DPR RI Ajak Bumdes Prambon Produksi Pupuk Hayati untuk Bisnis


DPR RI Ajak Bumdes Prambon Produksi Pupuk Hayati untuk Bisnis BERI BANTUAN - Direktur Pusat Inovasi LIPI, Dr Sasha Sofyan Munawar dan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Syaikhul Islam menyerahkan bibit mangga dan klengkeng 1.250 pohon serta alat produksi pupuk organik di Desa Gampang, Prambon, Kamis (01/03/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Syaikhul Islam Ali mengajak Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) se Kecamatan Prambon memproduksi pupuk organik hayati hasil penelitihan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Selain produksinya sangat mudah biayanya juga murah serta memiliki nilai dan peluang bisnis cukup besar. Selain itu, juga dapat menjaga kesuburan tanah serta mampu meningkatkan produksi hasil pertanian.

"Kami meminta para Kades memproduksi massal pupuk organik hayati melalui Bumdes. Karena biaya produksi Rp 10.000 bisa ditekan Rp 8.000 per liter. Kalau dijual Rp 20.000 - Rp 30.000 harganya jauh dibawah pupuk kimia dan untungnya cukup menjanjikan. Sedangkan pupuk kimia Rp 50.000 sampai Rp 100.000 per botol," terang Syaikhul Islam Ali kepada republikjatim.com, Kamis (01/03/2018) saat pemberian bantuan 1.250 benih mangga dan klengkeng serta alat produksi pupuk organik hayati di kantor Desa Gampang, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo.

Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Syaikhul ini, jika Bumdes di 20 desa di Kecamatan Prambon tidak mau, maka petani peserta desiminasi bisa memproduksinya sendiri secara massal. Peralatan hasil penemuan LIPI itu hanya seharga Rp 10 juta dan bahan bakunya bisa dibeli di pasar sekitar Prambon. Yakni kelapa muda, kecambah (tauge), telor, tetes, dedak dan ditambah organik mikroba dari LIPI.

"Kami yakin setelah berhasil diproduksi banyak permintaan petani lokal mulai asal Kecamaran Prambon, Krembung, Tulangan, Wonoayu dan Kecamatan Krian bakal terus berkembang. Bumdes maupun petani yang memproduksi pupuk organik hayati mampu membuka peluang usaha dan bisnis," imbuhnya.

Sedangkan Direktur Pusat Inovasi LIPI, Dr Sasha Sofyan Munawar menjelaskan seluruh hasil penelitihan dan pengembangan di LIPI tujuannya untuk aspek pemamfaatan. Oleh karenanya para petani peserta Desiminasi bakal dijelaskan secars gamblang oleh Dr Dr Sarjiya Antonius dan Mustain soal teknis produksi pupuk organik hayati yang sudah terbukti dimanfaatkan petani di seluruh Nusantara.

"Memang target kami tahun ini konservasi dan budidaya buah-buahan untuk 52 kota dan kabupaten. Tapi kalau ada yang mau memproduksi pupuk organik hayati LIPI siap membantu dan mendireknya untuk pengembangan bisnisnya," tegasnya.

Sementara Kades Gampang, M Kasan Taufiq mengakui baik bantuan bibit maupun alat produksi pupuk organik hayati layak dikembangkan di kampungnya. Hal ini disebabkan 60 persen penduduknya berstatus sebagai petani.

"Apalagi lahan pertanian di kampung kami masih utuh. Nilai bisnis itu bakal kami kembangkan. Hasil produksi pupuk organik selain digunakan petani sendiri juga bakal dijual," paparnya.

Hal yang sama disampaikan Camat Prambon, Ainun Amalia. Menurutnya masih ada 2.000 hektar lahan hijau di Prambon dari 20 desa se Kecamatan Prambon.

"Ini sesuai dengan program Sidoarjo Bersih dan Hijau (SBH) kami siap mendukung dan memfasilitasinya," pungkasnya. Waw