Kemendag Minta Pedagang Jual Beras Medium Bulog


Kemendag Minta Pedagang Jual Beras Medium Bulog OPERASI PASAR - Staf Ahli Kementerian Perdagangan RI Bidang Iklim Usaha, Suhanto melepas Operasi Pasar (OP) Bulog Jatim di Gudang Bulog Subdivre Surabaya Utara di Buduran, Kabupaten Sidoarjo didampingi Kepala Bulog Jatim, M Hasyim, Selasa (09/01/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI meminta seluruh pedagang beras di Jawa Timur untuk menjual beras medium dari Bulog. Jika para pedagang beras itu membandel, bakal ditindak tegas dengan mencabut izin usaha. Permintaan ini menyusul dilakukan Operasi Pasar (OP) Bulog untuk menstabilkan harga beras berkualitas medium lantaran sejak 3 bulan terakhir mengalami kenaikan hingga tembus seharga Rp 12.000 per kilogram di pasaran.

"Ini sudah program. Kalau ada pedagang beras yang tidak mau menjual beras medium Bulog atau masih menjual beras itu diatas Harga Eceran Tertinggi (HET), pasti bakal kami tindak tegas," terang Staf Ahli Kementerian Perdagangan RI Bidang Iklim Usaha, Suhanto saat melepas OP Bulog Jatim di Gudang Bulog Subdivre Surabaya Utara di Buduran, Kabupaten Sidoarjo kepada republikjatim.com, Selasa (09/01/2018).

Suhanto menjelaskan OP ini dilakukan serentak secara nasional. Hal ini bakal diawasi oleh Satgas Pangan dan pihak kepolisian. Menurutnya, tindakan tegas yang dimaksud adalah pencabutan izin usaha pedagang itu. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemprov Jatim untuk mencabut SIUP pedagang beras yang melanggarnya.

"Apalagi program OP ini akan digelar hingga akhir Maret 2018 mendatang," imbuhnya.

Sedangkan Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jatim, Fattah Jasin mengungkapkan kenaikan beras selama 3 bulan terakhir memicu kenaikan inflasi. Menurutnya, inflasi di Jatim sendiri lebih tinggi angkanya dari inflasi nasional. Yakni inflasi Jatim saat ini 4,04 persen sementara nasional sendiri hanya 3,8 persen. Baginya, inflasi ini terjadi karena kenaikan harga beras medium ini agak janggal. Karena Jatim merupakan salah satu lumbung padi nasional. Apalagi, produksi beras di Jatim mencapai 8 juta ton per tahun.

"Setelah diselidiki, ternyata perubahan pola produksi beras di masyarakat Jatim berubah. Para pengusaha beras di Jatim cenderung lebih banyak memproduksi beras kualitas premium. Akibatnya, beras medium mengalami penurunan jumlah produksi dan memicu kenaikan harga di pasar. Dengan adanya OP diharapkan harga stabil dan inflasi menurun," tegasnya.

Sementara Kepala Bulog Jatim, M Hasyim menilai stok beras untuk OP sampai Maret mendatang masih cukup. Menurutnya, Bulog Jatim masih mampu menyuplai beras medium hingga tujuh bulan ke depan.

"Sekarang masih ada stok 200.000 ton yang siap disalurkan ke berbagai pasar dan pedagang di Jatim. OP ini digelar di 13 Subdivre Bulog Jatim ini tujuannya untuk mengembalikan harga beras medium ke HET, yakni Rp 9.450. Tapi beras yang kami jual dari OP ini di bawah HET, yaitu Rp 9.350," pungkasnya. Waw