Antisipasi Isu Megathrust, Siswa SD Al Muslim Dibekali Simulasi Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Gempa Bumi


Antisipasi Isu Megathrust, Siswa SD Al Muslim Dibekali Simulasi Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Gempa Bumi SIMULASI - SD Al Muslim dan BPBD Pemkab Sidoarjo menggelar Kesiapsiagaan dan Simulasi Mitigasi Bencana Gempa Bumi untuk siswa dan tenaga kependidikan SD Al Muslim yang ada di Desa Wadungasri, Kecamatan Waru, Sidoarjo itu, Selasa (10/09/2024).

Sidoarjo (republikjatim.com) - SD Al Muslim Jawa Timur bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sidoarjo menggelar Kesiapsiagaan dan Simulasi Mitigasi Bencana Gempa Bumi untuk siswa dan tenaga kependidikan di SD Al Muslim yang berada di Desa Wadungasri, Kecamatan Waru, Sidoarjo itu, Selasa (10/09/2024) sore.

Kegiatan ini menanggapi isu gempa Megathrust di Indonesia yang menjadi keresahan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi melalui penyelamatan diri dari situasi bencana.

"Kegiatan ini kami gelar untuk memberikan pengetahuan kepada siswa dan tenaga pendidik tentang bagaimana berlindung dan menyelamatkan diri dari bencana gempa bumi ketika mereka berada di sekolah," ujar Kepala SD Al Muslim, Fatimatuz Zahroh kepada republikjatim.com, Selasa (10/09/2024).

Kegiatan itu dimulai pukul 08.30 WIB dengan pengarahan dan penyuluhan dari tim BPBD Pemkab Sidoarjo kepada siswa dan tenaga pendidik. Penyuluhan ini dibagi menjadi dua tempat, agar informasi yang dibagikan lebih efektif.

"Untuk siswa kelas 1 sampai kelas 3 di lapangan Indoor SD Al Muslim. Sedangkan kelas 4 sampai kelas 6 di hall SD Al Muslim. Materinya, siswa diberi pengarahan bagaimana cara melindungi diri ketika terjadi gempa. Salah satunya dengan berlindung di bawah meja sambil terus melindungi area kepala dengan tas atau tangan," ungkapnya.

Setelah diberikan informasi soal tindakan keselamatan pertama yang harus dilakukan saat terjadi bencana gempa, siswa dan tenaga kependidikan dipersilahkan kembali ke kelas dan ruangan masing-masing. Di ruang itu mereka mulai melakukan simulasi bersama.

"Sirine dibunyikan sebagai tanda simulasi gempa dimulai. Setiap sirine memiliki tanda tersendiri. Sirine pertama berlindung di bawah meja, sirine kedua keluar melalui tangga dan jalur evakuasi yang ditentukan serta menuju titik kumpul yaitu di lapangan outdoor SD Al Muslim," tegasnya.

Tidak hanya itu, di setiap ruangan juga diberikan denah jalur evakuasi yang dapat digunakan siswa dan tenaga pendidik sebagai panduan untuk keluar dari gedung melalui jalur yang aman.

"Panduan jalur keluar itu memudahkan proses evakuasi guru dan siswa," katanya.

Sementara salah seorang analis BPBD Pemkab Sidoarjo, Agus Sugiarto menegaskan meskipun tingkat kejadian gempa bumi di Sidoarjo relatif sedikit, tetapi kegiatan ini dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas sekolah. Terutama, anak-anak agar mengetahui tindakan yang diperlukan saat terjadi bencana gempa bumi.

"Harapan dari kegiatan ini, siswa dan tenaga pendidik di SD Al Muslim dapat memahami potensi risiko yang ada di lingkungan, dapat mengenali tanda-tanda awal bencana dan mengetahui tindakan yang harus diambil saat terjadi bencana gempa," pungkasnya. Ary/Waw