Miss Tourism Queen International Kenalkan Batik Sidoarjo ke 70 Negara


Miss Tourism Queen International Kenalkan Batik Sidoarjo ke 70 Negara KENALKAN - Miss Tourism Queen International 2018, Revindia Carina (22) bakal mengenalkan 3 corak batik khas Sidoarjo ke dunia saat mengikuti ajang kontes dunia yang diikuti sekitar 70 negara di Thailand, Senin (30/04/2018) malam.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Revindia Carina (22) putri asal Kelurahan Magersari, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo bakal mengenalkan 3 jenis corak khas Batik Sidoarjo ke 70 negara. Alumnus SMA Negeri 3 Sidoarjo itu, bakal memperkenalkan Batik Sidoarjo ini melalui acara Miss Tourism Queen International yang digelar selama 15 hari di Thailand pada bulan Mei 2018 ini.

Gadis yang akrab dipanggil Revin ini, rencananya bakal membawa 70 potong kain dari Rumah Batik dan Work Shop Al Huda, Perum Sidokare, Desa Sepande, Kecamatan Candi, Sidoarjo. Rencananya puluhan batik itu bakal diberikan Revin yang tak lain Putri Pariwisata Indonesia Tahun 2017 ini ke peserta ajang kontes internasional itu sebagai oleh-oleh (kenang-kenangan). Revin yang juga alumnus Konsentrasi Public Relation (PR), Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Unair ini mengaku tetap bakal mengandalkan batik lantaran memiliki sejarah khusus.

Menurutnya, selama ini mulai mengikuti Guk Yuk Sidoarjo, Raka Raki Jatim 2015, Putri Pariwisata Indonesia 2017 dan Miss Tourism Queen International Oktober 2017 di Korea dirinya selalu mengandalkan Batik Khas Sidoarjo ini sebagai bahan unggulan untuk mengenalkan produksi asli daerah yang harus dipertahankan keberadaannya.

"Karena belajar batik sama dengan belajar warna warni kehidupan. Saya selalu berkunjung ke Rumah Batik Pak Huda setiap mengikuti event apa pun. Termasuk even yang bakal diikuti 70 negara dengan puncak finalnya 17 Mei besok di Thailand itu," terang Kevin kepada republikjatim.com, Senin (30/04/2018) malam saat berkunjung ke Rumah Batik dan Work Shop Al Huda.

Rata-rata lanjut Revin, para putri yang diberinya kain batik sangat takjub. Hal itu lantaran tidak ada di negara-negara lain. Dia mencontohkan putri Korea, Cina maupun Maroko.

"Mereka bilang Show Cut and Beauty (oh terlihat cantik). Mereka yang terima shouvenir batik pasti disimpan benar karena termasuk barang langka," ungkapnya.

Sementara pemilik Rumah Batik dan Work Shop Al Huda, Ir Nurul Huda menegaskan Revin bakal dibekali berbagai jenis batik khas Sidoarjo. Diantaranya bercorak (bermotif) Beras Kutah, Kembang Tebu, Udang Bandeng serta Flora dan Fauna. Rencananya 1 negara peserta bakal diberi 1 lembar batik.

"Ini bagian dari upaya kami promo yang bisa ditunjukkan ke dunia internasional jika batik Sidoarjo sangat baik dan unik. Keuntungan kami batik Sidoarjo bisa dikenal dunia. Makanya sering dibawa wisatawan," ungkapnya.

Huda yang juga dosen sekaligus Ketua Perajin Batik Sidoarjo (Pabis) ini mengaku batiknya sudah dikenalkan ke Eropa, Amerika, Cina, Malaysia, Singapura, Jepang dan Turki. Namun tiap negara minta warga berbeda-beda. Dia mencontohkan untuk Eropa warna cenderung alami dan kalem, Amerika warganya minta warna ngejreng dan Tiongkok (Cina) suka warga batik dominan merah dan kuning.

"Dulu pernah pameran di Eropa bawa 200 lembar batik hanya 7 jam habis di Tahun 2014. Padahal, baru bawa batik seharga Rp 200.000 saya jual Rp 1 juta per lembar," pungkas pria yang memiliki karyawan (pembatik) 60 orang ini. Waw