Sarasehan Sejarah, Seketi Bakal Dijadikan Desa Wisata Bambu


Sarasehan Sejarah, Seketi Bakal Dijadikan Desa Wisata Bambu SARASEHAN - Kepala Desa Seketi, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, Seger Purwanto memimpin acara Malam Sarasehan Sejarah Desa yang digelar di pendodo desa setempat, Kamis (07/11/2019) malam.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Suasana malam Prepek'an peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW agak berbeda yang terlihat di Pendopo Balai Desa Seketi, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, Kamis (07/11/2019) malam. Hal ini lantaran digelar acara Sarasehan Budaya Sejarah Desa Seketi. Rencananya Desa Seketi bakal dijadikan pusat desa wisata bambu.

Sarasehan ini di hadiri Forpimka, Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia, perwakikan Disporapar, Pendamping Desa dan Lokal serta masyarakat sekitar.

Kepala Desa Seketi, Seger Purwanto putra-putri generasi muda harus mengenal asal usul sejarah budaya dan asal usul Desa Seketi. Termasuk soal rencana Desa Seketi bakal menjadi desa wisata bambu yang bisa menarik wisatawan.

"Tapi rencana desa wisata itu butuh tekad dan kerja keras dalam membangun desa ini," pintahnya.

Kasi Kesos Kecamatan Balongbendo Wasis memaparkan penanaman sejak dini sejarah budaya dan komunikasi di tengah masyarakat sebagai upaya penting desa. Hal ini agar budaya asli tidak diklaim milik tetangga sebelah.

"Mari kita lestarikan dan pelihara budaya asli. Misalnya kampung bambu Seketi menggunakan bahasa Jawa pakem atau lainnya. Ini agar bahasa Jawa Tidak pudar dan generasi penerus mau menggunakan bahasa Jawa halus," ungkapnya.

Sementara Kabid Promosi, Disporapar Pemkab Sidoarjo Soepomo menegaskan sejarah budaya harus dihargai. Baginya, bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai budayanya. Bahkan di saat tumbuhnya era digital Desa Seketi masih bisa nguri nguri budaya. Hal ini dibuktikan acara yang diselenggarakan di balai desa itu.

"Hadirnya Desa Seketi sebagai desa wisata bambu akan kami catat dan dilaporkan ke Bupati. Desa ini yang ke 12 sebagai desa wisata. Menjadikan desa wisata pun, desa harus bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Misalnya soal keamanan dan ketertiban. Kita harus menyadarkan masyarakat akan hal itu dan menjaga kearifan lokal itu," tandasnya. Zak/Waw