Dampak Pembangunan Proyek Balai Besar Rp 6,36 Miliar, Warga Blurukidul Sambat Rumahnya Retak-Retak

author republikjatim.com

republikjatim.com

Selasa, 05 Nov 2019 16:48 WIB

Dampak Pembangunan Proyek Balai Besar Rp 6,36 Miliar, Warga Blurukidul Sambat Rumahnya Retak-Retak

i

PEMANCANG - Proyek pembangunan Pengendalian Banjir di Sidoarjo yang menelan anggaran Rp 6,36 miliar di aliran Sungai Blurukidul, Kecamatan Sidoarjo dikeluhkan warga sekitar karena diduga memicu keretan (kerusakan) bangunan rumah warga, Selasa (05/11/2019)

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sejumlah warga RT 02, RW 07, Desa Blurukidul, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo mengeluh. Ini menyusul, bangunan rumah mereka terutama di bagian kamar dan dapur mengalami retak-retak. Kerusakan rumah warga ini menyusul ada pembangunan Proyek Pengendalian Banjir di Sidoarjo senilai Rp 6,36 miliar yang dikerjakam CV Cipta Karya Mandiri.

Bahkan sebagian warga mengaku saat pemasangan tiang pemancang (sheet pile) proyek Balai Besar Wilayah Sungai Brantas ini takut jika berada di rumahnya. Mereka takut rumahnya ambruk.

"Karena keretakan bangunan rumah sangat mengkhawatirkan, kami pun ketakutan. Rumah kami retak di bagian tembok kamar dan dapur," kata Suryati warga setempat sambil menunjukkan keretakan tembok rumahnya, Selasa (05/11/2019).

Bagi Suryati kerusakan tembok itu bukan hanya di dinding kamar. Akan tetapi juga ada kerusakan di bagian dapur belakang rumahnya. Kondisi kerusakannya juga hampir sama.

"Sekaang tembok rumah saya sudah goyang. Apalagi saat mesin paku bumi (alat pemasang sheet pile) sedang bekerja. Saya nggak berani di dalam rumah. Karena takut ambruk. Apalagi, suara pemasangannya kencang," ungkapnya.

Hal yang sama disampaikan Konan (65) warga setempat lainnya. Menurutnya, sejak adanya pembangunan pengendalian banjir di bantaran Sungai Blurukidul itu, tembok rumah warga banyak yang retak.

"Kerusakan tembok rumah warga itu tidak hanya satu, dua atau tiga rumah saja. Tapi jumlahnya cukup banyak," paparnya.

ADVERTISEMENT

republikjatim.com vertical

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kades Blurukidul, Tri Prastiyono menjelaskan jika proyek Pembangunan Pengendalian Banjir tidak dihentikan meski ada keluhan kerusakan rumah warga. Menurutnya sebelum proyek dikerjakan sudah ada sosialisasi dan rapat yang mengajak RT, RW dan perwakilan warga. Bahkan dalam rapat itu ada kesepakatan, hanya saja kesepakatan itu hanya ditandatangani kontraktor. Sedangkan RT dan RW belum ada yang tandatangan.

"Isi kesepakatannya ada perbaikan jalan kalau rusak, rekanan siap membuat gorong-gorong dan memperbaiki rumah warga kalau ada kerusakan. Tapi kerusakan rumah warga kan tidak sama. Perbaikan itu bisa dikerjakan rekanan sendiri atau menyuruh orang lain," tegasnya.

Sementara Pimpro Proyek, Udin mengaku siap membangun gorong-gorong. Bahkan jika ada kerusakan rumah warga pihaknya siap memperbaikinya.

"Kalau jumlah kerusakan rumah warga belum didata semua. Tapi semua akan kami data. Karena pekerjaannya sampai akhir Desember 2019 ini. Wong pekerjaan ini panjangnya 233 meter dengan jumlah 646 buah site pell," tandasnya. Waw

Editor : Redaksi

Tag :
republikjatim.com horizontal