Menuju New Normal, Aktivitas Perekonomian di Sidoarjo Buka Hingga Jam 11 Malam Kecuali Karaoke


Menuju New Normal, Aktivitas Perekonomian di Sidoarjo Buka Hingga Jam 11 Malam Kecuali Karaoke TANDA TANGAN - Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menandatangani komitmen bersama penanganan Covid-19 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis, (11/06/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Masa transisi new normal di Sidoarjo mulai diberlakukan setelah mendapat persetujuan Guburnur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Kebijakan ini diambil Pemkab Sidoarjo selama masa transisi new normal dengan membuka seluruh aktivitas perekonomian hingga jam 11 malam.

Kecuali tempat hiburan malam seperti karaoke masih belum diperbolehkan operasional. Alasannya, karena dinilai masih rentan menjadi akses penularan. Para pelaku usaha diminta menerapkan protokol kesehatan. Begitu juga dengan tempat wisata sudah diperbolehkan beroperasional, kecuali wisata air belum boleh diperbolehkan.

Jumlah pengunjung restoran, mal hingga tempat wisata dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitasnya. Hal ini agar tetap bisa menjaga jarak (physical distancing). Begitu juga dengan ojek online sudah diperbolehkan mengangkut penumpang. Angkutan online dibatasi maksimal 50 persen dari jumlah kursi penumpang.

"Aktivitas ekonomi dibuka semua sampai jam 11 malam. Untuk sementara tempat hiburan malam seperti karaoke masih belum diperbolehkan buka. Pertimbangannya karena sulit pengawasannya dan rentan terjadi penyeraran covid-19. Tranportasi onlie seperti ojek online juga sudah boleh mengangkut penumpang. Semua sudah diberi keleluasaan tetapi penerapan terhadap protokol kesehatan tetap dilaksanakan dan akan diawasi," ujar Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin usai penandatangan komitmen bersama penanganan Covid-19 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (11/06/2020).

Selain itu, Cak Nur meminta seluruh check point di jalan-jalan protokol dihapus dan akan dialihkan ke desa-desa. Pemkab Sidoarjo akan memfokuskan penguatan kampung tangguh sebagai tempat edukasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan. Apalagi, masa transisi new normal lebih ditekankan pada penerapan protokol kesehatan sebagai ujung tombak ada di desa-desa. Saat ini sudah ada 70 kampung tangguh yang terbentuk.

"Nanti seluruh desa akan dibentuk kampung tangguh. Transisi new normal ini bukan normal yang absolut atau normal yang kayak dulu. Tetapi normal dengan SOP protokol kesehatan," jelasnya.

Oleh karena itu, kata Cak Nur harus memberi pencerahan ke masyarakat dan memberi edukasi kepada masyarakat. Jika ada kampung tangguh maka saya yakin disitu paket kegiatannya pasti ada promotif, preventif dan ada kuratifnya. Karena disitu pasti ada bidan desa dan ada pastisipasi sosial karena banyak masyarakat yang terdampak secara ekonomi.

"Keempat faktor itu harus ada di dalam program kampung tangguh," tandasnya. Hel/Waw