Kawasan Sumur Artesis Bantuan Kementerian ESDM, Lahan Warga Gedangrowo Berebut Dollar


Kawasan Sumur Artesis Bantuan Kementerian ESDM, Lahan Warga Gedangrowo Berebut Dollar CEK LAPANGAN - Humas Badan Geologi, Kementerian ESDM, Andhy Sipayung dan staf Badan Geologi, Idham mengecek kondisi bantuan Sumur Artesis dari Kementerian ESDM melalui Komisi VII DPR RI di Desa Gedangrowo, Kecamatan Prambon, Sidoarjo, Rabu (25/07/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Warga Dusun Karangkletak, Desa Gedangrowo, Kecamatan Prambon, Sidoarjo tak mengira mendapatkan bantuan sumur artesis dari Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2018 melalui Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Syaikhul Islam Ali. Alasannya, selama ini warga yang kesulitan mendapatkan air bersih itu, sudah berkali-kali meminta bantuan air bersih ke pabrik yang berdiri di sekitar kampung itu. Namun, berkali-kali pengajuan itu, tak pernah digubris pabrik besar di perbatasan Prambon, Sidoarjo dan Mojosari, Kabupaten Mojokerto itu.

Oleh karenanya, saat bantuan sumur artesis direalisasikan, seolah-olah menjawab harapan warga yang berharap akan air bersih itu. Apalagi, warga kampung ini bertahun-tahun tak bisa menikmati air bersih. Hal ini diduga lantaran air tanah di kawasan salah satu pabrik terbesar di Sidoarjo itu, sudah tercemar limbah.

"Sejak bisa dimanfaatkan setiap malam warga menjaga sumur artesis bantuab ini. Tujuannya agar aman dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih warga," terang Ilyas kepada republikjatim.com, Rabu (25/07/2018).

Lebih jauh Ilyas menguraikan lokasi bangunan sumur artesis itu ada di lahan Tanah Kas Desa (TKD) yang berhimpitan dengan pengeringan sampah plastik dari berbagai negara. Namun sampah itu tidak berbau dan tidak kotor karena sudah dihancurkan sebelumnya.

"Kami tak mempermasalahkan ini, karena lokasi pengeringan plastik ini termasuk mata pencaharian warga. Warga setiap hari berburu dollar, emas, dan perhiasan lainnya ditumpukan pengeringan sampah plastik ini. Plastiknya pun dijual ke home industri kerupuk milik warga Kecamatan Prambon dan Kecamatan Tulangan dengan harga Rp 250.000 per pikup," imbuhnya.

Kades Gedangrowo, Heru Purnomo menguraikan lahan pengeringan sampah plastik itu ada di TKD dengan luas 3.500 meter persegi. Tujuannya agar tidak bisa dimiliki perorangan. Apalagi ada sekitar 70 Kepala Keluarga (KK) mengais rejeki dari tumpukan pengeringan sampah plastik itu.

"Jangan dikira sepeleh. Warga yang bergelut dengan plastik ini, pernah menenukan Rp 300 juta. Semua berupa uang dollar dari berbagai negara asing. Makanya warga sangat hafal kurs dollar dari negara mana saja. Bahkan sering menemukan kalung, cicin, emas-emasan lainnya termasuk jam tangan merek Rolex," tegasnya.

Bagi Heru bantuan sumur artesis itu sangat dibutuhkan warga. Apalagi, warga selama ini kesulitan air bersih. Membuat sumur 15 meter pun masih keruh sumber airnya.

"Kedepan kami berencana membuat pipanisasi ke rumah-rumah warga agar air bersih terpasok ke rumah warga secara maksimal," pintahnya.

Sementara Humas Badan Geologi, Kementerian ESDM, Andhy Sipayung menegaskan sumur artesis ini merupakan program pelayanan eksplorasi air dalam. Sumur itu memiliki kedalaman 100-150 meter. Saat ini ada 550 desa se indonesia yang mendapatkan bantuan sumur air bersih itu berdasarkan dapil dan permohonan.

"Kami mengecek ke lapangan untuk memastikan kelaikan di lapangan. Ternyata tidak ada masalah. Karena sampah plastik ini beda dengan sampah rumah tangga lainnya. Kami sendiri tidak mungkin menghentikan mata pencaharian warga ini," pungkas seraya minta bantuan ini dirawat warga. Waw