Didukung Menparekraf, WMF yang Digelar MarkPlus Inc Diikuti 5.000 Peserta dari Berbagai Negara


Didukung Menparekraf, WMF yang Digelar MarkPlus Inc Diikuti 5.000 Peserta dari Berbagai Negara SESI - Salah satu sesi webinar soal pemasaran digital yang digelar MarkPlus Inc yang diikuti 5.000 peserta dari berbagai negara selama sehari penuh termasuk Jepang, Kamis (21/10/2021) kemarin.

Jepang (republikjatim.com) - MarkPlus, Inc bersama Asia Marketing Federation (AMF) bekerja sama dengan Asia Productivity Organization (APO) menggelar World Marketing Forum (WMF) 2021. Acara bertemakan Technology for Humanity and Productivity For Happiness perdana ini dilaksanakan di Kenchoji Temple, Kamakura, Jepang. Kegiatan ini merupakan forum marketing dunia pertama yang dipelopori Indonesia Marketing Association (IMA) dan Japan Marketing Association (JMA).

Pesertanya mencapai sekitar 5.000 lembaga dari berbagai belahan dunia di Asia hingga Eropa selama dua hari yakni mulai Kamis (21/10/2021) hingga Jumat (22/10/2021). Acara dengan pembicara sekitar 12 orang mulai Hermawan Kartajaya, Founder and Chairman of MarkPlus, Inc Co-founder World Marketing Forum hingga Prof. Philip Kotler, Father of Modern Marketing, Author of M 3.0, M 4.0, M 5.0 Professor Emeritus of Marketing Kellogg School of Management, Northwestern University ini digelar sangat epik.

Bahkan acara yang digelar secara virtual dan interaktif mendapat dukungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno sekaligus sebagai salah satu pembicara dalam acara itu. Bahkan Sandiaga mengapresiasi adanya gelaran acara ini dengan pantun 'Kami (Indonesia) sudah kembali beraktifitas dengan adanya kalibrasi untuk peningkatan kuantitas dan kualitas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia'. Menparekraf ini mengungkap adanya adaptasi dan pemulihan yang nyata bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Vaksinasi dan protokol kesehatan merupakan kunci pemulihan, terutama sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Saat ini penduduk Indonesia sudah lebih 100 juta orang yang melakukan vaksinasi. Didukung dengan adanya peningkatan dalam mobilitas perumahan seperti sekolah dan kantor, tempat rekreasi dan penjualan retail terus meningkat sekalipun di masa PPKM," ujar Sandiaga Uno menutup acara ini.

Bagi Sandiaga, acara ini memberikan wawasan luas bagi para pemasar terkait pemasaran lewat digitalisasi. Baginya, digitalisasi khusus pada e-commerce sangat potensial bagi para pebisnis. Meski secara garis besar ekonomi Kreatif mengalami laju penurunan akibat pandemi, estimasi distribusi 16 subsektor yang mayoritas juga mengalami penurunan terdapat pengecualian pada subsektor televisi, radio, aplikasi, dan game developer.

"Termasuk proporsi kontribusi subsector kuliner, fesyen, dan kriya tidak berubah signifikan. Kami melakukan akselerasi untuk pemulihan lewat optimalisasi momentum ekonomi kreatif dan digital. Jadi data konsumsi produk digital di negara ini termasuk tinggi," ungkapnya.

Sementara pembicara lain Prof Philip Kotler, Father of Modern Marketing menilai wawasan tentang teknologi dapat mengintegrasikan dan memaksimalkan kegiatan pemasaran perusahaan, tidak melupakan kemanusiaan sebagai faktor kunci menyeimbangkan proses itu.

"Kami semakin mendorong keadilan sosial dan memastikan seluruh tujuan pemasaran dan bisnis untuk memberikan kehidupan yang baik bukan hanya untuk beberapa orang. Tetapi untuk semua orang," tegasnya.

Bagi Kotler memperluas pasar bisnis memerlukan digitalisasi secara keseluruhan, perusahaan perlu menghadapi tantangan digitalisasi dalam sistem dan mengambil langkah-langkah untuk menjawab tantangan baru.

"Dengan membangun brand, bisnis tidak lagi hanya bergantung pada pemasaran tradisional seperti iklan 30 detik. Kita mungkin akan melanjutkan dengan iklan 30 detik. Tetapi kita harus tahu brand juga perlu dibangun secara digital dan tidak hanya berskala besar," urainya.

Hal yang hampir sama disampaikan Hotaka Katahira selaku Pimpinan MBF, Jepang sekaligus merupakan perwakilan Asian Productivity Organization (APO).

"Kekuasaan mungkin penting, tetapi jika semua orang melupakan kekuasaan, orang mungkin akan lebih bahagia. Karena kebahagiaan yang kuat datang dari hubungan antara satu sama lain," tandas Hotaka Katahira. Hel/Waw