Paving Trotoar Alun-Alun Ponorogo Dibiarkan Amburadul


Paving Trotoar Alun-Alun Ponorogo Dibiarkan Amburadul HILANG - Sejumlah titik paving di trotoar Alun-Alun Ponorogo banyak yang rusak dan hilang dibiarkan meski menjadi wajah Kota Reog, Senin (28/10/2019).

Ponorogo (republikjatim.com) - Bangunan paving trotoar luar Alun-Alun Ponorogi dibiarkan rusak dan amburadul. Hal ini dibuktikan rusaknya trotoar yang mengelilingi alun-alun Ponorogo tepatnya yang ada di sebelah timur, barat dan selatan Alun-Alun Ponorogo itu.

Padahal, Ponorogo mendapat Piala Adipura nyaris berturut-turut dan menyandang gelar sebagai Kota Kecil yang Bersih dan Indah. Namun, kondisi trotoar yang memutari Alun-Alun Ponorogo berantakan dan amburadul. Paving banyak yang lepas, terkesan tidak terurus dan terabaikan penataan.

Kerusakan trotoar ini disebabkan karena dimakan usia dan disebabkan tercerabut akar pohon peneduh di pinggir Alun-Alun Ponorogo. Bahkan banyak yang lepas dan sebagian ada hilang dari tempat penataannya.

"Kerusakan paving trotoar luar alun-alun keberadaannya sangat ironis dengan manfaatnya. Karena banyak kegiatan besar yang menggunakan alun-alun. Bahkan tidak sedikit warga luar daerah yang singgah di Alun-Alun Ponorogo," kata Diah yang mengaku warga asal Slahung ini kepada republikjatim.com, Senin (28/10/2019).

Lebih jauh, Diah menilai jika Alun-Alun Ponorogo itu merupakan maskot dan wajah dari Kota Ponorogo. Letaknya berada di depan gedung wakil rakyat (DPRD) dan di depan gedung Pemkab Ponorogo.

"Tapi malah bangunan paving trotoar keliling itu tak terurus," imbuhnya.

Praktisi Hukum dan Pengamat Sosial asal Ponorogo, Hafidz Syarif Rusli menilai trotoar luar Alun-Alun Ponorogo tak terurus dan terkesan kumuh. Baginya Alun-Alun Ponorogo dipandang jelek, sepi, dan tidak asri bagi pengunjung. Karena pengunjung merujuk ke sejumlah alun-alun di daerah lain. Misalnya Alun-Alun Malang, Bandung, Madiun, Magetan, Pacitan dan lainnya.

"Alun-alun lain yang sebetulnya lebih tepat disebut sebagai taman kota. Sementara Alun-Alun Ponorogo yang memiliki berbagai makna simbolis, tapi terlihat kurang terawat, terabaikan dan terkesan kumuh," tegasnya.

Bagi Hafisz kondisi itu, dikarenakan pemerintah kurang memperhatikan keinginan warga dan keberkahan Alun-Alun Ponorogo. Hal itu terlihat jelas beberapa tahun ini tidak ada perhatian untuk Alun-Alun sebagai pusat berkumpulnya warga Ponorogo. Termasuk saat acara Festival Reog berskala internasional.

"Harusnya ada anggaran perbaikan alun-alun sekaligus menata PKL, warung maulun tamannya," pintahnya.

Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pemkab Ponorogo, Jamus Kunto ketika dikonfirmasi mengaku perbaikan Alun-Alun Ponorogo masih sebatas usulan. Menurutnya perbaikan trotoar luar Alun-Alun Ponorogo bakal diusulkan Tahun 2020 mendatang.

"Usulannya akan diganti yang lebih bagus. Rencana anggaran untuk perbaikannya diperkirakan sekitar Rp 2 sampai Rp 2,5 miliar," pungkasnya. Mal/Waw