HUT ke 74, PMI Sidoarjo Raih Sertifikat CPOB dari BPOM


HUT ke 74, PMI Sidoarjo Raih Sertifikat CPOB dari BPOM KADO - Kado istimewa PMI Sidoarjo pada peringatan ulang tahun PMI ke 74 Tahun 2019 meraihkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Minggu (27/10/2019).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Kado istimewa diraih PMI Sidoarjo pada peringatan ulang tahun PMI ke 74 tahun 2019. PMI Sidoarjo meraih sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Di Indonesia hanya ada 9 PMI yang memiliki sertifikat CPOB. Di Jawa Timur sendiri hanya PMI Sidoarjo dan Surabaya yang memiliki sertifikat itu. Sertifikat CPOB itu, diserahkan Pengurus Pusat PMI, Bidang Unit Transfusi Darah, dr Linda Lukatari Waseso kepada Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah di Pendopo Delta Wibawa, Minggu, (26/10/2019).

Dokter Linda memberi apresiasi yang tinggi kepada PMI Sidoarjo yang mendapat sertifikat CPOB BPOM. Menurutnya, sertifikat ini tidak hanya bersifat nasional. Tetapi internasional.

"Jawa Timur merupakan sumber kantong darah. Persediaannya melimpah. Bahkan kantong-kantong darah yang didapat diberikan ke daerah lain yang membutuhkan. Selain itu, Sidoarjo dan Kota Surabaya memberikan (kantong darah) saat bencana di Palu. Tapi Palu tidak bisa menghasilkan darah, Sidoarjo dan Kota Surabaya mengirimkan darahnya langsung ke tempat bencana itu," katanya.

Selain itu, kata dr Linda satu kantong darah dapat diolah menjadi tiga komponen darah yang dibutuhkan. Misalnya, trombosit, sel darah merah maupun fresh frozen plasma. Oleh karenanya, kantong-kantong darah sangat dibutuhkan PMI.

"Rencananya PMI akan membangun pabrik kantong darah," paparnya.

Ketua PMI Provinsi Jawa Timur, Imam Utomo mengucapkan selamat atas diterimanya sertifikat CPOB. Dirinya gembira atas raihan itu. Pasalnya di Jawa Timur sendiri hanya Sidoarjo dan Surabaya yang memiliki. Hal ini diharapkan menjadi contoh daerah lain untuk dapat memiliki sertifikat CPOB. Mantan Gubernur Jatim ini menilai sertifikat CPOB akan menjamin keamanan produk darah.

"Secara internasional produk sertifikat CPOB diakui negara lain. Untuk memiliki sertifikat ini tidak mudah dan mahal. Tapi bagus dan memang itu yang dikejar dan harus dilaksanakan," tegasnya.

Sementara, Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah menegaskan selama ini PMI berbuat banyak untuk bangsa. Salah satunya membantu usaha-usaha pemerintah dan masyarakat dalam bidang kemanusiaan. Totalitas dalam membantu sesama manusia dilakukan relawan PMI. Mereka tak kenal lelah membantu sesama manusia.

"Kami berharap HUT PMI tahun ini dapat dijadikan momentum menjunjung tinggi solidaritas dan semangat kepahlawanan para relawan. Semangat para relawan harus menjadi teladan bagi masyarakat. Terutama para generasi muda yang bergabung di PMI dalam menjalankan tugas kemanusiaan," ungkapnya.

Selain itu, Abah Ipul mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus PMI yang berupaya mewujudkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada para pendonor.

"Sumbangan darah yang diberikan membawa sejuta manfaat bagi kemanusiaan," urainya.

Ketua PMI Sidoarjo, Achmad Zaini memaparkan di HUT ke 74 PMI tahun ini PMI Sidoarjo tidak hanya mendapatkan kado istimewa berupa sertifikat CPOB saja. Dua unit mobil ambulance dari Bank Jatim dan BRI serta bantuan mobil ambulance dan alat pengolah darah senilai Rp 2 miliar dari Haduri Wijaya diterima PMI Sidoarjo. PMI Sidoarjo juga memberikan piagam penghargaan kepada 810 pendonor darah sukarela dalam hari jadinya.

"Penghargaan diberikan kepada pendonor darah sebanyak 10 kali, 25 kali, 50 kali dan 125 kali. Tercatat ada 25 orang pendonor yang 125 kali menyumbangkan darahnya. Atas jasanya itu, PMI Sidoarjo memberikan sebuah sepeda gunung. Dalam HUT PMI tahun ini PMI Sidoarjo juga memberikan penghargaan kepada komunitas rhesus negatif," urainya.

Karena itu, kata mantan Kepala Bappeda ini kebutuhan darah di Sidoarjo sangat melimpah. Kebutuhan darah suatu daerah menurut standart WHO adalah 2 persen dari jumlah penduduk.

"Kebutuhan darah di Sidoarjo sendiri melebihi standar yang ditetapkan. Saat ini, terkumpul darah 74,307 kantong darah atau 167, 74 persen," tandasnya. Waw