Kesaksian Penerima Program KURMA di Sidoarjo, Buka Warung Modal Berkembang Bisa Bantu Perekonomian Keluarga


Kesaksian Penerima Program KURMA di Sidoarjo, Buka Warung Modal Berkembang Bisa Bantu Perekonomian Keluarga PENERIMA - Ny Luluk Musruhah warga Desa Plumbungan, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo salah satu Kelompok Perempuan penerima program KURMA Tahun 2022 kemarin saat melayani para pelanggannya, Senin (16/10/2023).

Sidoarjo (republikjatim.com) - "Bojo Kulo guru honorer, bayarane sitik. Untung wonten program Kelompok Usaha Perempuan Mandiri (KURMA). Kulo saget usaha damel bantu ekonomi keluarga kulo. (Suami saya guru honorer, gajinya sedikit. Untung ada program KURMA. Saya bisa usaha untuk membantu ekonomi keluarga saya),".

Hal itulah sepenggal kata yang disampaikan Ny Luluk Musruhah warga Desa Plumbungan, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo salah satu Kelompok Perempuan penerima program KURMA Tahun 2022 kemarin. Ibu rumah tangga yang akrab disapa Luluk ini menceritakan dari modal awal program KURMA itu, dirinya beserta 4 ibu-ibu lainnya mendirikan usaha Warung Kopi, Ketan, Kolak Kacang Ijo dan Kuliner lainnya.

"Alhamdulilah sekarang semua berjalan usahanya," paparnya. Luluk menguraikan awal mula hingga Kelompok usahanya mendapatkan KURMA Tahun 2022 lalu. Sembari melayani pembeli, Luluk mengakui akhirnya kelompok usaha perempuannya mendapatkan bantuan modal KURMA dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Pemkab Sidoarjo.

"Awalnya saya tahu informasi itu dari ibu-ibu PKK Desa. Informasinya ada bantuan modal usaha untuk ibu-ibu yang tidak bekerja alias hanya sebagai ibu rumah tangga. Program itu namanya KURMA. Kami mengetahui ada program itu, hingga akhirnya saya bersama teman-teman (ibu-ibu) di Desa Plumbungan ini mengajukan bantuan modal KURMA itu," ungkapnya.

Saat itu, lanjut Yayuk dirinya tidak mengetahui syarat dan dokumen yang harus disiapkan untuk mengajukan bantuan modal usaha itu. Kemudian, Luluk meminta informasi dan bantuan pamong (perangkat) desanya untuk berbagai persyaratannya.

"Karena kami tidak paham syarat-syaratnya, kami pun meminta informasi sekaligus meminta bantuan pamong desa untuk kelengkapan syarat dan dokumennya agar bisa segera kami lengkapi persyaratannya," tegasnya.

Setelah dokumen dan syarat terpenuhi, Luluk beserta 4 anggotanya baru mengajukan untuk mendapatkan bantuan modal KURMA itu ke Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Pemkab Sidoarjo.

"Alhamdulillah, dokumen dan syarat kami lengkap. Akhirnya di Tahun 2022 kemarin mendapatkan bantuan modal usaha dari program Pak Bupati sebesar Rp 8 juta itu," urai Luluk.

Seketika itu, lanjut Luluk modal sebesar Rp 8 juta dari program KURMA, langsung dimanfaatkan kelima perempuan asal Desa Plumbungan, Kecamatan Sukodono ini untuk usaha membuka Warung Kopi, Ketan serta Kolak Kacang Ijo. Tak puas kelima Ibu rumah tangga ini membesarkan usahanya untuk berjualan kuliner nasi. Tidak hanya itu, Luluk dan keempat rekannya juga memberanikan diri membuat jajanan camilan seperti kerupuk, kue kering dan kacang - kacangan.

"Secara bergantian, kami berlima menjaga warung. Dari modal awal Rp 8 juta itu kita buat beli peralatan warung serta membeli bahan baku menu yang kami jual. Kita berjualan Nasi Pecel dan Nasi Campur. Sore kita jual Ketan Sambal dan Kolak Kacang Ijo. Untuk sajian Kopi memang kita layani hingga warung tutup pukul 22.00 WIB," jelasnya.

Menurut Luluk, jajanan dan camilan yang dijual di warung yang dikelolanya bersama keempat rekannya itu, semua diproduksi sendiri. Selain itu, di Warung juga membuka pintu lebar bagi ibu-ibu di desanya yang ingin menitip menjualkan barang dagangannya.

"Tidak hanya di warung kami. Produk jajanan dan camilan karya kelompok kami juga sebagian didistribusikan (dititipkan) di warung-warung yang ada di Sukodono. Kami juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi ibu-ibu lain yang ingin menitipkan makanan atau jajanan di warung kami," urainya.

Sedangkan saat ditanya soal pembagian laba (hasil), Luluk mengaku jika setiap bulan selalu dilakukan pengecekkan pembukuan sebelum pembagian laba. Bahkan pembukuan setiap hari juga dikerjakan.

"Jadi kita berlima tahu modal yang kita keluarkan untuk kebutuhan warung dan keuntungan yang kita dapat. Setelah itu, baru setiap bulan dilakukan pengecekan bersama terkait modal dan keuntungan hasil dari usaha kami. Dalam pembukuan kami sangat terbuka dan adil soal keuangan," paparnya.

Soal Program KURMA ini dihentikan atau dihapus, Luluk sempat kaget dan menjawab singkat. Dirinya tetap meminta program itu terus dijalankan Pemkab Sidoarjo.

"Saestu program KURMA ini bermanfaat. Kudu dilanjutno (sangat benar program KURMA ini bermanfaat. Harus dilanjutkan)," katanya.

Karena itu, Luluk mencurahkan isi hatinya. Dirinya bersama keempat ibu-ibu lainnya sebelum membangun usaha kecil dari bantuan modal program KURMA Pemkab Sidoarjo.

"Kami ini ibu rumah tangga. Kami ingin punya usaha yang bisa membantu mencari nafkah suami. Kami ini orang desa, bukan orang mampu. Kalau ingin usaha jelas butuh modal besar, paling hutang Bank atau malah pingin cepat hutang bank titil dengan bunga tinggi," cetusnya.

Luluk melanjutkan dengan bantuan modal program KURMA dari Bupati Sidoarjo tanpa meminjam harus mengembalikan atau memberi bunga. Hal itu dinilai sangat membantu wong cilik (masyarakat kecil) seperti dirinya.

"Alhamdulillah usaha dari modal program KURMA yang notabene saya sebagai ibu rumah tangga bisa punya penghasilan sendiri. Tentu ini bisa membantu perekonomian keluarga," lanjutnya.

Luluk berharap program KURMA ini terus dilanjutkan Pemkab Sidoarjo. Alasannya, program KURMA dinilai sangat bermanfaat bagi para ibu rumah tangga.

"Kami saksi yang merasakan manfaatnya. Bantuan Kurma akan menumbuhkan pelaku usaha baru yang dikelola ibu-ibu di desa-desa di Sidoarjo. Karena itu program KURMA ini jangan sampai dihapus atau tidak dilanjutkan lagi. Banyak harapan ibu-ibu yang ingin memiliki usaha seperti kami," pungkasnya. Hel/Waw