Pastikan Jumlah Pemilih, KPU Coklit ke Rumah Tomas


Pastikan Jumlah Pemilih, KPU Coklit ke Rumah Tomas COKLIT - Sejumlah petugas KPU Sidoarjo melaksanakan Pencocokan dan Penelitihan (Coklit) data Pilgub Jatim di rumah Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin di Desa Janti, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (20/01/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sidoarjo mulai melaksanakan tahanan Pencocokan dan Penelitihan (Coklit) daftar pemilih dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur, Sabtu (20/01/2018). Coklit ini tahapan penting untuk validasi daftar pemilih. Mulai pemilih baru, meninggal dunia, beralih dari warga sipil menjadi anggota TNI/Polri serta berpindah tempat tinggal.

Coklit ini bakal berdampak pada perubahan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Sidoarjo yang digunakan dalam Pilkada akhir 2015 lalu. Coklit ini dimulai dari rumah sejumlah Tokoh Masyarakat (Tomas) diantaranya Ketua DPRD Sidoarjo, Sullamul Hadi Nurmawan di Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono dan rumah Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin di Desa Janti, Kecamatan Waru.

"Tahapan Coklit ini sangat penting. Karena untuk mendapatkan data mutakhir dan valid. Konsekuensinya memang DPT (Pilkada) kemarin bisa berubah," terang Komisioner KPU Sidoarjo, Devisi Hukum, Nanang Haromain kepada republikjatim.com, Sabtu (20/01/2018).

Lebih jauh, Nanang menguraikan Coklit itu digelar mulai 20 Januari sampai 18 Pebruari 2018. Coklit dilaksanakan ke seluruh desa dengan melibatkan 2.883 petugas sesuai jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Coklit data pemilih ini memang pendataan dan pemutakhiran data. Kalau sudah ada tinggal dimasukkan ke DPT. Kalau belum dimasukkan pemilih baru. Saat ini jumlah pemilih masih dicocokkan untuk pemutakhiran data sebelum jadi DPT," tegasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin yang termasuk kedatangan tim Coklit KPU di rumahnya Desa Janti, Kecamatan Waru bersama rombongannya diantaranya anggota PPK Kecamatan Waru, PPS Desa Janti dan PPDP menilai tahapan Coklit sangat penting. Selain itu, baginya langka itu termasuk langka yang sistematis untuk keakuratan data pemilih.

"Dengan coklit menyebar massif ke seluruh kepala keluarga akan diketahui data terverifikasi. Di KK itu siapa saja yang memiliki hak pilih, siapa yang meninggal dan lain sebagainya akan diketahui. Seperti di rumah saya ini, ada anak saya yang umurnya lebih 17 tahun tapi belum terdaftar sekarang didaftar sebagai pemilih baru," ungkapnya.

Selain itu, untuk data pemilih yang meninggal dan belum dilaporkan juga bakal terdeteksi karena harus dilaporkab bukan menjadi pemilih lagi. Bagi Cak Nur, Coklit adalah langka yang bagus sebagai parameter untuk memastikan pelaksanaan Pilgub, Pileg, Pilpres maupun pilkada-pilkada lainnya.

"Memang DPT bisa berubah karena Coklit ini secara faktual terjun ke masyarakat langsung dengan Kepala Keluarga mengecek kartu KK dan KTP untuk mendapatkan data yang benar-benar valid," pungkasnya. Waw