Bermodal Sampah Anorganik, Tim Penmas FEB UWKS Ajak Emak - Emak di Sidoarjo Buat Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomis


Bermodal Sampah Anorganik, Tim Penmas FEB UWKS Ajak Emak - Emak di Sidoarjo Buat Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomis PENMAS - Tim program Pengabdian Masyarakat (Penmas) FEB UWKS memberi pelatihan kepada ibu-ibu di Lingkungan Perumahan Larangan Mega Asri, Kecamatan Candi, Sidoarjo dengan menciptakan produk bernilai ekonomis dari modal sampah anorganik kemarin.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Tim program Pengabdian Masyarakat (Penmas) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) melaksanakan pengabdian di lingkungan Perumahan Larangan Mega Asri, Kecamatan Candi Sidoarjo. Tim Penmas FEB UWKS yang terdiri dari sejumlah dosen dan mahasiswa ini mengajak para ibu rumah tangga di lingkungan perumahan itu menjadi produktif.

Salah satunya dengan menciptakan produk bernilai ekonomis melalui pengelolaan sisa sampah anorganik dengan modal sosial masyarakat di lingkungan Perumahan Larangan Mega Asri itu.

"Pelatihan dalam kegiatan pengabdian ini bertujuan peningkatkan pengetahuan masyarakat, terutama ibu-ibu (emak-emak) tentang pengelolaan sampah anorganik menjadi aneka kreasi daur ulang. Selain itu, memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah anorganik menjadi aneka kreasi daur ulang," ujar Ketua Tim Penmas FEB UWKS, Ni Ketut Yulia Agustini, SE MM kepada republikjatim.com, Kamis (04/01/2024) didampingi anggotanya Dr Indrawati, Dra Ec, M Si serta dibantu dua mahasiswi FEB.

Ni Ketut Yulia Agustini menjelaskan metode yang digunakan yakni pelatihan terbimbing, metode diskusi grup, ceramah, partisipatif dan latihan. Sedangkan sasaran program adalah masyarakat di lingkungan Perumahan Larangan Mega Asri, Kecamatan Candi Sidoarjo yang telah memiliki bank sampah. Akan tetapi, masih terdapat sisa sampah yang merupakan sisa sampah anorganik yang dibuang.

"Berdasarkan pemikiran itu, maka hukumnya sangat penting mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah agar tercipta produk bernilai ekonomis dan dapat dijual untuk membantu mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan sekaligus menghasilkan keuangan yang membantu kebutuhan rumah tangga warga setempat," ungkapnya.

Hasilnya, lanjut Ni Ketut Yulia Agustini program pengabdian berupa pelatihan pengelolaan sampah anorganik menjadi berbagai kreasi daur ulang ini perlu terus menerus dilaksanakan. Hal ini, mengingat produksi sampah rumah tangga yang semakin meningkat didukung dengan rendahnya kesadaran soal 3R. Yakni reuse (menggunakan kembali barang bekas yang masih bisa digunakan), reduce (berusaha mengurangi sampah) dan recycle (mendaur ulang sampah agar dapat dimanfaatkan).

"Sekarang kegiatan pengabdian ini sudah berhasil memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di lokasi pengabdian dengan mengolah sampah berupa kemasan sachet, styrofoam, plastik pembungkus pelindung buah dan sedotan plastik menjadi bunga, bros, hiasan tas dan lainnya yang bernilai ekonomis bisa dimanfaatkan warga dan bisa dijual (dipasarkan)," pungkasnya. Hel/Waw