Tinggalkan Surat Wasiat, Korban Terjebur Sungai Porong Belum Ditemukan


Tinggalkan Surat Wasiat, Korban Terjebur Sungai Porong Belum Ditemukan PENCARIAN - Tim gabungan Basarnas, Tagana, polisi dan warga bergotong royong mencari korban Santoso di sepanjang aliran Sungai Brantas Porong belum membuahkan hasil, Senin (04/02/2019).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Memasuki hari kedua pencarian Santoso (43) warga Desa Gelang, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo yang terbawa arus Sungai Brantas Porong belum membuahkan hasil. Namun tim gabungan Basarnas, Tagana, polisi dan warga sekitar terus berupaya maksimal mencari korban yang terjebur ke sungai di perbatasan Porong - Gempol itu.

Pencarian ini dilakukan dengan cara menyisir di sepanjang aliran sungai dari titik lokasi kejadian korban terjebur hingga ke arah timur. Dalam pencarian ini tim gabungan menggunakan tiga perahu sampan dan dua perahu karet milik Basarnas. Tidak hanya itu, warga sekitar dan keluarga korban juga mencari melalui darat dengan mengendari motor.

Kanit Reskrim Polsek Porong, Ipda Sulasno mengatakan pencarian korban Santoso yang jatuh dari jembatan Arteri Porong belum membuahkan hasil. Namun berdasarkan hasil penyelidikan pihaknya meyakini korban terjatuh diduga karena bunuh diri.

"Karena ada saksi yang mengetahui secara langsung kejadian itu. Selain itu, sebelum melakukan aksi nekad itu, korban terlebih dahulu mengirim surat wasiat ke keluarganya. Sekarang surat itu diamankan petugas Polsek Porong sebagai barang bukti," Sulasno kepada republikjatim.com, Senin (04/02/2019) di lokasi pencarian.

Lebih jauh mantan Kanit Reskrim Polsek Sidoarjo Kota ini mengaku mengapresiasi kinerja tim gabungan pencari korban. Hal ini karena tim gabungan bekerja dengan ikhlas dan sukarela mencari korban.

"Kalau korban ditemukan hari ini, maka usai proses visum bakal segera diserahkan ke keluarganya," tegasnya.

Sementara Komandan Tim Basarnas, Akhmad Farid Kurniadi menegaskan dalam pencarian hari kedua tim SAR dibagi dua regu. Yakni menggunakan perahu karet, disisi utara maupun selatan sepanjang Sungai Brantas Porong. Sedangkan tim lain, bersama warga melalui jalur darat.

"Tim pencari selalu memantau titik-titik yang dicurigai seperti muara air dan gelombang air di pingir sungai. Anggota tim sudah dibekali peralatan komunikasi HT dan sejenisnya," paparnya.

Bagi pria yang akrab dipanggil Farid ini, bekal dan peralatan tim pencari ini bertujuan mempermudah komunikasi satu anggota dengan anggota lainnya. Menurutnya, jika nantinya korban ditemukan tim lainnya segera merapat lokasi titik penemuan.

"Dalam penyisiran dan pencarian korban kami melibatkan 40 personil. Harapan kami, hari ini jarak pencarian sampai di muara sungai korban bisa ditemukan. Sebaliknya jika dalam pencarian tidak ditemukan, maka hari berikutnya kembali dilakukan pencarian," tandasnya. K1/Waw