Akademisi UMM Sarankan Pemerintah Bangun Komunikasi Publik yang Baik Hadapi Corona


Akademisi UMM Sarankan Pemerintah Bangun Komunikasi Publik yang Baik Hadapi Corona DIALOG - Dosen Ilmu Komunikasi UMM, Widiya Yutanti menyarankan pemerintah melaksanakan komunikasi publik yang baik selama menghadapi wabah virus Corona saat dialog interaktif di Malang, Rabu (08/04/2020).

Malang (republikjatim.com) - Akademisi sekaligus pegiat literasi media, Widiya Yutanti menilai pemerintah harus dapat membangun komunikasi publik yang baik. Terutama dalam menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19) yang melanda saat ini.

"Pemerintah tidak hanya sekedar menyampaikan informasi, tapi juga membangun kesadaran dan kepercayaan (trust) masyarakat," kata Widiya dalam dialog interaktif bertajuk Menjaga Kesehatan Batin dan Akal di Tengah Pandemi Covid-19 di Malang, Rabu (08/04/2020).

Bagi Widiya kurang baiknya komunikasi publik dari pemerintah, ditambah adanya histeria media massa dan media sosial (Medsos) serta kurangnya literasi informasi dapat menimbulkan kerentanan sosial (social vulnerability). Hal ini dapat berpotensi munculnya tindakan apatis, irasional dan bahkan kriminal.

"Dalam kondisi sekarang ini, peran industri (perusahaan swasta) dibutuhkan. Terutama dalam membantu penanganan virus Corona melalui program kepedulian dan tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR)," imbuh salah satu pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Widiya memaparkan maraknya berbagai informasi soal Corona melalui berbagai saluran media sangat penting. Alasannya, media memiliki peran strategis dalam menyampaikan fakta yang terjadi di lapangan.

"Tapi, media tetap harus kritis dengan mengedepankan prinsip-prinsip jurnalistik. Semua ini untuk membangun optimisme, keyakinan dan harapan bersama bagi berbagai kalangan," tegasnya.

Kendati demikian, Widiya mewanti-wanti agar masyarakat memiliki literasi informasi yang baik. Caranya, pertama, selalu mengecek sumber informasi terkait fakta peristiwa yang disampaikan media. Kedua, jangan mudah percaya hoax. Apalagi sampai ikut memproduksi dan menyebarkan hoax. Ketiga, selalu berfikir positif dan optimis, karena dapat membantu menjaga imunitas tubuh. Serta tetap memjaga hubungan baik dengan keluarga dan teman.

"Selain itu, jalankan pola hidup sehat seperti jaga kebersihan diri dan lingkungan, makan makanan yang sehat, olah raga dan lakukan hobi yang positif. Selanjutnya, ikuti anjuran pemerintah untuk tetap menjaga physical distance (jaga jarak) dan saling menghargai, berempati, jangan ada curiga dan stigmatisasi negatif," pintahnya.

Sementara catatan yang tak kalah penting, kata Widiya adalah banyak beribadah dan berdoa.

"Semua harus terlibat dalam penanganan pandemi Corona. Khusus media, memiliki peran yang sangat strategis sebagai social and psychological therapy melalui sajian berita akurat, positif dan sehat," pungkasnya. K1/Rik/Waw