid-19, bukan hanya ditunjukkan kepada para pedagang kuliner, tetapi juga para janda, warga miskin, PKL, pensiunan guru serta penjaga makam Taman Makam Pahlawan, Sidoarjo.

Akan tetapi, program peduli dampak Covid-19 berupa pemberian sembako ini juga diberikan ke penjaga Makam Bupati Pertama Sidoarjo, RT Notopuro yang bergelar RTP Tjokronegoro I di makam Asri Hing Pendhem di belakang Masjid Agung Sidoarjo. Para petugas penjaga makam itu hanya mendapatkan gaji Rp 300.000 per bulan.

Bahkan program peduli ini juga memberikan sembako bagi para tukang becak, penarik gerobak sampah, pemulung serta penjaga perlintasan Kereta Api (KA) tak berpalang pintu, seperti di Kelurahan Pucang, Kecamatan Sidoarjo.

"Kami memberikan bantuan dampak Covid-19 ini ke penjaga perlintasan KA tak berpalang pintu, karena penjaga perlintasan ini sudah menyelamatkan nyawa publik yang melintas di perlintasan KA tak berpalang pintu yang jumlahnya mencapai puluhan di Sidoarjo," terang Bacabup Bambang Haryo kepada republikjatim.com, Senin (04/05/2020).

Lebih jauh, BHS yang juga mantan anggota DPR RI ini mengungkapkan berdasarkan datanya ada 145 lintasan sebidang di Sidoarjo. Dari jumlah itu baru ada sekitar 78 yang sudah dilengkapi palang pintu. Sisanya belum dilengkapi palang pintu sesuai standarisasi keamanan.

"Karena masih banyak yang tak berpalang pintu itu, dibutuhkan penjaga yang secara swadaya tak digaji PT KAI maupun Pemkab Sidoarjo. Penjaga palang pintu di Kelurahan Pucang ini hanya menerima gaji Rp 200.000 per bulan dari lingkungan warga. Selayaknya penjaga perlintasan ini mendapatkan gaji atau kompensasi dari PT KAI maupun Pemkab Sidoarjo," imbuhnya.

Bagi BHS bukan hanya gaji bulanan bagi penjaga pintu perlintasan tak berpalang pintu, agar nyawa pengguna jalan terselamatkan selayaknya perlintasan tak berpalang pintu dilengkap infrastruktur. Diantaranya palang pintu, jam untuk memastikan KA melintas serta yang tidak kalah pentingnya adalah dilengkapi dan dipasangi Early Warning System (EWS) berupa alarm saat kereta akan melintasi lintasan bakal berbunyi.

"Kalau saya diberi amanah sebagai Bupati Sidoarjo, maka prioritas kami adalah melengkapi infrastruktur perlintasan KA itu. Karena demi menyelamatkan nyawa publik. Harga satu nyawa tak sebanding nilai total APBN Indonesia. Kami pun menyiapkan gaji para penjaga perlintasan KA mendapatkan gaji sebagai honor agar bekerja maksimal," tegasnya.

Sementara penjaga perlintasan KA tak berpalang pintu di Kelurahan Pucang, Sidoarjo Niswanto mengaku sehari semalam dirinya bergantian berjaga dengan rekannya, Rohmad. Selama ini dirinya dan rekannya hanya diberi gaji Rp 200.000 per bulan.

"Karena tak dilengkapi peralatan apa pun dari PT KAI maupun Pemkab Sidoarjo, maka saya hanya mengandalkan jam tangan pemberian orang untuk memastikan jam KA melintas di perlintasan sebidang yang dijaganya itu," tandasnya. Hel/Waw