Kecam Sun City, Petani Desak Pekerja Cabuti Tanaman Trembesi


Kecam Sun City, Petani Desak Pekerja Cabuti Tanaman Trembesi DEMO - Para petani Kelurahan Juwetkenongo, Kecamatan Porong menggelar aksi demo menolak penanaman pohon trembesi di lahan produktif dengan menancapkan poster berbagai macam tulisan di lahan milik Sun City, Rabu (31/01/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Puluhan petani dari kelompok Tani Kenongo Indah dan Gapoktan Kelurahan Juwetkenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo kembali menggelar aksi demo di area lahan sawah seluas 4 hektar milik Sun City, Rabu (31/01/2018). Selain berjalan kaki, para petani ini membawa poster bertuliskan kecaman. Diantaranya, Sun City Jangan Sewenang-Wenang dengan Petani dan Kami juga Orang Bupati.

Selain itu, para pendemo juga meneriakkan yel-yel diantaranya petani perlu makan jangan tindas petani. Tidak hanya itu, di lokasi juga meluapkan kekesalan. Petani langsung menancapkan poster di lahan Sun City yang ditanami pohon trembesi. Sebagian petani juga mengusir dan melarang para pekerja Sun City yang sibuk menanam pohon itu.

"Kami kesal atas perlakuan Sun City ke petani. Karena melanggar kesepakatan bersama yang sudah disepakati. Sebab lahan sawah itu masih produktif dan ditanami padi," terang Ketua Kelompok Tani Kenongo Indah, Sunyoto kepada republikjatim.com, Rabu (31/01/2018).

Selain itu, kata Sunyoto para pekerja dari Sun City sudah dilarang petani berulangkali untuk menanam pohon trembesi. Akan tetapi tidak digubris dan tetap bersikukuh menanam pohon trembesi itu.

"Terpaksa kami usir dan meminta kembali menjobol pohon itu. Kalau dibiarkan dikwatirkan pohon itu tumbuh besar bakal merusak lahan sawah yang berada di sebelahnya. Karena pohon trembesi kelak batanganya besar dan rindang akarnya besar dan kemana-mana," imbuhnya.

Sunyoto mengaku pihaknya tahu maksud dan tujuan Sun City kenapa harus membeli lahan sawah di sisi-sisi lahan kosong milik petani yang tidak satu area. Diperkirakan pohon itu nanti besar dan petani tidak bisa menanam padi akan dijualnya ke Sun City. Hal itu tampak bisa dilihat obyek dan lahan milik Sun City ini.

"Apapun alasannya kami tetap mempertahankan lahan sawah produktif untuk ditanami padi sesuai kebijakan pemerintah Ketahanan Pangan. Bayangkan sekarang, bangsa Indonesia impor padi dari negara lain. Padahal Negara Indonesia terkenal dengan lahan yang subur," tegasnya.

Sementara secara terpisah Kepala Kelurahan Juwetkenongo, Munika menegaskan Sun City setiap diundang untuk musyawarah dengan petani tidak mau hadir. Menurutnya, ujung-ujungnya terjadi penanaman pohon trembesi di setiap titik-titik bersebelahan lahan sawah milik petani lain.

"Ini sepihak tanpa ada pemberitahuan ke kantor kelurahan maupun kelompok tani. Memang pada dasarnya lahan ini milik Sun City. Tapi Sun City tidak permisi dan melanggar kesepakatan bersama," ungkapnya.

Oleh karenanya lanjut Munika jangan menyalahkan petani jika kecewa dan marah dengan ulah Sun City ini. Sebab proses awal pembelian dengan cara gerilya (dor to door) tanpa sepengetahuan pemerintah kelurahan.

"Itu terbukti  ketika seseorang ke kantor meminta surat peralihan hak nama dari pemilik (penjual) ke pembeli. Rencana 01 Februari 2018, petani akan rapat dengan pihak Sun City di kantor kelurahan Juwetkenongo dihadiri Forkopimpka Porong," pungkasnya. Waw