Banjir Terjang Boboh Gresik, Banyak Motor Mogok Kerugian Ditaksir Capai Rp 800 Juta


Banjir Terjang Boboh Gresik, Banyak Motor Mogok Kerugian Ditaksir Capai Rp 800 Juta BANJIR - Kondisi JL Raya Pertigaan Desa Boboh, Kecamatan Menganti, Gresik menuju Surabaya diterjang banjir sepajang 800 meter dengan ketinggian 80 sentimeter, Selasa (28/12/2020) sore.

Gresik (republikjatim.com) - Akibat intensitas curah hujan tinggi dalam sepekan membuat banjir menerjang di sejumlah daerah di wilayah Gresik. Salah satunya banjir menerjang pertigaan Desa Boboh, Kecamatan Menganti, Gresik, Selasa (29/12/2020) sore.

Padahal berdasar pengakuan warga setempat wilayah Gresik selatan tidak pernah mengalami banjir. Ini dikarenakan sendimen tanah sungai yang rutin dinormalisasi (dikeruk).

Kepala Dusun (Kasun) Boboh M Fadli Kharis mengatakan banjir bermula dari luapan air banjir di sekitar Kecamatan Benjeng yang mulai, Senin (28/12/2020) kemarin belum surut. Selain itu, ditambah debit air yang semakin bertambah.

"Banjir masuk Boboh sejak tadi malam. Tapi warga tidak tahu mulai sekitar pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB ada kenaikan debit air yang signifikan," ujarnya kepada republikjatim.com, Selasa (29/12/2020) sore.

Kasun berusia 32 tahun ini menjelaskan banjir di wilayah RW 01 Desa Boboh menutup sepanjang ruas jalan. Yakni tepat di pertigaan Boboh arah menuju Surabaya dengan ketinggian air 80 sentimeter dan jarak 800 meter. Makanya, warga setempat berinisiatif menutup akses jalan yang hendak belok ke kanan menuju Surabaya itu.

"Jumlah warga yang awalnya terdampak cuma 3 rumah sekarang menjadi 9 rumah. Belum lagi 10 toko dan warung yang ada di pinggiran jalan raya ini. Termasuk lahan tambak kurang lebih 12 hektar dan lahan sawah 16 hektar yang terkena dampak banjir ini," imbuhnya.

Fadli menaksir kerugian akibat banjir ini mencapai ratusan juta rupiah dari lahan tambak dan sawah. Untuk benih tambak saja dalam satu tambak dengan luasan satu hektar rata-rata kerugian mencapai Rp 30 juta per hektar.

"Kalau dikalikan Rp 30 juta kali 12 hektar tambak kurang lebih sekitar Rp 360 juta. Itu baru dari sisi lahan tambak. Belum lainnya. Untuk kerugian lahan sawah yang tenggelam akibat banjir sekitar 16 hektar kurang lebih Rp 200 juta. Belum lagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sejak terkena pandemi Covid-19 yang sepi dan lesu. Kena banjir mereka tutup total. Total kerugian semua bisa mencapai Rp 800 jutaan," tegasnya.

Saat ini, kata Fadli yang terkena dampak banjir RT 01 dan RT 07, RW 01. Fadli berharap Bupati Gresik segera memberi langkah konkrit dan efektif terkait dengan permasalahan banjir ini. Apalagi, pekan lalu dengan pihak Balai Besar Bengawan Solo soal pembebasan lahan dan relokasi Kali Lamong sudah pernah dibahas bersama.

"Salah satu solusinya mengurangi sendimen tanah yang ada di sepanjang Kali Lamong. Soalnya dari dulu wilayah Gresik selatan tidak pernah mengalami banjir seperti selama 4 sampai 5 tahun terakhir ini. Dulu sendimen tanah sungai sering dinormalisasi. Sekarang sudah hampir 15 tahun tidak dinormalisasi," jelasnya.

Sementara salah seorang Tukang Portal, Zainal Arifin mengaku soal permasalahan akses jalan yang ditutup, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kapolsek setempat.

"Kami laporan dulu ke Polsek. Akhirnya disepakati disuruh menutup. Kalau tidak laporan ke Polsek tidak berani," tandasnya. Hel/Waw