Paska Banjir, Serangan Penyakit Gatal-Gatal Mendominasi


Paska Banjir, Serangan Penyakit Gatal-Gatal Mendominasi GATAL-GATAL - Tim medis Sri Idayati (kiri) dan Nur Afifah (kanan) menunjukkan data pasien paska banjir di tiga wilayah Kecamatan Porong yang terserang penyakit gatal-gatal, Senin (04/12/2017).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Pasca banjir menerjang 6 desa, di Kecamatan Porong, warga terserang sejumlah penyakit. Diantaranya diare, gatal-gatal, batuk dan flue. Angka tertinggi warga terserang sakit kulit yakni gatal-gatal mencapai 75 persen dibandingkan serangan penyakit lainnya.

Untuk itu, warga terdampak banjir mendatangi posko kesehatan yang berada di masing-masing kantor desanya masing-masing untuk mendapatkan pengobatan gratis itu.

Kepala Puskesmas Kedungsolo, Kecamatan Porong, dr Irhamni melalui tim medis, Sri Idayati mengatakan angka tertinggi penyakit yang diderita warga paska banjir, di tiga desa yang ditangani pihaknya adalah penyakit gatal-gatal. Para pasien itu rata-rata diberi penanganan pertama ke penderita, yakni diberikan obat berupa saleb kulit.

"Standar pelayanan, kami sesuaikan. Keluhan warga termasuk pengobatan diberikan secara cuma -cuma (gratis)," ucapnya, Senin (04/12/2017).

Menurut bidan ini berdasarkan catatannya yang masuk di buku daftar pasien ada beberapa warga terserang sejumlah jenia penyakit. Menurutnya, dari tiga desa yang dilayani sekitar 10 persen terserang penyakit diare, 75 persen terserang penyakit gatal-gatal dan sisanya terserang penyakit batuk dan flue (pilek).

"Sisanya warga mengeluhkan linu-linu di persendiannya," tegasnya.

Sementara Kepala Desa (Kades) Candipari, Kecamatan Porong, M Ghozali menegaskan kendala utama paska banjir menangani warga yang terserang berbagai penyakit itu. Oleh karenanya, pihaknya mengarahkan warga berobat ke posko kesehatan di Kantor Balai Desa.

"Memang sebagian warga mengalami gatal-gatal dan diare. Selain itu banjir juga menyebabkan bau sampah, bau busuk bangkai dan lain-lainnya mencemari udara," ungkapnya.

Keluhan warga lainnya, aliran air sangat keruh, termasuk pada sumur warga. Oleh karena itu, pihaknya berharap paska banjir digelar fogging (penyemprotan) serta pembagian obat untuk menghilangkan bau tak sedap di sumur.

"Kami juga meminta ada normalisasi saluran sungai agar banjir tidak terulang kembali," pungkasnya. Waw