Diisukan Ganggu Istri DPO Eko Asal Pasuruan, Juragan Rosok di Sidoarjo Jadi Korban Penembakan di Depan Gudang


Diisukan Ganggu Istri DPO Eko Asal Pasuruan, Juragan Rosok di Sidoarjo Jadi Korban Penembakan di Depan Gudang ISTRI KORBAN - Ny Wiwin Winarsih (34) istri juragan rosok korban penembakan, M Sabar (38) saat di Polresta Sidoarjo, Jumat (01/07/2022) sore. Insert foto koran penembakan M Sabar.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Kasus penembakan juragan rosok, M Sabar (38) di gudang rosok di bawah Flyover (jembatan layang) Desa Tenggulunan, Kecamatan Candi, Sidoarjo semakin terkuak. Juragan rosok ini menjadi korban penembakan yang diduga dilakukan Eko warga Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan yang menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) Polresta Sidoarjo.

Hanya saja saat menembak korban, Eko menyewa penembak bayaran M Joko Waluyo yang kini sudah ditangkap petugas Satuan Reskrim, Polresta Sidoarjo. Eksekutor penembakan itu dijanjikan bakal diberi uang Rp 100 juta. Namun hingga tertangkap polisi tersangka M Joko Waluyo belum mendapatkan uang imbalan penembakan itu.

Dengan kondisi mengalami duka mendalam dan luka batin karena kehilangan suaminya, Ny Wiwin Winarsih mendatangi Polresta Sidoarjo saat press release kasus penembakan suaminya. Perempuan 34 tahun ini sejak awal sudah curiga jika otak penembakan suaminya adalah Eko yang kini menjadi DPO polisi. Menurutnya Eko memiliki dendam ke suaminya sejak enam tahun silam saat masih sama-sama berada di satu kampung di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

"Saya kenal dengan Eko maupun M Joko Waluyo (yang ditangkap polisi). Karena para pelaku itu sebenarnya dulu masih tetangga kampung di Pasuruan. Bahkan masih ada hubungan saudara," ujar Wiwin Winarsih kepada republikjatim.com, Jumat (01/07/2022) sore.

Ibu satu anak ini mengakui sejak awal sudah menduga jika Eko menjadi otak pelaku penembakan suaminya. Alasannya, Eko dan suaminya (M Sabar) pertemanannya sudah berlangsung lama sekitar enam tahun lalu. Apalagi, M Sabar yang sebelumnya merupakan perangkat desa di Kabupaten Pasuruan ini disukai cukup banyak warga dan diisukan akan naik menjadi Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan itu.

"Tapi Eko tidak suka dengan suami saya. Ditambah muncul gosip tentang perselingkuhan antara suami saya dengan istri Eko. Ini suami saya difitnah menggoda istri Eko. Padahal waktu itu suami saya sudah nikah sama istri yang pertama. Kemungkinan itu fitnah dan dijebak seseorang," ungkapnya.

Menurut Wiwin, DPO Eko merupakan orang cukup terpandang di kampungnya di Pasuruan. Tetapi, Eko diduga memiliki bisnis haram. Hal itu yang akhirnya membuat Eko beberapa tahun masuk ke bui dan baru keluar beberapa bulan lalu.

"Setelah istri Eko melaporkan suaminya, mulailah ancaman satu per satu muncul ke suami saya," paparnya.

Sedangkan Ny Toyamah (56) ibu kandung korban penembakan mengungkapkan putranya hampir setiap hari mendapat ancaman di rumahnya. Mulai dari dicelakai dengan bondet, clurit hingga ancaman pembunuhan secara verbal. Ancaman itu, kata ibu korban akhirnya mengganggu korban dan istri pertamanya hingga akhirnya bercerai itu.

"Kemudian Sabar (korban) merantau keliling dari satu kota ke kota lainnya hingga ke Sidoarjo ini. Padahal, dulunya mereka (Eko dan Sabar) itu teman kecil dan masih ada hubungan saudara," urainya.

Sementara saat ditanya soal motif lainnya soal hutang piutang, Wiwin mengaku tegas jika suami tidak pernah hutang ke orang lain. Suaminya hanya hutang di bank dan ibunya sendiri. Pembayaran ke bank rutin setiap bulan dari hasil usaha jualan barang rosokan itu. Bahkan kadang dibantu uang cicilan bantuan dari ibu kandung M Sabar sendiri.

"Sebelum kejadian beberapa kali tetangga dan pekerja pencari rosok mendatangi sekitar rumah. Mereka mengaku ada salah seorang driver Ojek Online (Ojol) bertanya ke tetangga di selatan rel kereta tentang mobil sabar yang di parkir. Termasuk ada dua orang pakai baju rapih datang menanyakan gudang suami saya," jelas istri kedua korban penembakan ini.

Sedangkan soal tindakan hukum apa yang harusnya diberikan ke pelaku, Wiwin meminta pelaku diberi ganjaran setimpal ke pembunuh suaminya itu. Namun, kini Wiwin fokus pada keluarga dan anak semata wayangnya.

"Kami serahkan hukuman itu ke petugas kepolisian dan keputusan sidang di pengadilan," tandasnya. Zak/Waw