Tekan Pengangguran, Pemkab Sidoarjo Gencarkan Program Job Matching BKK di Sejumlah SMK


Tekan Pengangguran, Pemkab Sidoarjo Gencarkan Program Job Matching BKK di Sejumlah SMK BUKA - Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali membuka program Job Matching Bursa Kerja Khusus (BKK) dan Penyuluhan Bimbingan Jabatan di SMK Muhammadiyah 2 Taman, Sidoarjo, Selasa (18/10/2022).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Surabaya raya menjadi daerah dengan angka pengangguran terbuka yang cukup tinggi. Hal itu, terjadi akibat pandemi Covid-19 kemarin. Salah satunya dialami Kabupaten Sidoarjo. Upaya Pemkab Sidoarjo untuk menekan angka pengangguran terus dilakukan.

Salah satunya dengan menggandeng Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melalui program Job Matching Bursa Kerja Khusus (BKK) dan Penyuluhan Bimbingan Jabatan. Hal ini, seperti yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Taman, Sidoarjo. Acara itu, dibuka langsung Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, Selasa (18/10/2022).

Bupati muda yang akrab disapa Gus Muhdlor ini berharap program itu akan efektif menekan angka pengangguran di wilayahnya. Melalui SMK yang ada diharapkan angka pengangguran di Sidoarjo tidak akan bertambah bahkan harus berkurang. Karena itu, pihaknya berharap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bersama-sama bergerak mewujudkannya.

"Yakni kita menciptakan 100.000 lapangan kerja baru yang menjadi salah satu dari 17 program prioritas kami dapat diwujudkan. Program Job Matching BKK dan Penyuluhan Bimbingan Jabatan di sekolah kejuruan menjadi salah satu upaya menekan angka pengangguran itu," ujar Gus Muhdlor kepada republikjatim.com, Selasa (18/10/2022).

Selain itu, Gus Muhdlor mengapresiasi inovasi Disnaker Pemkab Sidoarjo yang membuat program itu. Apalagi, pihaknya melihat program itu juga menggandeng industri. Terdapat 16 industri yang digandeng dalam program tersebut. Hasilnya, Job Matching menarik ribuan peserta dari lulusan SMK se Sidoarjo untuk mengikutinya.

"Pendidikan SMK menjadi salah satu upaya pengentasan pengangguran yg cukup signifikan angkanya di Sidoarjo," ungkap alumni Fisip Unair Surabaya ini.

Gus Muhdlor berharap keberadaan SMK saat ini relevan dengan zamannya. SMK harus mengetahui yang dibutuhkan industri kerja saat ini. Karena itu, SMK jangan hanya terpaku pada kurikulum yang dibuat. Tetapi harus ada inovasi dan terobosan agar kurikulumnya berdasarkan pada basis industri sekitarnya.

"Dengan kata lain, SMK harus mempersiapkan keahlian yang sesuai dengan industri di daerahnya. Zaman sekarang bukan hanya bicara tentang kompetensi, tapi juga bicara tentang networking Sidoarjo. Karena Sumber Daya Manusia (SDM) Sidoarjo sangat tinggi dengan bukti indeks pembangunan sudah mencapai 80 persen. Angka itu termasuk sangat tinggi di Indonesia. Tapi kalau networking tidak di tata, akhirnya juga percuma," tegas alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.

Untuk itu, Gus Muhdlor meminta sekolah memiliki networking yang kuat. Hal itu harus dilakukan Kepala Sekolah (Kasek) atau guru juga harus mempersiapkan struggle (daya saing) bagi siswa-siswinya. Sikap pantang menyerah dalam memasuki dunia industri sangat dibutuhkan. Bukan hanya kompetensi maupun keahlian atupun skill yang harus dimiliki.

"Selain itu, kemampuan siswa harus diperkuat daya berjuang dan daya saing agar tenaga kerja dari Sidoarjo tidak tergeser tenaga kerja dari daerah lain," pintah putra keenam KH Agoes Ali Masyhuri ini.

Gus Muhdlor meminta kepala sekolah dan para dewan guru sekolah harus juga membuat escape road atau jalur peralihan. Contohnya, dengan membekali anak didiknya dengan skill wirausaha. Langkah seperti ini akan akan mengubah paradigma SMK bukan hanya mencetak pekerja, tetapi juga mencetak enterpreneur (pengusaha) yang akan memperkerjakan orang lain.

"Jadi SMK juga harus diubah paradigmanya, bukan hanya mencetak pekerja tetapi juga mencetak enterpreneur yang akan mempekerjakan orang lain," jelasnya.

Gus Muhdlor juga meminta SMK juga harus punya data alumni yang sudah memperoleh pekerjaan ataupun belum. Bahkan data peserta didiknya yang berwirausaha. Data itu dibutuhkan sebagai tolak ukur keberhasilan program penurunan pengangguran.

"Pendataan ini sangat penting. Kami berharap para siswa SMK dan alumni SMK memanfaatkan program Job Matching ini. Karena program ini sebagai jembatan untuk mencari kerja, mengukur kemampuan masuk Dunia Industri dan Dunia kerja (Dudika) bagi siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi," urainya.

Gus Muhdlor juga mengungkapkan jumlah pelaksanaan BKK terus meningkat. Kalau di Tahun 2021 jumlahnya hanya sekitar 7-12 tempat, sekarang jadi 70 kali BKK yang dilakukan hampir di seluruh SMK yang ada di Sidoarjo. Tujuannya, tidak lain untuk menekan angka pengangguran lulusan SMK dan SMA.

"Karena dalam program Job Matching itu menjadi gelar bursa kerja khusus anak-anak SMK yang sudah kerjasama dengan industri," katanya.

Sementara Kepala Disnaker Pemkab Sidoarjo, Ainun Amalia menegaskan program Job Matching sesuai dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo. Yakni membuka 100.000 lapangan kerja baru yang menjadi salah satu dari 17 program prioritas itu.

"Program ini menjadi salah satu wujud program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo membuka 100.000 lapangan kerja baru," tandasnya. Hel/Waw