Duka Penyelenggara Pemilu, Mulai Sakit Keguguran Hingga Meninggal Kelelahan


Duka Penyelenggara Pemilu, Mulai Sakit Keguguran Hingga Meninggal Kelelahan MENINGGAL - Arif Supriyanto menunjukkan foto bapaknya, Sumodikin anggota Linmas yang meninggal dunia karena kelelahan. Insert foto Dita Ningtyas yang mengalami keguguran didampingi suaminya di rumahnya, Rabu (24/04/2019).

Ngawi (republikjatim.com) - Paska proses Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April 2019 kemarin, terdapat 13 petugas penyelenggara Pemilu asal Ngawi yang jatuh sakit. Rata-rata mereka dilarikan ke RSUD Ngawi karena kelelahan.

Selain itu, juga ada Petugas Pemungutan Suara (PPS) yang mengalami keguguran kandungan serta petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) meninggal dunia yang juga diduga dipicu karena kelelahan.

Anggota PPS yang mengalami keguguran adalah Dita Ningtyas. Perempuan 24 tahun warga Desa Budug, Kecamatan Kwadungan, Ngawi ini hingga kini masih terlihat lemas dan lemah. Istri Riko Sulistyo Saputra (28) ini mengalami keguguran kandungan. Janin di kandunganya yang baru berusia 3 bulan tak bisa diselamatkan karena anggota PPS ini kelelahan.

"Saat hendak penghitungan surat suara, saya merasa kram perut. Seketika saya izin pulang. Sesampainya di rumah saya mengalami pendarahan dan di bawa ke rumah sakit. Hasilnya dokter mennyatakan harus operasi kuret karena janin saya tidak bisa diselamatkan lagi," ungkap Dita Ningtyas kepada republikjatim.com, Rabu (24/04/2019) di dampingi suaminya.

Sedangkan kabar duka dialami Sumodikin (70) petugas Linmas warga Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan, Ngawi. Petugas Linmas ini meninggal dunia setelah sempat dirawat 3 hari di RSUD dr Soeroto Ngawi. Korban kelelahan karena menjaga kotak suara Pemilu 2019.

"Awalnya Bapak (Sumodikin) jaga. Kemudian terasa tidak enak badan izin pulang. Sesampainya di rumah istirahat. Karena sakit terus saya bawa ke rumah sakit. Kemudian 3 hari dirawat Bapak meninggal itu. Mungkin karena kecapekan (kelelahan)," ungkap anak korban, Arif Supriyanto.

Sementara Ketua KPU Ngawi, Syamsul Wathoni menegaskan berdasarkan datanya ada 13 petugas penyelenggara Pemilu yang mengalami musibah pasca pemungutan suara Pemilu. Baginya rata-rata baik yang sakit, keguguran hingga meninggal dunia diduga karena kelelahan mengikuti seluruh tahapan Pemilu.

"Sekarang kami terus melaksanakan pendataan. Baik yang sakit, keguguran maupun yang meninggal dunia untuk diajukan mendapatkan santunan dari KPU RI," tandasnya. And/Waw