Suncity Biz Siap Dijadikan Akses Pasokan Produk Holtikultura Berskala Besar


Suncity Biz Siap Dijadikan Akses Pasokan Produk Holtikultura Berskala Besar KUNJUNGAN - Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi menghadiri Pertemuan Koordinasi Pemasaran Produk Hortikultura di kawasan perdagangan Suncity Biz, Arteri Porong, Sidoarjo, Senin (15/07/2019).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Kawasan Perdagangan Suncity Biz yang ada di jalur Arteri Porong, Sidoarjo siap dijadikan lalu lintas pemasok produk-produk holtikultura berskala besar. Selain lahannya cukup luas, lokasi Suncity Biz juga sangat strategis.

Kesiapan Suncity Biz ini, untuk mengejawantakan kebijakan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dalam membangun logistik pangan khususnya komoditas hortikultura berskala besar untuk akselerasi pasar dalam negeri dan pasar ekspor. Bahkan kawasan Bisnis Suncity Biz itu juga siap dijadikan Warehouse untuk pasokan produk holtikultura bagi supermarket di dalam dan luar negeri (ekspor).

"Untuk mewujudkan kedaulatan pangan, Indonesia sebagai negara kepulauan harus memiliki gudang pangan berskala besar, di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Makasar, Medan dan Banjarmasin. Ini untuk pengamanan pasokan pangan di dalam maupun dijual keluar negeri. Sistem logistik pangan ukuran jumbo ini sudah ada di Jepang dan Dubai. Kami berharap Suncity Biz bisa menjadi warehouse produk-produk holtikultura itu," terang Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi dalam Pertemuan Koordinasi Pemasaran Produk Hortikultura di Kawasan Perdagangan Suncity Biz, Sidoarjo, Senin (15/07/2019).

Karena itu, lanjut Suwandi Kementan bersama investor dan para pelaku usaha merancang membangun warehouse dan wholesaler di kota-kota besar. Isinya berupa buah, sayuran. Produk lokak itu rencana dikirim ke warehouse dan wholesale milik Indonesia yang ada di luar negeri seperti Singapura, Malaysia, China, Hongkong, Jepang dan lainnya.

"Saat ini fokus warehouse di Suncity Biz Sidoarjo ini. Terobosan pemasaran hasil produk hortikulutra ini harus segera diwujudkan," imbuhnya.

Selama ini, kata Suwandi aktivitas ekspor produk pertanian dilakukan secara sendiri-sendiri dan tunggal. Ini merupakan alternatif inovasi baru. Kementan terus membantu dalam mempermudah perizinan, registrasi kebun, bantuan packaging, sortirisasi, bantuan benih, bibit dan membangun sentra-sentra produksi dan fasilitas lainnya.

"Kami ingin membangun supermarket tapi posisinya ada di negara lain. Negara lain yang menyajikan komoditas pertanian Indonesia. Jadi importir dan distributor diluar negeri tidak perlu repot mencari di Indonesia karena sudah disiapkan. Suncity Biz ini sudah siap fasilitasnya untuk menampung hasil produksi dari sentra-sentra holtikultura. Selanjutnya baru didistribusikan ke Supermarket dalam negeri dan pasar ekspor," tegasnya.

Bagi Suwandi, pasokan berbagai produk hortikultura dari berbagai kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur setelah diproses sortir, grading dan packaging dikirim ke warehouse seperti di Suncity Biz. Selanjutnya satu pintu dari Surabaya didistribusikan ke berbagai supermarket di dalam negeri dan ke wholesale diluar negeri.

"Makanya sarana dan prasarana di Suncity Biz ini dijadikan model untuk direplikasi dan dikembangkan di kota besar lain di Jakarta, Medan, Makasar dan Banjarmasin. Harapan Mentan agar terbangun logistik seperti ini dengan kapasitas total se Indonesia 10 juta ton berisi produk pangan. Ini mendesak karena infrastruktur tol sudah terbangun," pintahnya.

Sementara Pemilik Kawasan Perdagangan Suncity Biz, Turino Djunaidi Toreno menegaskan sistem logistik pangan ukuran jumbo yang dibangun di Suncity Biz merupakan bentuk aplikasi visi Menteri Pertanian. Hal ini bisa memotong mata rantai pasokan, akselerasi ekspor dan mensejahterakan petani. Sinergi ini untuk membangun pasar ekspor hortikultura. Apalagi Indonesia surga buah-buahan dan sayur-sayuran.

"Suncity Biz siap mengaplikasikan visi Menteri Pertanian. Intinya ada sentra-sentra produksi, ada pasar ekspor. Di pasar luar negeri tidak sekedar menunggu pembelinya, tapi lebih aktif membuka usaha di negara ekspor seperti Cina, Singapur, Taiwan, Hongkong dan sebagainya," paparnya.

Selain itu, Djunaidi menguraikan pola pemasaran produk hortikultura harus membuka pasar sentra komoditas Indonesia diluar negeri. Berangkat dari konsep pasar ini, akan sangat membantu komoditas hortikultura yang umurnya harian (tidak tahan lama).

"Harus ada perlakukan khusus, paling tidak soal perizinan. Kawasan ini dilengkapi dengan kemudahan pelayanan perizinan jemput bola di lapangan. Jadi tidak ada jeda waktu yang terlalu lama untuk memasarkan produk hortikultura. Saya yakin, kedepan komoditas hortikultura semakin menguasai pasar ekspor. Apalagi ditetapkan menjadi kawasan berikat (ekonomi khusus) dengan berbagai fasilitas kemudahan," tandasnya. K1/Waw