Ratusan Siswa Baru SMAN 4 Ikut MPLS Dukungan Program Anti Bullying, 20 Siswa Terima Seragam Gratis


Ratusan Siswa Baru SMAN 4 Ikut MPLS Dukungan Program Anti Bullying, 20 Siswa Terima Seragam Gratis SERAGAM GRATIS - Waka Kesiswaan SMAN 4 Sidoarjo, Nunung Prasetyo menyerahkan seragam gratis untuk siswa baru SMAN 4 Sidoarjo di Gedung Serba Guna saat mengikuti apel bersama pembukaan MPLS se Jatim di Aula SMAN 4 Sidoarjo, Senin (15/07/2024).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sebanyak 420 siswa dan siswi baru SMAN 4 Sidoarjo mengikuti proses Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Aula SMAN 4 Sidoarjo, Senin (15/07/2024). Ratusan siswa ini, selain mengikuti apel pagi pembukaan versi sekolah juga mengikuti apel pembukaan MPLS yang digelar secara zoom dengan Pj Gubernur Jawa Timur (Jatim), Andy Karyono dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Aries Agung Paewai serta sejumlah Kepala Cabang Dinas dan para Kepala SMA dan SMK se Jatim.

Waka Kesiswaan SMAN 4 Sidoarjo, Nunung Prasetyo Nugroho mengatakan saat ini terdapat sebanyak 420 siswa baru yang mengikuti prosesi MPLS. Dari ratusan siswa itu, sebanyak 20 siswa dan siswi perwakilan menerima seragam gratis sesuai dengan arahan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Bahkan ratusan siswa baru juga menandatangi Deklarasi Anti Perundungan secara bergantian.

"Dalam pembukaan MPLS kali ini terdapat pemberian seragam gratis. Ini menunjukkan sekolah berpartisipasi soal program pemberian seragam gratis sesuai dengan arahan dan program Dinas Pendidikan Provinsi Jatim," ujar Nunung Prasetyo Nugroho kepada republikjatim.com, Senin (15/07/2024).

Lebih jauh, guru yang akrab disapa Nunung ini menjelaskan sebenarnya SMAN 4 Sidoarjo sendiri juga memiliki program anak asuh. Dalam program ini setiap tahun memfasilitasi siswa (anak didik) terkait pemberian sejumlah bantuan. Diantaranya mulai seragam, LKS dan lain sebagainya.

"Ke depan program anak asuh ini tetap akan eksis dan tetap berupaya memberikan bantuan khusus kepada para siswa dan siswi yang dinilai kurang mampu (beruntung). Beberapa diantaranya tetap diupayakan bisa mendapatkan program gratis," ungkap Nunung.

Sedangkan soal program Deklarasi Anti Perundungan (Bulliying) yang dicanangkan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim sesuai tema Pembukaan MPLS Tahun 2024 yakni Siap Mendukung Anti Perundungan di Jatim, kata Nunung SMAN 4 Sidoarjo sudah mencanangkan sejak 4 tahun lalu. Bahkan perkembangannya saat ini sudah ada tim khusus berupa agen-agen anti perundungan di setiap kelas dan angkatan.

"Tim (agen-agen) anti perundungan ini tugasnya mencegah terjadinya bulliying. Mereka juga bertugas mengajak teman-temannya untuk saling menyadarkan kalau perundungan itu merugikan masa depan siswa sebagai korbannya," tegasnya.

Tidak hanya itu, Nunung yang mewakili Kepala SMAN 4 Sidoarjo, Dr Karyanto dalam pembukaan itu, juga memberikan beberapa pesan kepada para siswa dan siswi baru. Diantaranya mengajak semua siswa baru untuk mengembangkan prestasi, inovasi di bidang akademik dan non-akademik, menjaga nama baik SMAN 4 Sidoarjo serta menjaga amanat Kepala SMAN 4 Sidoarjo.

"Kami juga mengajak siswa baru untuk menjadikan SMAN 4 Sidoarjo menjadi lebih baik dan menjadi hebat seperti slogan sekolah SMAN 4 Sidoarjo SMA Hebat," pintanya.

Sementara Pj Gubernur Jawa Timur (Jatim), Andy Karyono dalam sambutannya menegaskan mengajak semua guru dan siswa baru untuk menanamkan nilai - nilai positif dalam belajar dan mengajar. Salah satunya dengan mendukung anti perundungan (bullying) di Jawa Timur. Apalagi, kasus bulliying setiap tahun meningkat. Hal itu, tentu saja sangat merugikan proses belajar dan mengajar. Hal ini berdampak pada trauma yang panjang dan menghambat cita-cita dan masa depan korbannya.

"Bulliying ini menjadi perhatian serius kita sama. Mari menciptakan sekolah yang aman, nyaman dan kondusif. Ciptakan proses belajar dan mengajar yang kreatif dan inovatif. Karena tujuan utama pendidikan adalah pembentukan karakter dengan menanamkan nilai-nilai saling menghargai, menghormati dan berempati. Termasuk gunakan teknologi kekinian untuk hal-hal positif, kreatif dan inovatif," paparnya.

Sedangkan untuk proses belajar mengajarnya Andhy berpesan agar para guru menggunakan pendekatan partisipatif dalam membangun kebersamaan di setiap sekolah. Jika ada satu korban bullying maka semua harus ikut bertanggungjawab mencegah dan menyelesaikan sekaligus menyadarkannya. Hal itu juga bagian dari peningkatan kapasitas guru. Utamanya, simpul dari perundungan dan cara penanganannya yang tepat sesuai kaidah dan peraturan yang ada.

"Mari manfaatkan MPLS ini dengan baik. Semua tidak hanya harus cerdas secara akademis, tetapi juga punya karakter tangguh dalam menciptakan lingkungan pendidikan bebas dari perundungan. Jangan sampai ada korban perundungan, karena itu fenomena kuno. Sekarang harus jadi agen perubahan untuk menolong sesama dan menciptakan peluang sekaligus mendorong terwujudnya cita-cita dan masa depan para siswa," tandasnya. Ary/Waw