4.318 Alumnus SMK se Jatim Serbu Job Matching, Berebut Lowongan Kerja


4.318 Alumnus SMK se Jatim Serbu Job Matching, Berebut Lowongan Kerja JOB MACHING - Sebanyak 4.318 alumnus SMK berebut lowongan pekerjaan yang disediakan 50 perusahaan di SMK Negeri 1 Buduran, Sidoarjo, Rabu (15/11/2017).

Sidoarjo (RepublikJatim) - Sebanyak 4.318 alumnus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se Jawa Timur tumpah ruah di SMK Negeru 1 Buduran, Jl Jengolo, Buduran, Sidoarjo, Rabu (15/11/2017). Ribuan muda mudi ini, berebut lowongan pekerjaan yang disediakan 50 perusahaan sesuai dengan keinginan pelamar.

Program Job Matching ini, merupakan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Program nasional inu dilaksanakan di 34 propinsi untuk mengurangi pengangguran alumni SMK dengan mempromosikan sumber daya yang dimiliki para alumni. Program ini bertujuan mempertemukan pencari kerja dengan dunia usaha dan industri.

Salah satu alumni SMK, Sista Faizza Rohma mengatakan program Job Matching sangat bermanfaat khususnya bagi yang baru lulus. Selama ini, siswi usia 20 tahun lulusan Tahun 2016 ini mengaku kesulitan mencari pekerjaan. Hal ini dipicu selama ini perusahaan mencari para pekerja berpengalaman minimal 1 sampai 2 tahun.

"Setiap melamar pekerjaan selalu ditolak. Karena perusahaan menginginkan pekerja yang berpengalaman. Kalau tidak ya harus lulusan minimal D3. Sedangkan alumni SMK sendiri pengalamannya hanya saat magang. Biasaya hanya 6 bulan tidak sampai setahun," keluh pencari kerja ini kepada RepublikJatim.

Kepala SMK Negeri 1 Buduran, Agustina saat ini sudah mendaftar 4.318 alumni SMK baik negeri maupun swasta se Jawa Timur. Sedangkan perusahaan yang bergabung ada 50 perusahaan lebih sebagian besar dari perusahaan di bidang pariwisata.

"Kami harap lewat job matching ini, lulusan SMK khususnya yang baru lulus tidak bingung mencari pekerjaan maupun menyalurkan bakatnya. Sekarang pendaftaran juga bisa diakses melalui online di daerah masing-masing. Kami harap alumni SMK bisa memanfaatkan momen ini," tegasnya.

Sedangkan mengenai keluhan lulusan SMK yang selalu ditolak perusahaan karena terkendala pengalaman kerja, pihaknya tidak membenarkannya. Baginya, waktu magang sudah bisa diajukan acuan pengalaman kerja.

"Tapi setiap perusahaan itu memiliki peraturan sendiri-sendiri. Semestinya, selama 6 bulan magang sudah cukup sebagai pengalaman kerja. Sekarang kan aturan perusahaan itu berbeda-beda," katanya.

Sementara Kabid Pembinaan SMK Jawa Timur, Hudiyono menilai program job matching merupakan layanan prima bagi lulusan SMK. Alasannya dengan job matching, para siswa bisa memilih perusahaan sesuai bakat yang dimilikinya dan dapat menyesuaikan kondisi lingkungan kerjanya.

"Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur, lulusan SMK yang terserap di dunia industri maupun dunia usaha mencapai 68,4 persen atau sekitar 130.000 lulusan. Ini membuktikan tidak ada miss komunikasi antara SMK dan Industri," tandasnya. Waw