Kembangkan Batik Tulis, BHS-Taufiq Wajibkan 14.000 ASN dan 950 Industri Besar Pakai Batik Setiap Jumat


Kembangkan Batik Tulis, BHS-Taufiq Wajibkan 14.000 ASN dan 950 Industri Besar Pakai Batik Setiap Jumat BATIK - Cabup Sidoarjo 2020, Bambang Haryo Soekartono (BHS) didampingi anggota Fraksi Gerindra, Bambang Pujiono membatik di Rumah Batik Tulis Al Huda Perum Sidokare Asri, Desa Sepande, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Senin (05/10/2020) sore.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo 2020, Bambang Haryo Soekartono - M Taufiqulbar (BHS-Taufiq) menyiapkan program khusus agar puluhan perajin batik tulis yang ada di Jetis, Sepande, Tulangan dan Sukodono tetap bisa eksis dan berkembang pesat.

Salah satunya, yakni dengan mengajak 14.000 Aparatur Sipil Negara (ASN) serta 950 perusahan besar dan menengah wajib menggunakan (memakai) baju batik setiap Hari Jumat. Program khusus pelestarian batik ini sebagai program agar keberadaan batik tulis Sidoarjo mendapatkan tetap lestari.

"Kami menyiapkan program mengembangkan dan melindungi batik tulis khas Sidoarjo. Tujuannya agar batik tulis Sidoarjo tidak punah. Kalau saya diamanahi jadi bupati, saya akan buat kebijakan mewajibkan 14.000 ASN memakai batik pada hari Jumat. Kebijakan itu diikuti 950 perusahaan besar dan menengah serta 248.000 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," ujar BHS kepada republikjatim.com, Senin (05/10/2020) saat mengunjungi Rumah Batik Tulis Al Huda, di Perum Sidokare Asri, Desa Sepande, Kecamatan Candi, Sidoarjo.

BHS yang juga mantan anggota DPR RI ini berharap dengan sejumlah upaya itu, permintaan terhadap batik tulis Sidoarjo bisa meningkat drastis. Apalagi, produk batik tulis asal Sidoarjo itu akhirnya juga dipakai dan digemari warga Kota Delta secara umum.

"Agar batik tulis Sidoarjo tidak punah, kami juga berupaya menyiapkan regenerasi perajin batik. Caranya mendorong SMK-SMK di Sidoarjo, memiliki ekstra kurikuler membatik. Kalau perlu sejak SMP juga punya ekstra kurikuler membatik. Tujuannya agar ada bibit-bibit perajin sejak dini," imbuh Alumnus Teknik Perkapalan ITS Surabaya ini.

Bagi pengusaha transportasi ini, batik tulis Sidoarjo merupakan warisan budaya bangsa di Sidoarjo sejak jaman nenek moyang. Karena batik tulis sudah diproduksi sejak jaman kerajaan. Bahkan BHS-Taufiq juga menyiapkan stand UMKM di rest area Tol Sidoarjo agar batik tulis bisa dilihat para pengguna tol yang selalu melintas di Sidoarjo. Selain itu, juga disiapkan sentra industri kecil dan menengah di 4 penjuru wilayah yakni di Barat, Selatan, Timur dan Utara.

"Ini yang harus kita kembangkan dengan sosialiasikan ke masyarakat Sidoarjo. Agar semua masyarakat Sidoarjo gemar batik Sidoarjo. Saya melihat batik Al Huda ini produknya berkualitas baik mulai desain maupun pewarnaannya. Ada ciri khas ikon Sidoarjo (ikon) mulai bandeng, kembang tebu, udang, beras utah, kupang, daun kelor dan akan dikembangkan rumput laut. Jadi batik ini harus selau inovatif. Kami pun juga tidak akan tinggal diam," tegasnya.

Sementara pemilik Rumah Batik Tulis Al Huda, Nurul Huda mengaku sangat mendukung semua program pelestarian dan pengembangan batik yang disiapkan Paslon BHS-Taufiq itu. Apalagi, dipersiapkan ekstrakulikuler bagi pelajar untuk gemar membatik dan program wajib menggunakan batik setiap Jumat bagi ASN.

"Karena kendalanya sejak pandemi Covid-19 usaha batik lesu. Permintaan menurun. Padahal, ada sekitar 50 perajin batik pemula yang sejak awal belum mendapatkan bantuan permodalan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sama sekali," tandasnya. Hel/Waw