Hidupkan Kembali Budaya dan Tradisi Nenek Moyang, Gus Muhdlor Dijuluki Warga Bapak Jimpitan Sidoarjo


Hidupkan Kembali Budaya dan Tradisi Nenek Moyang, Gus Muhdlor Dijuluki Warga Bapak Jimpitan Sidoarjo LAUNCHING - Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali saat melaunching lomba antar RT di Sidoarjo yang didalamnya juga ada lomba Jimpitan RT hingga menyebabkan bupati muda ini dapat sebutan Bapak Jimpitan Sidoarjo, Kamis (01/12/2023).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Lomba RT yang akan dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo pada 2024 mendatang, diharapkan menjadi stimulan baru agar warga Sidoarjo terbiasa bersama-sama dan bergotong royong membangun lingkungannya. Terdapat 5 kategori lomba dalam program yang digagas Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali itu.

Salah satu lomba antar Rukun Tetangga (RT) yang menarik adalah Lomba Jimpitan antar RT. Selain Jimpitan, 4 kategori lomba lainnya yakni RT Sehat, RT Asri, RT Tahan Pangan dan RT Berbudaya.

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali mengatakan untuk menuju pembangunan Kabupaten Sidoarjo yang lebih baik, maka dibutuhkan keikutsertaan masyarakat secara menyeluruh. "Bupati, Wakil Bupati atau Ketua DPRD saja, tanpa didukung masyarakat dalam setiap kebijakan maupun pembangunan akan percuma," ujar Bupati muda yang akrab disapa Gus Muhdlor ini, Jumat (01/12/2023).

Gus Muhdlor menambahkan lomba antar RT yang paling unik adalah Lomba Jimpitan. Pihaknya berharap melalui lomba ini, warga se kabupaten punya gengsi masing-masing untuk menjaga budaya dan tradisi neneng moyang itu.

"Jimpitan ini merupakan tradisi lama yang sudah hilang, dan ditukar dengan hutang ke bank. Padahal, para pendiri bangsa (founding father) kita mengajarkan kita dengan cara mendirikan koperasi mampu dinikmati bersama, yaitu dari, oleh dan untuk anggotanya," ungkap Bupati alumni Fisip Unair Surabaya ini.

Karena itu, lanjut Gus Muhdlor tradisi lama ini akan dihidupkan kembali dimulai dari lingkungan masyarakat yang lebih kecil yakni seperti RT, RW, kelurahan, karang taruna atau organisasi kemasyarakatan lainnya. Apalagi, sistem jimpitan ini, bantuan diberikan secara sukarela oleh para warga desa diluar iuran RT.

"Jimpitan ini dapat berupa uang jimpitan ditaruh di dalam kaleng bekas atau wadah kecil yang diletakkan di depan rumah. Ini memudahkan petugas mengambil jimpitan di masing-masing rumah warga. Uang jimpitan ini dapat dioperasionalkan untuk kepentingan bersama," tegas Bupati alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.

Gus Muhdlor berharap dana jimpitan akan membuat masyarakat semakin dekat dan akrab satu dengan lainnya. Selain itu, kesenjangan sosial antar warga terhapus, tali silaturahmi semakin erat dan fasilitas lingkungan rumah pun lebih maju.

"Lomba jimpitan, ini bukan untuk Bupati, tapi nantinya untuk masyarakat Sidoarjo. Dengan jimpitan tradisi gotong royong akan tercapai serta kearifan lokal tumbuh kembali sehingga membuat masyarakat desa hidup rukun dan harmonis," jelas putra KH Agoes Ali Masyhuri Pengasuh Pesantren Bumi Shalawat Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo ini.

Sementara Edy Priyanto tokoh masyarakat di Kelurahan Sekardangan RT 23, RW 7 sangat mengapresiasi dan menyambut baik langkah Bupati Sidoarjo untuk mengaktifkan kembali jimpitan dilingkungan RT dan RW itu. Hal itu, seperti yang telah diterapkan di lingkungannya RT 23 RW 07 Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo atau yang dikenal sebagai Kampung Edukasi Sampah sejak 7 tahun lalu. Namun dalam pelaksanaannya mengalami perubahan dari semula menggunakan beras diganti dengan menggunakan uang recehan dengan nominal bebas.

"Hasil dari jimpitan receh ini digunakan untuk membangun atau memperbaiki lingkungan RT, membayar lampu jalan, penghijauan, pengelolaan sampah, sumbangan sosial dan lain sebagainya. Kalau program Jimpitan benar-benar digalakkan, boleh dibilang Gus Muhdlor adalah Bapak Jimpitan di wilayah Sidoarjo," kata Edy.

Bagi Edy dengan diadakannya tradisi jimpitan receh ini akan diperoleh banyak manfaatnya. Diantaranya, perbaikan fasilitas umum dapat dilakukan secara swadaya.

"Termasuk juga warga menjadi berpengalaman dalam mengelola keuangan hasil jimpitan dan yang utama yaitu sikap gotong royong warga kembali muncul," papar Edy yang berpengalaman mengurus RT ini.

Hal yang sama disampaikan Subagyo warga Porong, Sidoarjo. Menurut pria berusia 41 tahun ini dengan diaktifkan kembali soal Jimpitan, warga desa sangat mendukung. Hal ini krena dengan adanya Jimpitan itu di setiap RT mempunyai Uang Kas RT tersendiri.

"Program Jimpitan digalakkan kembali, Gus Muhdlor merupakan Bapak Jimpitan Sidoarjo. Karena program itu sangat bagus. Tujuannya agar setiap RT bisa mandiri. Selain itu, pengambilan Jimpitan pada malam hari secara tidak langsung juga menjaga keamanan di lingkungan RT itu," pungkasnya. Hel/Waw