PKM Umsida Buka Pendampingan Konselor Sebaya untuk Siswa Setingkat SMP


PKM Umsida Buka Pendampingan Konselor Sebaya untuk Siswa Setingkat SMP KONSELING - Anggota Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Umsida Sidoarjo, Eni Fatiyatul Fahyuni memberikan pengarahan ke para pelajar MTs Muhammadiyah 1 Taman dan MTs Darussalam Taman, Sidoarjo terkait Pendampingan Konselor Sebaya, Rabu (19/09/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang bekerja sama dengan Ristek Dikti. PKM ini dimulai dengan membuka konseling yakni dalam program Pendampingan Konselor Sebaya.

Saat ini, program Pendampingan Konselor Sebaya ini dilaksanakan di MTs Darussalam Taman dan MTs Muhammadiyah 1 Taman, Sidoarjo. Bahkan program ini berjalan dengan ditunjuknya sebanyak 30 siswa dan siswi dari masing-masing lembaga sekolah setingkat SMP. Tujuannya agar siswa dan siswi yang memiliki masalah lebih terbuka bercerita kepada teman-temannya sendiri.

"Pelatihan konseling ini untuk siswa dan guru BK. Yang diikutkan adalah mereka yang paling siap, paling sesuai serta bakal diberi buku panduan Pendampingan Konselor Sebaya yang kami tulis sendiri," terang Ketua PKM Umsida, Moch Bahak Udin By Arifin kepada republikjatim.com, Rabu (19/09/2018).

Kendati hanya beranggotakan seorang dosen, Eni Fatiyatul Fahyuni yang tak lain pengampuh mata kuliah Pembelajaran Kurikulum Psikologi, kata dosen Fakultas Agama Islam (FAI) yang akrab dipanggil Bahak ini akan tetapi program ini berjalan massif. Buktinya dalam perkembangan konseling di MTs Darussalam Taman ada seorang siswi yang jarang masuk sekolah. Selain itu, kalau masuk sekolah jam istirahat kerap pulang. Awalnya guru BK tak mampu mengeksplorasi kenapa suka bolos dan pulang sekolah sebelum jam pelajaran selesai.

"Tapi, saat konseling ke temannya sendiri diketahui dia ada masalah broken home. Selain itu, masih membiayai adiknya yang sekolah. Karena itu suka bolos dan hanya mengikuti separoh jam pelajaran. Karena harus bekerja mengamen lantaran orangtuanya tak membiayainya sama sekali," imbuhnya.

Bagi Bahak konseling ke teman sebaya dengan cara ngobrol santai akan lebih terbuka dan mengena. Selain itu, dipastikan bakal bisa diberi solusi sesuai masalahnya masing-masing.

"Goalnya tetap pemberdayaan konselor sebaya. Sama teman sebaya lebih efektif dan mengena," tegasnya.

Sementara ditanya soal kenapa konseling sasarannya pelajar setingkat SMP atau MTs bukan SMA atau MA, Bahak mengaku karena efektivitasnya. Baginya kenakalan remaja dimulai dari saat masih duduk di SMP.

"Kalau sasarannya anak SMA. Malah bisa kebal atau susah diarahkan. Karena di SMP itu mulai kenal kenakalan remaja mulai kenal rokok, minuman atau lainnya," ungkapnya.

Sedangkan jika lewat panduan konseling tak berjalan, maka tetap akan diberi konseling Islami.

"Karena dasar semua kembali ke ajaran agamanya masing-masing," pungkasnya. Waw