Diduga Dikeroyok Kumpulan Pemuda Konvoi Motor Mirip Gengster, Santri di Sidoarjo Terluka Hingga Pingsan


Diduga Dikeroyok Kumpulan Pemuda Konvoi Motor Mirip Gengster, Santri di Sidoarjo Terluka Hingga Pingsan KORBAN - Hendrik asal Bangka Belitung yang merupakan santri Ponpes Al Khoziny Buduran dilarikan ke IGD RSUD Sidoarjo diduga dianiaya segerombolan pemuda mirip di Gengster di JL Raya Desa Tebel, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Selasa (16/01/2023) dini hari.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Seorang santri, Hendrik warga Bangka Belitung yang merupakan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran, Sidoarjo dilarikan ke IGD RSUD Sidoarjo, Selasa (16/01/2024) dini hari. Diduga, santri ini dianiaya segerombolan pemuda konvoi motor mirip di Gengster di JL Raya Surabaya - Malang, Desa Tebel, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo hingga tak sadarkan diri (pingsan) akibat luka yang dideritanya, Selasa (16/01/2023) dini hari.

Hingga kini, korban yang berusia 18 tahun itu, masih dirawat di IGD RSUD Sidoarjo akinya sejumlah luka yang dideritanya. Namun dipastikan tim medis kondisi sudah mulai membaik.

Salah seorang pengurus Ponpes Al Khoziny, Syafik membenarkan adanya kasus dugaan pengeroyokan yang dialami salah satu santrinya itu. Kendati demikian, dirinya belum mengetahui persis kronologis dan penyebab pengeroyokan itu.

"Kami belum tahu kronologis secara pastinya. Sekarang kami masih menggali informasi soal asal muasal perkara pengeroyokan itu," ujarnya, Selasa (16/01/2024).

Syafik menguraikan saat itu pengurus Ponpes mendapat telepon dari masyarakat di lokasi kejadian. Pengurus mendapat informasi jika ada salah satu santrinya terkapar dan tidak sadarkan diri di pinggir JL Raya Tebel, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo itu.

"Usia mendapat informasi itu, pihak keamanan dan kesehatan Ponpes langsung meluncur ke lokasi kejadian untuk memastikan kabar itu. Di TKP diketahui korban adalah salah satu santri asal Bangka Belitung," ungkapnya.

Sedangkan langkah yang bakal diambil Ponpes, kata Syafik yakni dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak atas kasus dugaan pengeroyokan ini.

"Salah satu langkah kami akan melaksanakan rembukan dengan para petinggi dari perguruan silat untuk membahas kasus ini," tegasnya.

Berdasarkan informasi yang berhasil digalih di menyebutkan kasus ini viral di Media Sosial (Medsos). Diketahui terdapat seorang pemuda terkapar dan tidak sadarkan diri dengan kondisi tidak mengenakan pakaian. Akan tetapi korban hanya mengenakan sarung.

Diduga, sebelumnya terdapat konvoi gerombolan pemuda dari salah satu perguruan silat dari arah utara (Surabaya) menuju selatan (Sidoarjo). Sesampainya, di TKP mendapati korban mengenakan salah satu pakaian perguruan silat. Kemudian, tanpa alasan dan sebab yang jelas (pasti) segerombolan pemuda itu langsung memukuli korban hingga tak sadarkan diri dan mencopot paksa pakaian korban hingga korban hanya mengenakan sarung saja itu.

Diduga, karena saat itu korban hanya seorang diri tidak mampu melakukan perlawanan. Akhirnya, korban ditemukan masyarakat sekitar lokasi kejadian dalam kondisi terkapar di TKP itu. Parahnya usai mengeroyok korban, para pelaku segerombolan pemuda itu, langsung melarikan diri ke arah Sidoarjo Kota sambil berkonvoi mengenakan puluhan sepeda motor.

Kanit Reskrim Polsek Gedangan, Iptu Roni Endratmoko membenarkan adanya kasus dugaan pengeroyokan itu. Saat disinggung mengenai pelaku pengeroyokan pihak kepolisian masih mendalami kasus itu.

"Kasus ini akan kami ditindaklanjuti," katanya.

Sementara Kepala IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo, dr Ivan Setiawan menegakan korban pengeroyokan Hendrik mengalami luka di bagian kepala kanan. Selain itu diduga korban mengalami cedera otak ringan.

"Sekarang kondisi korban membaik dan sudah sadarkan diri. Rencananya, korban akan terus ditangani tim medis dan akan dirawat inap," tandasnya.

Ivan Setiawan memastikan tidak ada luka tusukan di tubuh korban. Hanya saja ditemukan sejumlah luka memar di tubuh korban.

"Akibat luka yang dialami korban, kini korban mendapat tiga jahitan di pelipis kanannya," pungkasnya. Hel/Waw