Demi Percepatan, Sidak Proyek Betonisasi Jalan Sawocangkring Rp 8,6 Miliar BHS Minta Sebagian Tetap Diaspal


Demi Percepatan, Sidak Proyek Betonisasi Jalan Sawocangkring Rp 8,6 Miliar BHS Minta Sebagian Tetap Diaspal CEK - Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) didampingi pelaksana proyek, Parkan mengecek kondisi proyek betonisasi jalan Desa Sawocangkring - Desa Becirongengor, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Selasa (24/08/2021).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) memberi masukan soal kebijakan yang dilakukan Pemkab Sidoarjo. Kali ini, BHS yang juga politisi Partai Gerindra ini memberi masukan soal perbaikan jalan rusak di Kota Delta.

Menurut BHS, jika ruas jalan yang diperbaiki itu tidak berada di wilayah air (rentan banjir) atau tanahnya bergerak, sebaiknya pembenahan dan pembangunannya tetap menggunakan aspal. Apalagi, jalan kabupaten yang panjangnya sekitar 1001 kilometer dan yang rusak sekitar 130 kilometer.

"Kerusakan jalan itu, sebagian besar rusak karena memang tidak karena banjir. Tapi, sebagian besar rusak akibat dari pematusan (gorong-gorong) atau saluran yang belum dikerjakan atau jalan itu memang tidak ada gorong-gorongnya," ujar BHS saat meninjau betonisasi Jalan Desa Sawocangkring - Desa Becirongengor, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Selasa (24/08/2021).

Selain itu, BHS berharap Pemkab Sidoarjo membenahi semua jalan yang tidak memiliki gorong-gorong. BHS meyakini sebagian besar jalan di Sidoarjo tidak perlu dibeton. Karena jalan kabupaten kebanyakan bebannya tidak terlalu berat.

"Pembangunan jalan itu perlu dianalisa yang tepat agar saat pembangunan dilaksanakan, tidak menguras biaya terlalu besar (mahal). Jadi pembangunan jalan bisa efektif, efesien dan juga cepat," imbuh mantan anggota DPR RI 2014-2019.

Tidak hanya itu, BHS juga menyebutkan kelebihan jalan aspal dibandingkan dengan jalan cor beton. Menurutnya, jalan aspal tidak cepat merusak ban mobil. Namun, rigit pavement (perkerasan kaku) seperti beton ini kaku, keras dan bisa cepat merusak ban dengan cepat.

"Perlu suatu pertimbangan matang untuk membangun jalan beton. Wilayah yang memang benar-benar kebanjiran dan tidak bisa diatasi atau tanahnya yang bergerak. Nah itu, baru dilakukan pembetonan. Apalagi, harga pembetonan dan pengaspalan, satu banding tiga. Satu kilometer bisa dapat pengaspalan tiga kilometer. Karena Sidoarjo masih banyak jalan yang perlu dibenahi dengan anggaran terbatas, maka sebaiknya sebagian besar jalan di Sidoarjo tetap diperbaiki dengan sistem pengaspalan," tegas politisi Partai Gerindra ini.

BHS yang juga alumni Teknik Perkapalan ITS Surabaya ini memaparkan soal betonisasi Jalan Raya Sawocangkring menuju Becirongengor sudah cukup baik. Karena ruas jalan itu banyak dilewati kendaraan berat. Namun BHS merasa prihatin dengan pengerjaan jalan beton itu.

"Karena menggunakan hampir 90 persen tenaga kerja dari luar Sidoarjo. Hal itu karena memang proyek betonisasi ini, tendernya dimenangkan perusahaan asal Tuban. Padahal, di Sidoarjo banyak pengangguran akibat banyak UMKM mati karena PPKM kemarin. Terus manfaatnya untuk kepentingan warga Sidoarjo belum ada. Saya berharap saat lelang, ada persyaratan menggunakan sebagian besar tenaga kerja Sidoarjo," papar Ketua Dewan Penasehat Partai Gerindra Jawa Timur.

BHS pun juga menyoroti para pekerja yang tidak dilengkapi sertifikasi keahlian. Padahal, pihaknya sudah berulangkali menyampaikan ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yakni pengerjaan jalan, baik aspal maupun beton, setidaknya sebagian pekerja atau 30 persennya harus memiliki sertifikat kompetensi.

"Karena ini penting sekali agar mutu pekerjaan fisik (jalan) menjadi lebih baik lagi," urainya.

Sementara pelaksana proyek betonisasi Jalan Becirongengor - Sawocangkring, Parkan menegaskan pembangunan jalan beton itu sekitar 1,7 kilometer dengan luas 6 meter. Proyek itu dikerjakan PT Sugih Waras Jaya Tuban dengan nilai kontrak pekerjaan Rp 8,6 miliar dari pagu senilai Rp 12,5 miliar.

"Kalau pembangunan jalan beton ini ditarget rampung November 2021 mendatang. Sekarang pekerjaannya sudah 20 persen. Tinggal pengecoran. Kami optimis proyek selesai tepat waktu sesuai kontrak," tandas pekerja PT Sugih Waras Jaya, Tuban ini. Hel/Waw