Pasien IGD Overload, Wabup Sidak RSUD Sidoarjo


Pasien IGD Overload, Wabup Sidak RSUD Sidoarjo SIDAK - Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin sidak ruang IGD RSUD Sidoarjo karena sebelumnya mendapat laporan jumlah pasien di bagian IGD overload, Senin (11/03/2019).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syafuddin terpaksa menggelar sidak ke Rumah Sakit Umum (RSUD) Sidoarjo, Senin (11/03/2019). Pejabat yang akrab dipanggil Cak Nur ini sidak lantaran sebelumnya mendapat laporan jumlah pasien yang ada di IGD sudah overload.

Berdasarkan datanya, terhitung mulai Januari 2019 dalam sehari jumlah pasien yang ditangani kurang lebih 200 pasien. Mereka biasanya belum mendapatkan kamar. Sekitar 58 pasien mendapatkan kamar di ruang yang seharusnya digunakan untuk ruang High Care Unit (HCU). Akibatnya, HCU terpaksa digunakan untuk ruang rawat Inap.

Sedangkan ruang IGD lantai 1 sendiri, masih tersisa pasien yang masih menunggu ruang rawat inap. Bahkan ada pasien dalam 1 tempat tidur terpaksa digunakan 2 pasien anak-anak.

Overload pasien ini, selain karena cuaca ekstrem dan tidak menentu juga disebabkan karena lebih meningkatnya kesadaran serta kepedulian masyarakat akan kesehatan. Khususnya yang menggunakan PBJS. Jika terasa sakit, masyarakat bakal berobat ke rumah sakit.

"Kami minta pihak rumah sakit jangan sampai menolak pasien. Pasien yang datang harus tetap diterima dan harus tetap diberi perawatan walau belum mendapatkan kamar untuk menginap," kata Cak Nur disela-sela sidak itu.

Selain itu, Wakil Bupati Sidoarjo menjelaskan sudah waktunya Sidoarjo untuk membuka RSUD baru, khususnya di wilayah barat yang sudah masuk dalam RPJMD. RSUD baru itu harus segera diwujudkan. Alasannya, karena masyarakat ingin rumah sakit barat segera berdiri dan manfaatnya bisa dirasakan masyarakat.

"Harapannya kedepan untuk puskesmas yang sudah bagus ditingkatkan lagi. Kalau perlu dijadikan rumah sakit berpredikat D. Seperti Puskesmas Taman, Waru dan Sukodono. Itu bisa diperluas dan fasilitasnya juga ditambah serta tenaga medisnya. Sehingga puskesmas itu bisa menerima pasien rawat inap," pintahnya.

Di dalam IGD terbagi dalam beberapa zona. Zona hijau, kuning dan merah. Zona merah merupakan untuk pasien dalam keadaan gawat darurat dan sudah disiapkan menuju kamar.

"Tapi kondisinya sudah penuh semua," tegasnya.

Sementara Direktur RSUD Sidoarjo, dr Atok Irawan Sp P menegaskan RSUD sudah berupaya melayani pasien dengan baik. Yakni dengan tersedianya tempat tidur sebanyak 710 bed untuk pasien rawat inap. Namun semua sudah terisi. Harapan nantinya pasien yang ditampung sementara di IGD dapat dipindahkan (menempati) ruangan yang pasiennya sudah sembuh (pulang).

"Di rumah sakit swasta kalau keadaan kamar rawat inap sudah penuh, pihak rumah sakit bisa menyarankan untuk rawat jalan. Tetapi di RSUD tetap harus menampung pasien membutuhkan rawat inap. Karena permintaan pasien yang ingin dirawat inap di RSUD Sidoarjo tinggi. Jadi rumah sakit tidak mungkin menolak. Upaya dari RSUD tetap menerima pasien meski kondisinya sudah overload. Makanya kami menambah SDM tenaga medis sampai perawat dan dokter. Mereka harus terus siaga. Termasuk untuk logistik obat-obatan juga ditambah," katanya.

Sedangkan kapasitan IGD sendiri, kata Atok seharusnya diisi 50 orang pasien. Namun saat ini harus menampung kurang lebih 133 pasien.

"Ini sudah tidak mungkin untuk ditambah lagi jumlah tempat tidurnya. Karena akan menggangu mobilisasi tenaga medis yang memberikan perawatan dan tindakan medis," tandasnya. Waw