Belum Difungsikan, Gedung Kampung Reog dan Sentra Batik Rp 28 Miliar Banyak yang Rusak


Belum Difungsikan, Gedung Kampung Reog dan Sentra Batik Rp 28 Miliar Banyak yang Rusak RUSAK - Proyek pembangunan gedung Kampung Reog dan Sentra Batik yang menelan anggaran total sekitar Rp 28 miliar sudah banyak yang rusak meski bangunan itu belum difungsikan, Jumat (01/11/2019).

Ponorogo (republikjatim.com) - Proyek pembangunan gedung Kampung Reog dan Sentra Batik di atas lahan belakang Sub Terminal Kargo JL Trunojoyo Kelurahan Tambakbayan, Kecamatan/ Kabupaten Ponorogo menelan anggaran total sekitar Rp 28 miliar. Kendati hingga kini terkesan sepi dan belum dimanfaatkan dan difungsikan, akan tetapi sudah banyak titik kerusakan.

Padahal, pembangunan sejumlah gedung dianggarkan dengan sistem multi years (tahun jamak) mulai Tahun 2017 hingga 2020 mendatang. Banyaknya kerusakan di gedung yang belum difungsikan itu dinilai karena buruknya pekerjaan.

Sejumlah titik kerusakan itu, diantaranya terlihat plafon di gedung paling barat sudah jebol. Selain itu banyak kusen jendela yang kondisi buka tutup tidak normal karena ada yang tidak bisa ditutup dan sebagian renggang. Disamping itu, beberapa titik lantai keramiknya sudah mengelupas (mbrodol).

"Memang gedung belum difungsikan, tapi keraminya pecah-pecah, retak, dan kalau dipukul dalamnya kosong. Bahkan jendela sulit ditutup rapat karena pakai kayu basah langsung dipasang dan pekerjaannya tidak rajin," kata Prayit sopir yang ada di lokasi bangunan gedung itu kepada republikjatim.com, Jumat (01/11/2019).

Hal yang sama disampaikan akademisi yang juga pemerhati sosial di Ponorogo, Hafidz Syarif Rusli..Menurutnya, proyek pembangunan gedung yang menyerap anggaran puluhan miliar ini terkesan asal-asalan. Hal itu terbukti dengan ditemukannya beberapa titik kerusakan bangunan sebelum gedung difungsikan.

"Kami menduga proyek gedung ini dikerjakan asal-asalan. Buktinya gedung belum difungsikan sudah ada plafon ambrol, keramik mbrodol daj mengelupas. Kelihatan pekerjaan ini terkesan terburu-buru dan tampak mengesampingkan kualitas hasil pekerjaan," ungkapnya.

Lebih jauh, Hafidz sapaan advokat asal Ponorogo ini menilai kerusakan makin tampak pekerjaan yang semrawut bisa dilihat langsung di lokasi gedung UMKM ini. Keramik di dalam dan di luar ruang pameran gedung paling depan dan tingkat keramiknya mengelupas dan kusen pintu terlihat kayu masih basah (kayu muda) langsung dipasang.

"Kami menyayangkan hasil akhir proyek besar ini. Proyek ini terkesan kapitalis dan terkesan terpusat. Lebih baik dana disebarkan ke desa-desa yang punya sentra dan home industri. Kemudian diberi pendampingan," tegasnya.

Anggota Komisi C DPRD Ponorogo yang juga Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda), Moch Irhamni berjanji bakal menggelar sidak secepatnya. Selain itu bakal menegur dinas terkait agar dibenahi.

"Minggu depan kita sidak bersama anggota Komisi C dan mengajak dinas terkait," ungkapnya.

Selain itu, politisi PKB ini mengaku kaget dengan kondisi di lapangan atas kerusakan bangunan baru itu.

"Kalau kualitasnya seperti itu akan kami ingatkan biar segera ada dibenahi," pintahnya.

Sementara Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Perdakum) Pemkab Ponorogo, Adin Andana Warih mengakui anggaran pembangunan gedung Kampung Reog dan Sentra Batik dengan sistem tahun jamak. Menurutnya pembangunannya menelan anggaran Rp 8 miliar di tahun pertama dan Rp 20 miliar di tahun kedua.

"Total sekitar Rp 28 miliar. Tapi bangunan itu masih dalam proses pekerjaan dan pemeliharaan," kilahnya. Mal/Waw