Puspendik Kemendikbud Gembleng Puluhan Guru Untuk Siap Hadapi Unas


Puspendik Kemendikbud Gembleng Puluhan Guru Untuk Siap Hadapi Unas PAPARAN - Kepala Puspendik Kemendikbud RI, Mochammad Abduh memberikan paparan kepada para guru Smamita dan sekitarnya untuk memahami sistem pendidikan yang layak agar siswa siap menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UMBK), Jumat (15/02/2019) sore.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Kehadiran Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud RI, Moch Abduh PhD ke SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) tidak disia-siakan para Kepala Sekolah (Kasek), Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) serta 5 guru mata pelajaran Ujian Nasional (UN). Kehadiran Moch Abduh dimanfaatkan para pendidik ini untuk menggelar sarasehan menghadapi UN.

Meksi acara ini cukup sederhana dan diberi tema Silaturrahim Puspendik Kemendikbud RI, akan tetapi waktu pertemuan ini digunakan mengupas persoalan UN yang bakal dihadapi para siswa dan siswi setingkat SMA/SMK, SMP hingga SD. Puluhan peserta Sarasehan Sukses UNAS 2019 dengan Kepala Puspendik Kemendikbud RI ini mencapai puluhan guru.

Mereka berasal dari SD Muhammadiyah 1 dan 2 Taman, MTs Muhammadiyah 1 Taman, SMP Muhammadiyah 2 Taman, SMA Muhammadiyah 1 Taman, SMK Muhammadiyah 1 Taman (SMEA) serta dari SMK Muhammadiyah 2 Taman (STM).

"Kegiatan ini sangat penting, untuk meningkatkan kualitas guru. Terutama 5 guru yang mengajar mata pelajaran untuk UN," terang Kepala Smamita, Zainal Arif Fakhrudi kepada republikjatim.com, Jumat (15/02/2019) sore.

Lebih jauh, pria yang akrab dipanggil Arif ini memaparkan usai mendapatkan pencerahan dari Kepala Puspendik Kemendikbud RI membuat para guru dan Kasek semakin terbuka terutama untuk materi soal yang berkaitan dengan mata pelajaran UN. Misalnya terkait soal-soal penalaran yang mewajibkan siswa menggunakan nalar dan memperbanyak literasi serta kemampuan membacanya. Apalagi hal itu dikaitkan pada persoalan-persoalan penjabaran yang bersifat aktual dan faktual.

"Soal UN yang seperti ini, mendorong siswa menggalakkan budaya membaca dan literasi serta tidak membuat siswa terkotak pada jawaban yang sudah ada. Hal ini juga mendorong siswa berpikir enjoy dan aktual," imbuhnya.

Tidak hanya itu, kata Arif kegiatan ini juga untuk mendongkrak nilai UN para siswa. Apalagi selama ini sekolah-sekolah dibawa naungan Muhammadiyah nilai UN masih dibawa para siswa dan siswi sekolah negeri.

"Harapannya bisa mendongkrak kemampuan guru dan siswa maupun siswi. Sekaligus menyiapkan guru dan peserta didiknya siap menghadapi UN Tahun 2019 yang tingggal beberapa bulan saja," tegasnya.

Sementara Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, Arbaiyah Yusuf menegaskan kegiatan ini bagian dari upaya peningkatan kualitas gutu. Hal ini agar guru mampu membuat soal-soal yang arahnya ke memikir dan bernalar. Baginya kegiatan ini termasuk perhatian pada kualitas pengajaran karena selama ini ekstrakurikuler dan pendidikan keislaman sudah cukup baik.

"Kegiatan ini bagian upaya peningkatan nilai UN dalam kontek nasional. Karena selama ini sekolah-sekolah Muhammadiyah termasuk Smamita belum masuk 100 sekolah terbaik berskala nasional. Memang upaya ini tidak semuda membalikkan tangan. Tapi kualitas guru harus terus ditingkatkan sesuai dengan sekolah lainnya," tandasnya. Waw