Peluang Ekspor Cukup Tinggi, BHS Motivasi Petani Kembangkan Budidaya Daun Kelor di Sidoarjo


Peluang Ekspor Cukup Tinggi, BHS Motivasi Petani Kembangkan Budidaya Daun Kelor di Sidoarjo DAUN KELOR - Bacabup Bambang Haryo Soekartono (BHS) berdialog dan memotivasi para petani budidaya pohon kelor di Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo agar mampu mengembangkan penanaman pohon penuh gizi itu, Rabu (15/07/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) memotivasi dan mendorong para petani budidaya tanaman kelor. Hal ini lantaran tanaman kelor berpeluang dan prospektif untuk diekspor ke sejumlah negara di luar negeri.

Seperti halnya yang dilaksanakan petani kelor asal Blora, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Petani di kedua desa itu sukses karena ekspor daun kelor kering.

"Saya sempat kaget begitu mendapat informasi ada warga Sidoarjo yang menanam kelor. Karena itu saya datang kesini menemui para petani dan bertukar pikiran soal budidaya tanaman kelor itu. Saya melihat budidaya daun kelor ini perlu perhatian dari pemerintah. Kalau saya diamanahi sebagai Bupati Sidoarjo, budidaya tanaman kelor bakal menjadi prioritas utama," ujar Bambang Haryo Soekartono kepada republikjatim.com, Rabu (15/07/2020) saat dialog dengan beberapa petani pembudidaya tanaman kelor, di Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Rabu (15/07/2020).

Bagi BHS, peluang eksor daun kelor rata-rata perminggu bisa mencapai 40 ton. Menurutnya itu menunjukkan peluang cukup tinggi. Apalagi berdasarkan datanya, jumlah ekspor itu baru terpenuhi 20 persen dari permintaan ekspor daun kelor ke sejumlah negara. Diantaranya ke Amerika, Eropa, Jepang dan Korea.

"Ada sisa permintaan ekspor yang belum bisa dipenuhi mencapai 80 persen. Kalau saya diamanahi sebagai bupati, (kelor) akan dikembangkan dan manfaatkan untuk kesehatan warga Sidoarjo sekaligus untuk mengisi peluang ekspor itu," imbuhnya.

Alumnus Perkapalan ITS Surabaya ini mengungkapkan jika daun kelor mengandung gizi cukup tinggi. Karena itu, daun kelor sangat dibutuhkan oleh banyak negara yang menunggu pasokan daun kelor asal Indonesia itu. Menurut BHS daun kelor mengandung gizi yang luar biasa. Diantaranya proteinnya sangat besar, kalsiumnya berlipat daripada pisang. Kalsium ini untuk mencegah agar kita tidak kena masalah jantung.

"Selain itu, daun kelor juga mengandung vitamin C yang jumlahnya 10 kali lipat dari jeruk, kandungan vitamin A-nya sekitar 17 kali lipat dari wortel. Dengan kandungan gizi yang luar biasa, kalau dikonsumai warga bisa mengurangi angka stunting di Sidoarjo. Jadi saya berharap pembudidayaan tanaman kelor ini bisa dikonsumsi warga sekaligus untuk komoditas ekspor para petani kelor," tegasnya.

Mantan anggota DPR RI periode 2014 - 2019 ini menilai karena ada sejumlah petani kelor yang telah menanam tanaman kelor dalam jumlah banyak dan hidup semua, hal ini membuktikan tanaman kelor bisa hidup di lahan pertanian di Sidoarjo.

"Program budidaya tanaman kelor di Sidoarjo menjadi satu peluang untuk bisa mensejahterakan masyarakat Sidoarjo," ungkapnya.

Sementara salah seorang petani yang sudah membudidayakan tanaman kelor, Ali Mas'at menegaskan saat ini kelor yang ditanamnya, masih sebatas dimanfaatkan untuk konsumsi (sayuran) warga di Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon secara gratis. Bahkan jika ada warga yang mengambil daun kelor bakal diberikan secara cuma-cuma kepada warga yang membutuhkannya.

"Memang awalnya, 500 batang kelor di lahan seluas 1 hektar ini, untuk pembatas lahan. Lahan seluas 1 hektar ini samping-sampingnya ditanami cabe, pepaya dan sejumlah tanaman lainnya," jelasnya.

Selain itu, kata Ali yang juga Kepala Madrasah Aliyah (MA) Khalid Bin Walid Porong inibmengaku mendapatkan motivasi sangat cerdas dan baik untuk kembali mengembangkan budidaya tanaman kelor. Hal ini setelah bertemu dan berdialog langsung dengan BHS.

"Kami sudah memperoleh informasi soal kelor yang cukup prospektif untuk bisa dikembangkan dan diekspor. Insyaallah saya akan kembangkan lagi dan bersemangat memperbanyak tanaman daun kelor di wilayah Kecamatan Krembung, Tanggulangin dan beberapa wilayah kecamatan lainnya," tandas petani kelor yang baru lulus program Doktor Pascasarjana UIN Sunan Ampel, Surabaya ini. Hel/Waw