Wabup Sidoarjo Menilai Ponpes Kini Menjawab Kebutuhan Generasi Masa Depan


Wabup Sidoarjo Menilai Ponpes Kini Menjawab Kebutuhan Generasi Masa Depan WISUDA - Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menghadiri acara wisuda Angkatan III SMA dan Angkatan VI SMP Progresif Bumi Sholawat, Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo, Sabtu (18/05/2019) malam.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menilai model pendidikan pesantren saat ini sangat baik dan bagus. Modifikasi pembelajaran yang dilakukannya disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Hal ini seperti halnya pendidikan di Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo.

Penilaian ini disampaikan Wabup Sidoarjo seusai menghadiri Wisuda Angkatan III SMA dan Angkatan VI SMP Progresif Bumi Sholawat Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo, Sabtu (18/05/2019) malam. Dalam wisuda 301 santri SMP dan 150 santri SMA ini dihadiri Gubernur Jawa Timur, Khofifa Indar Parawangsa.

"Ponpes saat ini dapat menangkap kebutuhan generasi muda dalam menghadapi perkembangan zaman. Model pendidikan yang diberikan saat ini dilengkapi dengan ilmu dan teknologi tanpa meninggalkan pendidikan agama khas pesantren," terang Nur Ahmad Syaifuddin kepada republikjatim.com, Sabtu (18/05/2019) malam.

Lebih jauh, Wabup yang akrab dipanggil Cak Nur ini menguraikan di era global ini generasi muda tidak hanya harus pandai dalam teknologi saja. Akan tetapi ilmu agama dan keimanan yang kuat sangat diperlukan dalam mencetak generasi penerus bangsa. Oleh karena itu dirinya yakin lulusan pesantren akan membuahkan kader-kader bangsa yang siap menghadapi tantangan saat ini dan yang akan datang.

"Modifikasi pendidikan yang bagus penting. Seperti pesantren progresif ini, akan membuahkan kader-kader yang siap menghadapi tantangan saat ini dan yang akan datang. Lulusannya dibekali ilmu agama dan keimanan yang kuat. Yang dibutuhkan memang seperti ini," imbuhnya.

Selain itu, Cak Nur menjelaskan manajeman pendidikan sekolah yang baik saat ini sangat diperlukan. Kurikulum yang dibutuhkan pada zamannya harus diberikan kepada peserta didik. Hal ini untuk membekali generasi muda menghadapi era globalisasi.

"Kami yakin lembaga-lembaga pendidikan seperti ini (Bumi Sholawat) akan banyak diminati masyarakat. Bukan masalah mahal atau tidaknya. Kalau dimanage dengan baik akan diminati masyarakat," tegasnya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa berpesan kepada santri untuk selalu mencintai NKRI serta menjaga Ahlussunnah Wal Jamaah. Menurutnya, saat ini yang menjadi pekerjaan rumah adalah menjaga Ahlussunnah Wal Jamaah dan menjaga Islam rahmatan lil alamin.

"Kami berharap wisudawan-wisudawati Ponpes Bumi Sholawat menjadi tunas-tunas Ahlussunnah Wal Jamaah. Tunas-tunas yang akan membawa bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia," pintahnya.

Selain itu, Khofifah menilai kemajuan suatu bangsa ditentukan Sumber Daya Manusia (SDM). Menyiapkan SDM dengan membekali STEAM (Science/Sains, Technology/teknologi, Engineering/teknik, Art/seni, Mathematics/matematika) adalah kuncinya.

"Ini yang diterapkan negara-negara maju, seperti Negara Malaysia. Proses untuk bisa mengawal dan menjaga negara supaya berkemajuan, berkeunggulan, berdaya saing adalah sumber daya manusianya," jelasnya.

Sementara Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat, KH Ali Mashuri berpesan kepada santrinya untuk selalu berpikiran positif. Baginya nasib baik seseorang tidak ditentukan ijazah yang diperoleh maupun tempat sekolah. Namun nasib baik ditentukan isi pikiran dan hatinya.

"Jika isi pikiran dan hatimu baik, Insyaallah akan menemukan kebaikan, sukses full, berkah, dan belajarlah berpikir positif," katanya diamini santri.

Selain itu, kiai yang akrab dipanggil Gus Ali menilai berpikir positif merupakan kekuatan dasar dan separuh kesuksesan. Dia yakin orang yang tidak pernah berpikir positif tidak pernah menemukan kesuksesan sepanjang sejarah.

"Bukan dihadang orang lain atau dibungkam orang lain, tapi gagal karena kekerdilan jiwanya sendiri. Tolak ukur kemajuan bangsa ditentukan empat hal. Yang pertama dunia pendidikan, kedua minat baca masyarakat, ketiga jumlah perpustakaan dan terakhir jumlah toko buku yang ada," tandasnya. Waw