IKM Tanggulangin Berharap Libatkan BUMDes dan Pemkab Hidupkan Sentra Kerajinan Kulit


IKM Tanggulangin Berharap Libatkan BUMDes dan Pemkab Hidupkan Sentra Kerajinan Kulit LIBATKAN - Salah satu perajin tas, jaket, dompet dan sabuk kulit, Rizki asal Desa Kludan, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo berharap campur tangan BUMDes dan bantuan Pemkab Sidoarjo untuk menghidupkan IKM Tanggulangin, Rabu (24/10/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Para pemilik Industri Kecil Menengah (IKM) sentra kerajinan tas, jaket, dompet, dan sabuk berbahan baku kulit asal Desa Kludan dan Desa Kedensari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo beeharap keterlibatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk menggeliatkan dan mengembangkan lagi usaha mereka. Sejak terpuruk adanya Lumpur Sidoarjo (Lusi) 29 Mei 2006 lalu, usaha milik warga yang sudah memiliki nama se nusantara itu, tidak dapat berkembang pesat.

Saat ini, kondisinya masih belum bisa beemembang pesat. Sebagian pengusaha menganggap usaha mereka tetap bisa eksis lantaran usaha mereka sendiri memenuhi pesanan serta memodifikasi desain produk kerajinan mereka sesuai mode kekinian.

"Kami tetap eksis karena usaha kami sendiri. Karena saya juga belum pernah minta bantuan pemerintah atau lainnya. Tetapi, kami tetap bisa eksis hingga kini karena memenuhi pesanan konsumen dan menjaga kualitas produk kami," terang Rizki pemilik Ambon Collection kepada republikjatim.com, Rabu (24/10/2018).

Lebih jauh, pria yang akrab dipanggil Ambon menilai seharusnya BUMDes dilibatkan untuk pengembangkan IKM sentra tas ini. Selain punya kerajinan kulit Tanggulangin memiliki branding juga tinggal pengembangan pemasaran. Diantara mengikuti berbagai pameran di seluruh Nusantara bahkan keluar negeri.

"Kalau BUMDes bekerjasama dengan Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) untuk pameran dan pemasaran serta kerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM untuk pinjaman dana bergulir untuk IKM, jelas pemasaran berkembang pesat. BUMDes mengatur jadwal dan tempat pemeran, para perajin kulit tinggal menyediakan barang yang dibutuhkan setiap pameran. Termasuk anggaran BUMDes Kludan misalnya tidak mandeg," imbuhnya.

Apalagi, saat ini berjualan kerajinan kulit hanya mengandalkan stan di JL Raya Kludan maupun di JL Raya Kedensari minim wisatawan berkunjung. Rata-rata wisatawan yang datang dari luar kota jujukannya ke Intako dan Permata saja. Jika dibutuhkan Desa Kludan juga memiliki Koperasi tersendiri dengan tujuan sama-sama berkembang.

"Sementara untuk tokoh dan stan perajin lainnya disamping-samping tidak menjadi jujugan tapi hanya sebatas menjadi alternatif pembanding harga dan kualitas. Rombongan tamu dari Pemkab misalnya hanya diarahkan ke beberapa toko itu. Padahal, toko, stan dan perajin lainnya masih banyak di sekelilingnya," tegasnya.

Sementara Kepala Disperindag Pemkab Sidoarjo, Fenny Apridawati mengaku siap memfasilitasi yang dibutuhkan para perajin kulit Tanggulangin. Bahkan formatnya bergantung kebutuhan perajin.

"Kami selalu terbuka. Karena perajin kulit tanggulangin merupakan binaan dinas kami. Apa pun kami siap memfasilitasi termasuk pameran di berbagai daerah. Tapi, perajin harus pro aktif," pintahnya.

Begitu juga dengan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pemkab Sidoarjo, Tjarda juga mengaku siap memberikan rekomendasi dana bergulir. Menurutnya Tahun 2018 ada Rp 8,7 miliar. Saat ini sudah bergulir sekitar Rp 3 miliar lebih.

"Artinya masih ada peluang kalau IKM butuh anggaran untuk pengembangan usaha. Itu wajib dibantu, diarahkan dan difasikitasi," paparnya.

Sementara Kepala Disporapar Pemkab Sidoarjo, Djoko Supriyadi mengaku menyiapkan dan menyediakan bus pariwisata yang digunakan wisatawan yang ingin menikmati lokasi wisata di Sidoarjo tanpa mengeluarkan ongkos transportasi. Menurutnya, bus ini akan berkeliling ke sejumlah tempat wisata di Sidoarjo. Ada enam objek wisata yang menjadi rute kunjungan mulai Monumen Jayandaru, Museum Mpu Tantular, lumpur Lapindo, Candipari, kerajinan tas dan koper Tanggulangin dan terakhir kerajinan batik Jetis.

"Masyarakat Sidoarjo maupun luar Sidoarjo dapat memanfaatkan bus gratis yang disediakan Pemkab Sidoarjo melalui Disporapar. Satu armada bus berisi 25 tempat duduk khusus disediakan untuk mengunjungi obyek wisata di Sidoarjo," pungkasnya. Waw